Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 17 Februari 2023, Jangan Sombong
Renungan Harian Katolik berikut diambil dari Dei Verbum Inspirasi Hidup yang ditulis RP. Petrus Cristologus Dhogo SVD dengan judul Jangan Sombong.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut diambil dari Dei Verbum Inspirasi Hidup yang ditulis RP. Petrus Cristologus Dhogo SVD dengan judul Jangan Sombong.
RP. Petrus Cristologus Dhogo menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Kejadian 11:1-9, dan bacaan Injil Markus 8:34-9-1.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 17 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
"Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." Demikianlah mereka diserakkan Tuhan dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu (Kej. 11:7-8).
Kisah Menara Babel menceritakan tentang kesombongan manusia. Mereka mau mengekalkan nama mereka dan bukan nama Tuhan.Hasilnya, mereka sendiri kacau.
Kekacauan bahasa merupakan simbol dari tidak pernah bersatunya hati manusia dalam membangun kebersamaan. Keterpecahan akan selalu ada jika orang itu sombong.
Baca juga: Renungan Harian Katolik 17 Februari 2023, Baiklah Kita Turun dan Mengacau-balaukan Bahasa Mereka
Tidak mudah untuk menjadi satu hati dalam kebersamaan karena masing-masing orang memiliki hati dan keinginannya sendiri-sendiri. Namun, ketika orang fokus pada Tuhan dan kehendak-Nya, maka di sana akan ada persatuan. Semua dipersatukan dalam Tuhan.
Dalam Injil, Yesus menyatakan bahwa tidak ada gunanya orang memiliki seluruh dunia sedangkan ia kehilangan nyawanya. Kita hidup untuk memperoleh hidup yang kekal. Karena itu, kita perlu mempersiapkan jiwa kita lebih baik daripada hanya memperhatikan harta benda. Mari kita berbenah.
Teks Lengkap Bacaan Jumat 17 Februari 2023

Bacaan Pertama: Kejadian 11:1-9
"Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan bahasa mereka."
Bacaan dari Kitab Kejadian:
Pada zaman dahulu di seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
Mereka berkata seorang kepada yang lain, "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.