Kerusuhan Wamena

Kerusuhan Wamena Papua, 10 Orang Tewas dan 18 Luka, Kapolda Papua: Ada Provokator

Kerusuhan Wamena, Kamis 23 Februari 2023, mengakibatkan 10 orang tewas dan 18 luka-luka. Kerusuhan dipicu oleh isu penculikan anak.

Editor: Agustinus Sape
Kompas.id
Aparat Brimob melakukan pengamanan untuk mencegah aksi massa yang terpengaruh isu hoaks tentang penculikan anak di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023). 

POS-KUPANG.COM - Kerusuhan Wamena, Kamis 23 Februari 2023, mengakibatkan 10 orang tewas dan 18 luka-luka. Kerusuhan dipicu oleh isu penculikan anak.

Pada Kamis 23 Februari 2023, jumlah korban tewas sebanyak 9 orang. Namun pada Jumat 24 Februari 2023, satu korban lagi meninggal sehingga jumlah korban tewas menjadi 10 orang.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan, selain 10 korban tewas, ada 18 orang mengalami luka serius.

Para koban hingga kini berada di RSUD Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.

"Korban itu 10 orang (tewas), delapan dari masyarakat asli Papua dan dua dari pendatang. Ada juga korban luka-luka dari aparat 18 orang," kata Fakhiri di Mimika, Jumat.

Menurutnya, aksi pembakaran dan penyerangan kepada aparat keamanan membuat para personel di lapangan melepaskan tembakan ke arah massa.

Hal itu menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka.

"Ada 16 kena batu dan dua orang kena panah, salah satunya perwira polisi," kata Fakhiri.

Fakhiri belum bisa memastikan penyebab kematian korban tewas.

Baca juga: Pilot Susi Air yang Disandera KKB Papua Diduga Telah Meninggalkan Wilayah Nduga

Aparat keamanan masih melakukan penyelidikan.

Selain itu, aparat keamanan belum bisa masuk ke RSUD Wamena karena keluarga korban masih berkumpul di area tersebut.

Selain itu, terdapat juga kerugian materiil akibat kericuhan itu.

Sebab, massa juga melakukan aksi perusakan dan pembakaran.

"Kerugian materiil ada dua ruko dan 13 rumah yang dibakar, ditambah dengan kendaraan-kendaraan milik TNI-Polri yang rusak akibat terkena lemparan batu," kata Fakhiri.

Kronologi 

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo menerangkan, kerusuhan yang melibatkan warga dengan aparat keamanan dipicu dari adanya isu penculikan anak di sekitar Kampung Sapalek pada Kamis siang sekitar pukul 12.30 WIT.

Ia mengatakan, saat itu ada sekelompok warga yang menghentikan seorang pengendara mobil dari Kampung Yomaima yang melintasi daerah tersebut.

Warga mencurigai pengendara mobil itu sebagai bagian dari komplotan penculikan anak yang isunya tersebar di tengah masyarakat.

Kapolres Jayawijaya AKBP Hesman Napitupulu bersama jajarannya lantas mendatangi lokasi tersebut untuk menghentikan aksi main hakim warga atas sopir mobil tersebut.

Akan tetapi, warga yang jumlahnya terus bertambah banyak tidak menerima imbauan personel kepolisian itu dan justru menyerang petugas menggunakan batu serta panah.

Aparat yang diserang warga pun mendapatkan bantuan personel Brimob dan Kodim 1702/Jayawijaya. Mereka melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan aksi massa.

Tak hanya menyerang aparat keamanan, massa juga membakar sejumlah kios milik warga di sekitar lokasi kejadian.

”Pascakejadian diketahui terdapat sembilan warga tewas dan enam warga luka-luka. Saat ini seluruh korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Wamena,” kata Ignatius, Kamis 23 Februari 2023 dilansir dari Kompas.id.

Ia juga menyatakan, Polda Papua bersama Polres Jayawijaya akan mengusut pihak-pihak penyebar isu penculikan anak dan provokasi yang memicu bentrok antara aparat keamanan dengan warga tersebut.

Baca juga: Benny Wenda Desak KKB Papua Bebaskan Pilot Susi Air yang Diculik

Polda Papua juga akan menggali penyebab jatuhnya korban dalam peristiwa ini.

”Situasi di Wamena saat ini masih rawan, tapi tetap terkendali. Seluruh aparat TNI dan Polri masih bersiaga serta berpatroli di seluruh wilayah Wamena,” ungkap Ignatius.

Di sisi lain, Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi mengimbau warga supaya tidak memicu kericuhan meluas di wilayah Jayawijaya.

Ia pun meminta warga agar tak mudah terpengaruh dengan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

”Pemda Jayawijaya bersinergi dengan TNI-Polri dan seluruh elemen masyarakat akan bergandengan tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Marilah semua masyarakat Jayawijaya menjaga wilayah ini tetap kondusif,” jelas Marthin.

Aktivis: Ada Dugaan Pelanggaran HAM oleh Aparat

Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua akan membentuk tim untuk melakukan investigasi atas kasus kerusuhan ini.

Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem menduga adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam penanganan kericuhan oleh aparat keamanan di Wamena.

Meski begitu, Theo menegaskan Komnas HAM adalah lembaga berwenang menyatakan adanya pelanggaran tersebut.

"Bisa ada dugaan pelanggaran HAM, karena yang korban ini semua mengalami korban tembak," ungkap Theo Hesegem kepada Tribun-Papua.com, di Wamena, Jumat 24 Februari 2023.

Theo menyebut, negara lewat perangkat aparat keamanan melakukan penembakan terhadap warga sipil dalam upaya meredam kericuhan di Sinakma.

Sementara, kasus penikaman dan panah oleh massa yang menewaskan 9 orang dalam peristiwa itu dikategorikan sebagai kriminal.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com/kompas.com/kompas.tv

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved