Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 5 Februari 2023, Terang
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Terang.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Terang.
RP. Steph Tupeng Witin menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan Injil Matius 5:13-16, Minggu Biasa V.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 5 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi” (Mat 5:14).
Yesus menggunakan sebuah ungkapan yang cukup familiar bagi orang-orang Yahudi yang selalu bicara tentang Yerusalem sebagai ‘terang bagi orang-orang kafir.’
Seorang Rabi yang terkenal seringkali dijuluki ‘pelita Israel’. Orang Yahudi yakin bahwa terang yang bersinar dari Israel berasal dari Allah.
Dialah yang menyalakan pelita Israel.
Terang pertama-tama dan terutama dimaksudkan untuk dapat dilihat. Dalam konteks kekristenan, tidak ada kemuridan yang rahasia. Kekristenan seseorang mesti kelihatan oleh semua orang. Kekristenan tidak boleh hanya kelihatan di dalam Gereja. Tidak akan banyak gunanya.
Kekristenan bahkan harus lebih kelihatan pada tindakan dalam tata dunia. Hal itu nyata pada waktu kita berbicara dengan pegawai rendahan kita, pada waktu kita memesan makanan di restoran, pada waktu kita berbelanja, dalam hal bahasa yang kita gunakan sehari-hari, buku-buku yang kita baca dan sebagainya.
Dunia saat ini memerlukan orang yang berani menjadi pusat kebaikan. Ada banyak orang di dunia tidak memiliki kekuatan moral dan keberanian untuk memegang prinsip tertentu kalau tidak ada pemimpin.
Kita mesti jadi terang untuk membimbing orang-orang lemah dan penakut ini. Orang-orang lemah dan penakut biasanya senang bersembunyi di balik tangan orang lain.
Dia tidak mau tampil terbuka. Tapi di media sosial orang-orng ini tampil bak pahlawan kesiangan, profesor dadakan dan narasumber abal-abal. Kebodohannya melewati batas kecerdasan manusia level normal.
“Orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah” (Mat 5:15).
Penginjil Matius mau mengatakan bahwa “terang tidak dapat menjadi bukan terang” tetapi kekuatannya untuk menerangi dapat diambil dengan menaruh pelita itu di bawah gantang.
Artinya, rumah itu tidak dapat diterangi. Gelap gulita. Kalau gantang itu dibalik dan dijadikan sebagai kaki dian, terang itu bercahaya lagi dalam rumah sederhana orang-orang Palestina yang kala itu cuma mempunyai satu ruangan.
Terang seperti ini tidak bisa untuk tidak kelihatan, seperti juga sebuah kota yang terletak di atas bukit (Mat 5:14b) tidak bisa untuk tidak kelihatan.
Orang-orang Eseni di Qumran menamakan diri “anak-anak terang”, tetapi mereka hidup suci-suci sendiri dalam gua-gua; tidak bedanya dengan pelita yang ditutup gantang.
Kesucian yang dibangun dan mendekam di ruang hampa dikelilingi tembok tebal tak ada gunanya.
Sebaliknya, murid Kristus harus membawa terang ke tengah dunia. Mereka harus menggenapi nubuat Hamba Yahwe: membawa terang kepada bangsa-bangsa (Yes 42:6; 49:6).
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” (Mat 5:16).
Terang pertama-tama mengacu pada “melakukan perbuatan baik” (Mat 5:16). Orang yang tidak melakukan perbuatan baik itu seperti pelita yang tersembunyi di bawah gantang.
Mereka yang melakukan perbuatan baik hanya akan menjadi terang apabila mereka melakukannya dengan tulus untuk memuliakan Allah dan membahagiakan sesama manusia.
Hal ini bertentangan dengan mereka yang bersaksi sebagai terang dunia, tetapi hanya mau bersih-bersih sendiri atau murni-murni sendiri seperti orang-orang Eseni.
Kemuridan tercermin pada kesaksian menurut perintah Yesus: melayani orang lain. Tanpa pelayanan, tidak ada kemuridan sejati.
Istilah “perbuatan-perbuatan baik” ini diambil dari istilah-istilah keagamaan Yudaisme yang mencakup pemberian derma, hospitalitas atau keramahtamahan dan karya amal.
Matius memperluas pengertian itu sebagai “totalitas tindak-tanduk Kristiani”, sebuah cara hidup yang otentik, sebagai kelanjutan dari ‘Khotbah di Bukit’yaitu hidup sebagai sebuah kesaksian Kristiani yang murni demi kemuliaan Tuhan.
Menurut St Fransiskus dari Assisi: satu sinar matahari sudah cukup untuk mengusir banyak bayangan. Dunia ini memiliki satu-satunya harapan yaitu melihat Allah seperti apa adanya Dia melalui kesaksian hidup orang-orang yang mempunyai komitmen Kristiani, murid-murid Kristus.
Orang-orang miskin seperti disebutkan dalam ‘Sabda-sabda bahagia’ adalah “garam bumi dan “terang dunia” bagi kita yang masih berziarah di dunia ini.
Mungkin kita butuh sedikit keberanian untuk menjadikan hidup kita terang bagi orang lain dan garam agar hidup dunia tidak membusuk dalam gerak zaman.
Kalau hal itu kita lakukan, kita tersadar bahwa kita masih setia berada di jalan Tuhan. *
Teks Lengkap Bacaan Minggu 5 Februari 2023

Bacaan Pertama: Yesaya 58:7-10
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
Bacaan dari Kitab Yesaya:
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku menghendaki supaya engkau membagi-bagikan rotimu kepada orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu orang-orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
Pada waktu itulah terangmu akan merekah laksana fajar, dan luka-lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan di depanmu dan kemuliaan Tuhan menjadi pengiringmu.
Pada waktu itulah engkau akan memanggil Tuhan dan Ia akan menjawab; engkau akan berteriak minta tolong, dan Ia akan berkata, ‘Ini Aku!’ Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah;
apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 112:4-5.6-7.8a.9
Refr. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan pada Tuhan.
3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya derma. Kebajikan tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
Bacaan Kedua: 1 Korintus 2:1-5
"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."
Bacaan dari Surat Pertama Santo Paulus kepada umat di Korintus:
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa pun di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
Aku pun datang kepadamu dalam kelemahan, dengan sangat takut dan gentar. Baik ajaran maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, melainkan dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya imanmu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: Yohanes 8:12
Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.
Akulah terang dunia, sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.
Bacaan Injil: Matius 5:13-16
"Kamu adalah garam dunia."
Inilah Injil suci menurut Matius:
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang di surga.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS
Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik 5 Februari 2023
Terang
Steph Tupeng Witin
bacaan Injil
mazmur tanggapan
bait pengantar Injil
Renungan Harian Katolik hari ini
POS-KUPANG.COM
Pos Kupang Hari Ini
Renungan Harian Katolik Jumat 29 Agustus 2025, "Kenapa Dendam Tetap Tersimpan di Hati?" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Jumat 29 Agustus 2025, "Penguasa: Privilese, Reputasi Lebih Penting" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Jumat 29 Agustus 2025, "Kepala Yohanes Pembaptis" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, “Berjaga-jagalah” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Siaga untuk Selalu Berbuat Baik" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.