Breaking News

Opini

Covid-19 dan Model Kepengantaraan Maria Menuju Kristus Tersalib

Bagi umat Katolik, Santa Perawan Maria memiliki peran yang sentral dalam rencana Allah menyelamatkan umat manusia.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
Arnoldus Nggorong adalah pegiat sosial, alumnus STFK Ledalero. 

Kemudian serangkaian penampakkan yang terjadi sepanjang sejarah dunia menjadi penanda peran penting Bunda Allah menyelamatkan dunia. Penampakan-penampakan itu adalah bukti autentik yang tak terbantahkan akan campur tangan Santa Perawan Tersuci dalam sejarah hidup manusia.

Maria, Bunda Penebus, dengan segala rahmat dan karunia yang diperolehnya, sangat peduli dan penuh perhatian terhadap nasib umat manusia. Sebagaimana Allah Bapa dan Puteranya Yesus menghendaki agar umat manusia diselamatkan, demikian juga Maria, Bunda Almasih, memiliki kehendak yang sama yakni keselamatan bagi umat manusia.

Pesan Damai dan Pertobatan

Maka dari itu, penampakan-penampakan yang berlangsung sepanjang sejarah dunia memberi pesan agar umat manusia yang masih berziarah di dunia ini diselamatkan. Melalui serangkaian penampakan itu pula Bunda Maria meminta kepada umat manusia agar memohon damai kepada Puteranya, Yesus, Sang Raja damai, dan perubahan hidup.

Perubahan hidup mengandaikan adanya kesadaran untuk meninggalkan sikap dan perilaku yang mengandung kejahatan, baik yang masih dalam pikiran dan hati maupun yang sudah terucap dalam kata dan menjadi tampak dalam tindakan dan perbuatan.

Perubahan hidup ini disebut pertobatan. Bertobat artinya mengubah hati, berganti haluan hidup. Pertobatan adalah metode untuk memperoleh keselamatan. Damai dan pertobatan adalah pesan utama dari penampakan-penampakan Bunda Maria.

Pesan damai dan pertobatan tampak dengan jelas dalam penampakan Bunda Maria di Fatima, Portugal kepada tiga gembala kecil dan bersahaja yaitu Lucia, Yasinta, dan Franscesco. Penampakan itu terjadi sepanjang tahun 1917 yang didahului oleh tiga penampakan malaikat perdamaian.

Persis pada waktu itu sedang bergejolak Perang Dunia Pertama. Pada saat yang bersamaan pula, manusia sangat mengagung-agungkan rasionalisme. Dengan kemampuan akal budinya, manusia merasa mampu melakukan segala sesuatu yang tampak dalam penemuan-penemuan teknologi baru sehingga tidak lagi membutuhkan campur tangan Tuhan dalam hidupnya.

Bunda Maria, melalui penampakan-penampakan itu, meminta kepada tiga anak kecil itu agar umat manusia tekun berdoa Rosario memohon perdamaian dunia dan bertobat. Sekaligus Bunda Maria mengingatkan, jika manusia tidak bertobat dan tidak mengindahkan Tuhan, maka perang yang lebih besar akan terjadi dan itu terbukti dengan pecahnya Perang Dunia Kedua.

Tanda yang mendahului perang dahsyat tersebut adalah munculnya aurora borealis yang menerangi langit malam Eropa dan sebagian Amerika selama hampir lima jam.

Beberapa Contoh

Beberapa contoh akan dipaparkan di sini yang menunjukkan kepedulian dan kepekaan yang nyata Bunda Maria terhadap nasib umat manusia. Campur tangan Bunda Maria, Ratu Damai, dalam kehidupan umat manusia adalah kepedulian yang tulus dan autentik, bukan rekayasa untuk mendapat simpati.

Sebab Puteranya, Yesus, telah mempercayakan kita, umat manusia, kepada Bunda Maria ketika Yesus berada di atas salib, “Inilah anakmu!” (Yoh. 19:26).

Kita pun sebagai anaknya boleh memanggil Maria, Pengantara Rahmat, dengan sebutan ‘Ibu’ sebagaimana kata-kata Yesus, saat sedang dipaku di palang penghinaan, kepada murid yang dikasihi-Nya, Yohanes, “Inilah ibumu!” (Yoh. 19:27).

Dalam Kitab Suci, Maria, Bunda Sang Sabda yang menjelma, menyatakan kepeduliannya kepada saudaranya Elisabet, yang di masa tuanya, sedang mengandung. Kunjungan Bunda Maria yang penuh rahmat itu terasa melegakan dan membawa kegembiraan bagi Elisabet dan anak yang berada dalam rahimnya melonjak kegirangan (Bdk Luk. 1:44).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved