Kerusuhan Wamena
Pasca Kerusuhan Wamena, Situasi Berangsur Kondusif, Tapi Pelayanan Publik Belum Normal
kembangan terbaru, korban tewas dalam kerusuhan Wamena ternyata bukan hanya 10 orang, melainkan 12 orang.
POS-KUPANG, JAYAPURA - Situasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, berangsur pulih meskipun pelayanan publik dan perekonomian belum normal.
Menurut perkembangan terbaru, korban tewas dalam kerusuhan Wamena ternyata bukan hanya 10 orang, melainkan 12 orang.
Pihak keluarga menuntut adanya visum jenazah korban untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut.
Mengenai jumlah korban 12 orang dibenarkan Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo saat dihubungi Kompas dari Jayapura, Papua, Sabtu 25 Februari 2023.
Adapun tambahan korban baru diketahui karena dua jenazah itu tidak dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Wamena, tetapi di rumah.
Ignatius menyatakan, situasi keamanan di Wamena mulai berangsur kondusif dan terkendali pada Sabtu ini.
Akan tetapi, suasana di sejumlah tempat terlihat sepi karena masyarakat masih enggan untuk beraktivitas.
Baca juga: Kerusuhan Wamena Papua, 10 Orang Tewas dan 18 Luka, Kapolda Papua: Ada Provokator
Ia pun menuturkan, 2 dari 12 korban tewas telah diterbangkan ke Jayapura pada Jumat 24 Februari 2023, yakni Albert Sitorus dan Ramot Siagian.
Menurut rencana, keduanya akan diterbangkan ke kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara. Kedua korban tewas akibat dibacok dengan senjata tajam dan terkena busur panah.
Sementara 10 korban tewas diduga merupakan bagian dari massa yang terlibat bentrokan dengan aparat keamanan. Pihak keamanan mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghentikan aksi anarkis massa.

Kepala Bidang Propam Polda Papua Kombes (Pol) Gustav Urbinas bersama jajarannya telah berada di Wamena. Mereka melakukan evaluasi secara menyeluruh upaya penanganan dalam menghadapi massa sebelum terjadi kerusuhan.
Diketahui kerusuhan di Wamena terjadi di daerah Sinakma pada pukul 12.30 WIT. Kerusuhan dipicu adanya hoaks penculikan anak. Isu tersebut memengaruhi sekelompok orang menahan seorang pengendara mobil yang dicurigai sebagai penculik anak.
Adapun Kepala Kepolisian Resor Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Hesman Napitupulu bersama jajarannya mendatangi lokasi tersebut untuk menghentikan aksi main hakim warga atas sopir mobil tersebut.
Baca juga: KKB Papua - Egianus Kogoya Minta Uang dan Senjata Bila TNI Polri Minta Pilot Susi Air Dibebaskan
Akan tetapi, warga yang jumlahnya terus bertambah banyak tidak menerima imbauan tersebut dan menyerang pihak kepolisian dengan batu serta panah.
Upaya pihak keamanan untuk menyelamatkan sopir tersebut memicu amarah massa. Mereka pun terlibat pertikaian dengan aparat keamanan dan membakar 13 rumah serta dua kios. Pascakerusuhan diketahui 12 warga tewas dan 23 warga serta 18 aparat keamanan mengalami luka-luka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.