Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 7 Februari 2023, Sungguh Pandai Kamu Mengesampingkan Perintah Allah

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Kons Beo SVD dengan judul Sungguh Pandai Kamu Mengesampingkan Perintah Allah

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/Komisi Komsos K Padang
Ilustrasi orang Farisi mempersoalkan Yesus dan murid-murid-Nya yang tidak mencuci tangan sebelum makan menurut adat-istiadat Yahudi. Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri." 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Kons Beo SVD dengan judul Sungguh Pandai Kamu Mengesampingkan Perintah Allah ( Relinquentes Enim Mandatum Dei).

RP. Kons Beo menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Kejadian 1:20 - 2:4a, dan bacaan Injil Markus 7:1-13; Peringatan St Beata Eugenia de Smet, St Giles Maria, St Richard the King.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Selasa 7 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

ANTARA MERAWAT HUKUM ALLAH DAN AMANKAN KEPENTINGAN SENDIRI: POSISI KITA?

Di dunia sini ada kelompok orang 'apa adanya.' Hidup dalam kesederhanaan. Tak banyak berpunya ini dan itu. Namun, dalam segala keterbatasan, mereka tetap berhati dermawan. Mudah berbagi dan melepaskan. Demi sesama. Demi apa pun di luar diri sendiri.

Di dunia sana hiduplah kaum yang punya perhitungan tajam. Semua mesti berangkat dari demi kepentingan sendiri. Mesti terjaga penuh pasti. Segala yang dilakukan mesti berbuah sebagai garansi nyaman demi diri sendiri.

Kita sering diperhadapkan dengan tantangan konkrit. 'Yang kulakukan, kuusahakan, kuperbuat, kukerjakan, semuanya itu apakah datangkan keuntungan dan kenyamaan bagiku?'

Orientasi kepentingan adalah tantangan bagi kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat. Hidup atas 'nama Allah' yang perintahNya diabaikan. Sebab, yang diburu adalah kepentingan sendiri. Yang dirawat sejadinya adalah apapun yang mendatangkan kepentingan sendiri.

Yesus mengkritik secara tajam sikap hidup yang tak tulus hati. Yang 'telantarkan perintah Allah hanya demi mendadani kepentingan sendiri.'

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 7 Februari 2023, Sikap Batin Menentukan Kualitas Hidup

Dalam cara yang sama, kita muliakan kodrat Tuhan mahasegala. Namun kita kerdilkannya dalam cara dan sikap kita. Kita memuji Allah yang maha kasih, pengampun dan penyanyang. Sementara itu kita tetap saja terpola dalam merawat dendam dan kebencian.

Kita muliakan Allah yang hidup. Namun kita tetap gencar untuk berkiblat pada propaganda, sloganisme serta habitus kematian, kekerasan, serta sikap hidup yang menekan sukacita dan rusakan harapan hidup sesama.

Allah mesti tetap dimuliakan di dalam keagungan dan kebesaranNya. Walau dalam segala keterbatasan, kekurangan, serta ketidakberdayaan kita sekalipun.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati. Amin

Teks Lengkap Bacaan Selasa 7 Februari 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Selasa 7 Februari 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Selasa 7 Februari 2023. (Tokopedia)


Bacaan Pertama Kejadian 1:20-2:4a

"Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita."

Ketika menciptakan alam semesta, Allah bersabda, “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.”

Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

Lalu Allah memberkati semuanya itu, sabda-Nya, “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.” Jadilah petang dan pagi: hari kelima.

Bersabdalah Allah, “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata serta segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar, segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

Bersabdalah Allah, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara; atas ternak dan atas seluruh bumi, serta atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya; menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Allah memberkati mereka, lalu Allah bersabda kepada mereka, “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Bersabdalah Allah, “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji.

Itulah akan menjadi makananmu. Sedang kepada segala binatang di bumi dan burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keenam.

Demikianlah diselesaikan langit dan bumi beserta segala isinya. Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu. Maka berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.

Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 8:4-5,6-7,8-9

Refr. Betapa megah nama-Mu Tuhan, di seluruh bumi.

1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya

2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas perbuatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.

3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bait Pengantar Injil: Alleluya

Refr. Alleluya.

Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku

Bacaan Injil: Markus 7:1-13

"Kamu mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."

Inilah Injil suci menurut Markus:

Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.

Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat-istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dulu membersihkan dirinya.

Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat-istiadat nenek moyang kita?

Mengapa mereka makan dengan tangan najis?” Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik!

Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia.”

Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’.

Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah,’ maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya.

Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved