Timor Leste

Presiden Ramos Horta: Timor Leste Tidak Memiliki Hambatan untuk Bergabung dengan ASEAN

Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta mengatakan, tidak ada yang menghalangi TimorLeste untuk bergabung dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara

Editor: Agustinus Sape
NIKKEI ASIA/Kenji Kawase
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta mengatakan di World Economic Forum di Davos Swiss pada 18 Januari 2023 bahwa aksesi negaranya ke ASEAN sebagai anggota ke-11 blok tersebut "dapat terjadi tahun ini." 

POS-KUPANG.COM, DAVOS, SWISS - Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta mengatakan, tidak ada yang menghalangi Timor Leste untuk bergabung dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Hal itu disampaikan Ramos Horta pada hari Rabu 18 Januari 2023 di sela-sela pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos Swiss, menambahkan bahwa hal itu dapat terjadi pada awal tahun 2023 ini.

"Tidak ada halangan bagi aksesi kami" ke ASEAN, kata Ramos Horta kepada Nikkei Asia.

Presiden mengatakan para pejabat dari Timor Leste, juga dikenal sebagai Timor Timur, sedang bertemu dengan para pemimpin regional dan pejabat sekretariat ASEAN untuk membahas peta jalan aksesi yang akan diajukan pada pertemuan puncak blok tersebut tahun ini.

Dia mengatakan "aksesi formal yang serius dapat terjadi tahun ini atau dalam waktu satu tahun."

Para pemimpin ASEAN sepakat "pada prinsipnya" mengenai pertanyaan aplikasi keanggotaan Timor Leste pada pertemuan puncak mereka di Phnom Penh November lalu.

Negara yang menempati bagian timur pulau Timor ini akan menjadi anggota ke-11 jika diterima, yang akan menandai perluasan pertama ASEAN sejak Kamboja bergabung pada tahun 1999. Timor Leste membutuhkan persetujuan bulat dari semua anggota untuk mencapai keinginannya yang telah lama diajukan.

Baca juga: Jalan Panjang Menuju Keanggotaan Penuh Timor Leste di ASEAN

Indonesia, ketua bergilir ASEAN pada tahun 2023 dan tuan rumah permanen sekretariat organisasi, mendukung penuh permohonan keanggotaan penuh Timor-Leste.

"Kami tidak punya masalah" dengan aksesi tetangga Timor Leste, kata Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, dalam sesi terpisah di Davos. Tapi, tambahnya, "Kita juga harus mendengarkan anggota ASEAN lainnya."

“Timor Leste memiliki cerita dan sejarah yang panjang dengan Indonesia, dan saya adalah bagian dari sejarah tersebut,” kata Pandjaitan, yang bertugas selama 31 tahun di militer Indonesia, yang menginvasi Timor Leste pada tahun 1975 ketika Portugal melepaskan kendali atas bekas jajahannya. Pendudukan brutal menyusul, berakhir pada tahun 1999.

Pandjaitan adalah bagian dari pasukan pendudukan. Namun dia mengatakan bahwa pada tahun 1990 dia berteman dengan Ramos Horta, yang berjuang untuk kemerdekaan melawan Indonesia melalui cara damai. Ramos Horta berbagi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1996 untuk upaya ini dengan Uskup Dili Carlos Ximenes Belo.

Baca juga: Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi Usul Agar Warga Timor Leste Bebas Visa Masuk ke Indonesia

Negara kecil itu mengincar keanggotaan ASEAN sejak merdeka dari Indonesia pada 2002. Beberapa anggota ASEAN mendukung aksesi penuhnya, namun ada pula yang keberatan dengan alasan belum siap.

Selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden antara 2006 dan 2012, Ramos Horta gagal mencapai keanggotaan penuh. Sejak kembali menjabat Mei lalu, dia telah menjadikan ASEAN sebagai prioritas utama, melihat waktu untuk tahun ini -- ketika Indonesia memimpin organisasi tersebut.

Mengenai pertanyaan tentang kesiapan yang diragukan oleh beberapa negara anggota, Ramos Horta mengatakan, "Ada kelemahan di pihak kami, karena kami adalah negara baru. Kami mengalami kesulitan dengan sumber daya manusia dan ekonomi kami."

Negara dengan populasi 1,3 juta jiwa ini telah membangun demokrasi yang hidup, tetapi ekonominya tetap bergantung pada pendapatan minyak dan gas alam sejak kemerdekaannya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved