Berita Nasional

Johnny Plate Bantah Mundur dari Kabinet, Ngabalin Sebut Reshuffle Bulan Ini

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Plate membantah isu yang menyebut dirinya mundur dari Kabinet Indonesia Maju.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM
TETAP DUKUNG - Sekjen Partai NasDem, Johnny Plate menegaskan, meski Anies Baswedan dicalonkan jadi presiden tapi NasDem tetap mendukung pemerintahan Jokowi-Maruf Amin hingga akhir masa jabatan mendatang. Johnny Plate membantah mundur dari Kabinet Indonesia Bersatu. 

“Tunggu saja,” kata Presiden di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin 2 Januari.

Termasuk kapan reshuffle akan dilakukan, Jokowi juga memberikan jawaban yang sama. “Ditunggu saja,” katanya.

Belakangan isu menteri dari Partai NasDem akan dicopot mencuat seiring dengan deklarasi yang dilakukan NasDem mendukung Anies Baswedan menjadi calon presiden.

Saat ini ada tiga pos menteri yang diisi oleh kader Partai NasDem, yakni Menkominfo Johnny Plate, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Desakan kepada NasDem agar menarik mundur menterinya dari Kabinet Indonesia Maju juga dilontarkan Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat.

Baca juga: Mardani Ali Sera Angkat Bicara: Rombak Kabinet Tanpa Dasar, Itu Keangkuhan, Bikin Gaduh Indonesia

Ia berharap dua menteri dari Partai NasDem segera mundur. Tapi bukan Johnny, Djarot meminta agar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang dievaluasi.

"Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya lebih baik mengundurkan diri," kata Djarot di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 3 Januari.

Djarot mengatakan sebagai anggota Komisi IV DPR RI, ia mengungkapkan alasan mengapa kedua menteri tersebut harus dievaluasi. Djarot menilai dua menteri itu tidak cocok dengan kebijakan Presiden Jokowi.

"Sebab, rupanya mungkin agak tidak cocok dengan kebijakan Pak Jokowi termasuk yamg disampaikan adalah sosok antitesis Pak Jokowi," ujarnya.

Ia mencontohkan ketika Indonesia berusaha menjadi negara swasembada pangan atau kedaulatan pangan, namun produksinya ternyata tidak mencukupi.

"Sehingga, harga beras naik dan baru saja datang impor beras dari luar 500 ribu ton. Padahal prinsipnya adalah Pak Jokowi ingin membangun kedaulatan pangan," ungkap Djarot.

Selain itu, Djarot juga mengungkit terkait kebijakan food estate yang sebagiannya dinilainya gagal. "Ini kan tanggung jawab dari Kementerian Pertanian untuk food estate, siapapun yang menginisiasi di depan tentang program food estate tapi Menteri Pertanian itu harus di depan," ucapnya.

Atas desakan yang dilontarkan Djarot itu, Johnny Plate yang juga merupakan Sekjen Partai NasDem menyindir jika saat ini banyak pihak yang seolah-olah mengatur hak prerogatif Presiden Jokowi.

"Terlalu banyak politisi saat ini yang merasa seolah olah jadi presiden dadakan dan mencoba mengatur prerogatif rights presiden," kata Johnny Plate.

Baca juga: Ujang Komarudin Ungkap Alasan Jokowi Reshuffle Kabinet: Faktor Utamanya Deklarasi Anies Baswedan

Ia pun mengingatkan semua pihak agar tak membuat ruang diskursus politik menjadi bising tidak bermanfaat. "Enggak usah lah itu, tidak perlu membuat ruang publik dan diskursus politik menjadi bising yang tidak bermanfaat," ujar Johnny.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved