Berita Kota Kupang
Penyediaan Air Bersih Jadi Kendala Penanganan Stunting di Kota Kupang
George Hadjoh menawarkan pola Bapa Asuh yang melibatkan semua stakeholder. Dengan begitu angka stunting di Kota Kupang bisa turun hingga satu digit.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Penyediaan air bersih disebut menjadi salah satu faktor terkendalanya penanganan stunting di Kota Kupang.
Penjabat Wali Kota Kupang George Hadjoh menyebut pemenuhan kebutuhan air bersih di Kota Kupang baru mencapai 37 persen dan sanitasi yang aman baru mencapai 8,92 persen.
"Karena itu Kota Kupang butuh dukungan pemerintah pusat untuk percepatan penurunan dan pencegahan stunting berupa penanganan dan perluasan jaringan air bersih dan sanitasi," katanya ketika Roadshow Percepatan Penurunan stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Menko PMK RI, Muhadjir Effendy, secara virtual bersama sejumlah kepala daerah di NTT, Selasa 24 Januari 2023.
George Hadjoh menawarkan pola Bapa Asuh yang melibatkan semua stakeholder. Dengan begitu angka stunting di Kota Kupang bisa turun hingga satu digit.
Menurut George Hadjoh prevalensi stunting di Kota Kupang sejak tahun 2018 hingga 2022 mengalami trend penurunan yang cukup signifikan yakni mencapai 13,9 persen.
Pada tahun 2018 angka stunting di Kota Kupang berada di kisaran 35,4 persen. Update terakhir pada tahun 2022 lalu, angka stunting di Kota Kupang sudah turun di angka 21,5 persen.
Dia percaya dengan berbagai langkah inovasi dan kreatif yang dilakukan, termasuk di dalamnya pola Bapa Asuh, angka stunting di Kota Kupang bisa turun hingga mencapai angka satu digit.
Saat ini Pemkot Kupang tengah melakukan pemetaan terkait sebaran stunting di 1.315 RT yang ada di 51 kelurahan dan 6 kecamatan di Kota Kupang.
Selanjutnya dengan menggandeng stakeholder di Kota Kupang, baik TNI, Polri, BUMN, perusahaan swasta, perbankan, perguruan tinggi serta pihak terkait lainnya yang memiliki kepedulian, untuk bersama terlibat dalam upaya menekan angka stunting di Kota Kupang, dengan menjadi Bapa Asuh bagi anak-anak stunting di tiap RT. Pendampingan akan berlangsung secara berkelanjutan.
Pemerintah Kota Kupang juga menurutnya telah mengalokasikan anggaran kurang lebih Rp 27 miliar untuk penanganan stunting, lewat intervensi oleh 7 perangkat daerah sebagai leading sector yang menggerakkan stakeholder lainnya.
Selain pola Bapa Asuh Pemkot Kupang juga memanfaatkan inovasi Aplikasi Soda Molek untuk mempermudah pendataan dan validasi data, baik soal stunting maupun kemiskinan di tingkat kelurahan.
Pada kesempatan yang sama Penjabat Wali Kota juga minta perangkat daerah terkait untuk menginventaris kebutuhan terkait penanganan stunting, kemiskinan juga inflasi.
Kerja sama dengan perguruan tinggi juga menurutnya perlu dilakukan, terutama perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran dan gizi untuk menjadi relawan yang membantu mengedukasi masyarakat tentang pola hidup sehat.
Disamping itu, Dinas Kesehatan diminta untuk bersosialisasi di sekolah-sekolah serta melibatkan lembaga agama untuk memberikan edukasi terkait pentingnya pernikahan yang direncanakan untuk mencegah stunting.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.