Berita Alor

Buah Sirih, Pinang, dan Kapur Jualan Wajib di Pasar Alor

Bertandang ke Pasar Inpres Kalabahi, Pasar Mebung dan Pasar Nailang di Kabupaten Alor, pasti akan menemukan jualan sirih, pinang dan kapur.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ELSE NAGO
SIRIH PINANG - Lapak sirih pinang di Pasar Kalabahi, Kabupaten Alor, Senin 23 Januari 2023 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Else Nago

POS-KUPANG.COM, KALABAHI - Bertandang ke Pasar Inpres Kalabahi, Pasar Mebung dan Pasar Nailang di Kabupaten Alor, pasti akan menemukan jualan sirih, pinang dan kapur.

Welmince salah seorang penjual sirih mengatakan, dirinya sudah berjualan sirih pinang hampir 5 tahun dan setiap harinya selalu laris.

"Memang banyak penjual sirih karena kami masyarakat Alor, wajib makan sirih pinang. Sirih pinang ini bahasa Mebungnya fu meeting. Kalau di desa lain bahasanya beda lagi. Di sini banyak bahasa daerahnya," ujar Mince sapaan akrab Welmince, Senin 23 Januari 2023.

Baca juga: 18 Barista di Kota Kupang Perang Skill Dalam Lomba Mixology Throwdown, Ada Racikan Sirih Pinang

Welmince yang adalah warga Mebung ini mengatakan, dalam budaya Alor sirih pinang dipakai untuk upacara adat. Baik peminangan, pernikahan, kematian, kelahiran, Sidi, atau acara lainnya.

"Mamah atau makan sirih sudah bagian dari hidup kami. Meskipun banyak penjual tetapi saya tetap yakin jualan saya laku. Sirih ini tidak ada masa kadaluarsanya," ujar Mince sambil tertawa.

Satu kumpul buah sirih dijual dengan harga Rp 5.000. Sirih kecil 1 ikat berisi 7-8 batang sedangkan sirih besar berisi 5-6 batang.

Buah pinang yang masih dilapisi kulit dijual satu kumpul berisi 5-6 buah Rp 5.000, pinang yang dikeringkan dengan kulit dijual 1 kumpul berisi 5-6 buah Rp 5.000, pinang kering yang sudah diiris dijual 1/2 plastik kecil Rp 10.000, kapur ½ plastik kecil Rp 5.000.

Baca juga: Pemerintah Desa Alim Mebung Alor Adakan Bimtek Pembuatan Pupuk Bokashi

Sementara itu, Marten salah satu pembeli sirih pinang mengatakan, makan sirih pinang adalah hal wajib bagi keluarganya.

"Kami di Alor sini tidak kenal makan sirih dengan daunnya. Karena buah sirih, pinang, dengan kapur saja sudah enak. Mulut kering kalau tidak makan. Orang baru kalau baru datang harus makan sirih biar sedikit, itu adat di sini. Sirih pinang ini tanda kekeluargaan, tanda keakraban, tanda pergaulan," jelas Marten.

Menurut Marten agar tidak mabuk sirih, orang yang baru pertama makan harus membuang air sirih pertama.

"Air pertama harus dibuang dulu supaya tidak mabuk. Kapur taruhnya sedikit-sedikit biar bagian mulut tidak luka," ujarnya. (cr19)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved