Berita Ende
Menuai Berkah dari Sisa Energi Fosil PLTU Ropa Ende
Maria sudah sejak lama memimpikan rumah yang layak huni. Tapi belum kesampaian karena keterbatasan ekonomi.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Eflin Rote
Andi Martha Siswahyudi selaku Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur UPK Flores mengatakan melalui program TJSL, progres pemanfaatan Faba yang berjalan sejak September 2021, telah berhasil membedah 8 rumah warga di wilayah Keuskupan Agung Ende, 6 rumah di Kodim Sikka, Kabupaten Sikka, 2 rumah di Kodim Ende.
Selain bedah rumah, pemanfaatan Faba juga menyasar sarana umum seperti jalan, tempat ibadah, sarana penunjang lembaga, antara lain, pembangunan Gereja Santo Dominikus Bhoanawa, Gereja Santo Yohanes Pati Somba dan pembangunan gedung serba guna Polres Sikka.
Dia menguraikan, untuk keberlanjutan TJSL berbasis Faba, PLN UPK Flores mendorong sirkuler ekonomi melalui pemanfaatan Faba untuk material konstruksi berbasis Faba.
Selain itu, masyarakat yang berminat memanfaatkan Faba baik untuk produksi material konstruksi maupun pembangunan rumah pribadi atau sarana umum, dapat mengambil mandiri di lokasi PLTU Ropa setelah berkoordinasi dengan PLTU.
Program Jangka Panjang Mengentaskan Kemiskinan
Bupati Kabupaten Ende, Djafar Achmad, menyambut antusias program pemanfaatan Faba dalam kaitannya dengan upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Ende, khususnya.
Pembangunan rumah layak huni dijelaskan Bupati Djafar perlu intervensi karena fasilitas rumah sehat menjadi indikator kemiskinan di NTT.
"Kalau kita hitung yah setahun kita bisa bangun 156 rumah layak huni. Dan batako hasil Faba dapat mengirit pembiayaan hingga 40 %," ungkapnya.
Uskup Agung Ende Mgr. Vincentius Poto Kota, mengapresiasi PLN UPK Flores yang telah bekerja sama dengan Keuskupan Agung Ende merintis program bedah rumah dan pemberdayaan masyarakat berbasis Faba.
"Saya harus katakan, inisiatif ini luar biasa. Ini sangat konkrit dan pengalaman saya selama saya menjadi Uskup, ini sebuah contoh yang luar biasa. Saya belum pernah mengalami sebagus ini," kata Mgr. Vincentius.
Mgr. Vincentius menekankan, hal penting yang mesti selalu dikedepankan dalam pembagunan termasuk program tersebut yakni, nilai, harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Dia menerangkan, sebagai bangsa yang ber-Tuhan, sudah sepatutnya, pengalaman keseharian manusia, diberi nilai dan makna. Menurutnya, program bedah rumah PLN, adalah bentuk konkrit kasih Tuhan.
Mgr. Vincentius mendorong agar semua pihak terus menumbuhkan semangat kepedulian agar semakin banyak orang merasakan kasih Tuhan.
Namun, Mgr. Vincentius berpesan agar umat jangan melulu berharap pada bantuan. "Saya menyampaikan ini supaya kita jangan terlena oleh bantuan - bantuan. Bantuan sebagai pelecut untuk kita bangkit membangun suatu kemandirian," pesannya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS