Opini
Covid-19 dan Model Kepengantaraan Maria Menuju Kristus Tersalib
Bagi umat Katolik, Santa Perawan Maria memiliki peran yang sentral dalam rencana Allah menyelamatkan umat manusia.
Partisipasi Maria dalam rencana penyelamatan Allah tampak dalam jawaban “Ya”-nya kepada Allah melalui malaikat Gabriel. Jawaban ‘Ya’ itu bukan hanya berlaku dalam periode waktu tertentu, tetapi jawaban itu tetap dan senantiasa berlaku sepanjang masa. Sebab Perawan Maria, yang sesudah warta Malaikat menerima Sabda Allah dalam hati maupun tubuhnya, memberikan hidupnya kepada dunia (LG art. 53).
Kemudian serangkaian penampakkan yang terjadi sepanjang sejarah dunia menjadi penanda peran penting Bunda Allah menyelamatkan dunia. Penampakan-penampakan itu adalah bukti autentik yang tak terbantahkan akan campur tangan Santa Perawan Tersuci dalam sejarah hidup manusia.
Maria, Bunda Penebus, dengan segala rahmat dan karunia yang diperolehnya, sangat peduli dan penuh perhatian terhadap nasib umat manusia. Sebagaimana Allah Bapa dan Puteranya Yesus menghendaki agar umat manusia diselamatkan, demikian juga Maria, Bunda Almasih, memiliki kehendak yang sama yakni keselamatan bagi umat manusia.
Pesan Damai dan Pertobatan
Maka dari itu, penampakan-penampakan yang berlangsung sepanjang sejarah dunia memberi pesan agar umat manusia yang masih berziarah di dunia ini diselamatkan. Melalui serangkaian penampakan itu pula Bunda Maria meminta kepada umat manusia agar memohon damai kepada Puteranya, Yesus, Sang Raja damai, dan perubahan hidup.
Perubahan hidup mengandaikan adanya kesadaran untuk meninggalkan sikap dan perilaku yang mengandung kejahatan, baik yang masih dalam pikiran dan hati maupun yang sudah terucap dalam kata dan menjadi tampak dalam tindakan dan perbuatan.
Perubahan hidup ini disebut pertobatan. Bertobat artinya mengubah hati, berganti haluan hidup. Pertobatan adalah metode untuk memperoleh keselamatan. Damai dan pertobatan adalah pesan utama dari penampakan-penampakan Bunda Maria.
Pesan damai dan pertobatan tampak dengan jelas dalam penampakan Bunda Maria di Fatima, Portugal kepada tiga gembala kecil dan bersahaja yaitu Lucia, Yasinta, dan Franscesco. Penampakan itu terjadi sepanjang tahun 1917 yang didahului oleh tiga penampakan malaikat perdamaian.
Persis pada waktu itu sedang bergejolak Perang Dunia Pertama. Pada saat yang bersamaan pula, manusia sangat mengagung-agungkan rasionalisme. Dengan kemampuan akal budinya, manusia merasa mampu melakukan segala sesuatu yang tampak dalam penemuan-penemuan teknologi baru sehingga tidak lagi membutuhkan campur tangan Tuhan dalam hidupnya.
Bunda Maria, melalui penampakan-penampakan itu, meminta kepada tiga anak kecil itu agar umat manusia tekun berdoa Rosario memohon perdamaian dunia dan bertobat. Sekaligus Bunda Maria mengingatkan, jika manusia tidak bertobat dan tidak mengindahkan Tuhan, maka perang yang lebih besar akan terjadi dan itu terbukti dengan pecahnya Perang Dunia Kedua.
Tanda yang mendahului perang dahsyat tersebut adalah munculnya aurora borealis yang menerangi langit malam Eropa dan sebagian Amerika selama hampir lima jam.
Beberapa Contoh
Beberapa contoh akan dipaparkan di sini yang menunjukkan kepedulian dan kepekaan yang nyata Bunda Maria terhadap nasib umat manusia. Campur tangan Bunda Maria, Ratu Damai, dalam kehidupan umat manusia adalah kepedulian yang tulus dan autentik, bukan rekayasa untuk mendapat simpati.
Sebab Puteranya, Yesus, telah mempercayakan kita, umat manusia, kepada Bunda Maria ketika Yesus berada di atas salib, “Inilah anakmu!” (Yoh. 19:26).
Opini
Covid-19
Santa Perawan Maria
Gereja Katolik
Arnoldus Nggorong
POS-KUPANG.COM
Pos Kupang Hari Ini
Bunda Maria
Opini Maksimus Ramses Lalongkoe: Mencari Kontestan Kontes Gagasan |
![]() |
---|
Opini Reinard L Meo: Peristiwa Abu Dhabi dan Dialog dari Hati ke Hati |
![]() |
---|
Opini Thomas Dohu: Pemilih Pemilu Serentak 2024 |
![]() |
---|
Opini Frans X Skera: Makna Pencapresan Ganjar Pranowo |
![]() |
---|
Opini Sarlianus Poma: KTT ASEAN Epicentrum of Growth, The Opportunity for Indonesian Economic Growth |
![]() |
---|