Berita Ende
Menuai Berkah dari Sisa Energi Fosil PLTU Ropa Ende
Maria sudah sejak lama memimpikan rumah yang layak huni. Tapi belum kesampaian karena keterbatasan ekonomi.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Eflin Rote
Implementasi program ini yakni bedah rumah dengan konsep rumah sederhana dan sehat.
Material bangunan dari Batako Interlock yang terbuat dari Faba (Fly Ash dan Bottom Ash) atau limbah batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang beroperasi di Ropa, Ende.
"Ini sebenarnya bukan bedah rumah, tapi bangun baru, lebih tepatnya begitu. Saya sangat bersyukur dan bahagia," ucapnya.
Di Lingkungan Bhoanawa, bukan hanya Maria yang tersentuh kepedulian PLN. Pastor Paroki Bhoanawa, Romo Domi Nong, Pr, menyebut total ada 7 tujuh warga yang mendapat berkah tersebut, termasuk Maria.
Romo Domi menuturkan, umat paroki Santo Dominikus Bhoanawa, berjumlah kurang lebih 4.200.
Baca juga: Sehari 10.000 Batako, Limbah Batu Bara PLTU Ropa Ende Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
Umat Parokinya itu, sebagian besar berpenghasilan rendah, bahkan masuk kategori kaum marginal, yang bekerja serabutan (sebagian besar tukang ojek dan kuli bangunan, pedagang dan petani)untuk menopang hidup.
Hal ini juga yang kemudian mendorong PLN membantu pembangunan Gereja Paroki Santo Dominikus Bhoanawa. Saat ini umat sudah bisa nyaman berdoa di gereja baru berbahan Faba.
Program Pemberdayaan UMKM
Selain peduli, pada peningkatan taraf hidup, PLN juga peduli pada pemberdayaan ekonomi melalui UMKM berbasis Faba. Di Paroki Santo Dominikus Bhoanawa, ada satu UMKM, tepatnya di Lingkungan Nazareth yang memproduksi batako dari Faba. Faba didrop dari PLTU Ropa sesuai kemampuan produksi.
Dari Bhoanawa, bergeser ke timur ke Desa Nanganesa, Kecamatan Ndona, desa pinggir Kota Ende, Ibu Kota Kabupaten Ende, satu lagi UMKM berbasis Faba.
UMKM yang diberi nama Anamamo Seda Gagi ini, diketuai oleh Petrus Djata, mantan Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende, yang sudah purna bakti sebagai abdi negara sejak pertengahan 2022.
Petrus, sebelum bersentuhan dengan program pemberdayaan UMKM PLN berbasis Faba, sudah membeli satu set mesin pembuat batako, demi mengisi waktunya selepas purna bakti.
Melihat tujuan mulia PLN, yang menaruh perhatian pada pemberdayaan ekonomi dan pengentasan kemiskinan, Petrus tergerak berkolaborasi menjadikan UMKM Anamamo Seda Gagi sebagai UMKM berbasis Faba. UMKM Anamamo Seda Gagi pun, mendapat satu set mesin pencetak batako dari PLN.
UMKM Anamamo Seda Gagi, telah mempekerjakan enam orang sejauh ini. Dengan adanya Faba, kata Petrus. mereka bisa menekan pengeluaran untuk biaya membeli pasir.
"Maka penjualan pun dapat lebih murah dari batako yang menggunakan pasir murni. Kami menjual Rp.3000 perbuah, lebih murah dari yang lain. Kami memiliki 2 mesin produk," jelas Petrus.