Pilpres 2024
Ujang Komarudin Ungkap Alasan Jokowi Reshuffle Kabinet: Faktor Utamanya Deklarasi Anies Baswedan
Ujang Komarudin, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, melontarkan kritikan pedas kepada Presiden Jokowi terkait isu reshuffle kabinet
POS-KUPANG.COM – Ujang Komarudin, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, melontarkan kritikan pedas kepada Presiden Jokowi terkait isu reshuffle kabinet yang belakangan ini semakin menguat.
Secara blak-blakan dia mengatakan, bahwa isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju kali ini, dipicu oleh manuver Partai Nasdem yang mendeklarasikan Anies Baswedan jadi calon presiden pada Pilpres 2024.
“Isu ini sebagai dampak dari menuver Partai NasDem yang mendeklarasi Anies Baswedan jadi calon presiden,” ujarnya.
Menuver Partai NasDem itu, katanya jadi pemicu. Karena selama ini, Nasdem merupakan partai politik pendukung pemerintah. Sedangkan Anies diafiliasikan sebagai tokoh oposisi yang mengusung perubahan.
Manuver Nasdem itu dianggap sebagai hal yang dapat mengganggu program pemerintahan Jokowi. Padahal sejauh ini, kekhawatiran itu tak terlihat.
Baca juga: Jokowi Beri Kode Reshuffle Kabinet, Menteri NasDem Bakal Terdepak?
Dikatakannya, wacana evaluasi kinerja dua menteri dari Nasdem merupakan imbas dari deklarasi tersebut.
"Makanya reshuffle kali ini basisnya politik. Saya melihat reshuffle itu adalah persoalan deklarasi NasDem untuk Anies Baswedan," kata Ujang kepada Kompas.com, Senin 26 Desember 2022.
Jika reshuffle dilakukan atas dasar politik, kata Ujang, maka faktor kinerja menteri tak akan menjadi bahan pertimbangan sebagaimana harapan publik.

Artinya, sekalipun menteri tersebut berkinerja baik, bukan berarti dia tak akan diganti. Sebaliknya, kendati kinerja buruk tetapi jika memenuhi alasan politis maka posisi menteri tersebut aman.
Menurut Ujang, reshuffle kali ini murni karena alasan politis, buntut maneuver NasDem atas deklarasi calon presiden.
Nasdem yang kini masih berada di barisan pemerintahan Presiden Joko Widodo dianggap bermanuver karena mencalonkan Anies yang notabene dari kalangan kontra-Jokowi.
Apalagi, Nasdem berencana berkoalisi dengan dua partai oposisi pemerintah, Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Karena itu Jokowi tentu tidak suka, tidak senang dengan kondisi tersebut. Ketidaksukaan Jokowi itu kelihatannya akan berbuntut pada reshuffle kabinet," ucap Ujang."Artinya ini pure karena politik, bukan berbasis pada kinerja. Kalau berbasis kinerja ya banyak menteri-menteri yang akan terkena reshuffle karena banyak kinerjanya yang babak belur, biasa-biasa saja, tidak perform," tuturnya.
Secara etika, lanjut Ujang, mencopot menteri karena alasan politik memang kurang etis. Namun, hal itu biasa terjadi di politik.
Baca juga: Pengamat: Wacana Evaluasi Dua Menteri Nasdem Murni Alasan Politik, Efek Deklarasi Anies Capres