Hari Ibu 2022
Hari Ibu 2022, KPPI Provinsi NTT Gelar Seminar, Emi Nomleni: Saya Lebih Hebat dari Gubernur
Seminar yang dibuka oleh Asisten II Sekda NTT, Ganef Wurgiyanto A.Pi ini bertemakan Perempuan Berdaya Indonesia Maju.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ketua DPRD NTT Emi Nomleni mengatakan, dirinya lebih hebat dari Gubernur NTT. Alasannya, sebagai Ketua DPRD memimpin banyak anggota dengan berbagai latar belakang politik.
Emi menyampaikan hal ini pada acara seminar sehari yang digelar oleh Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) atau KPPI NTT yang berlangsung di Aula Kantor Pramuka NTT, Kamis 22 Desember 2022.
Seminar ini dilaksanakan bertepatan dengan Hari Ibu 22 Desember 2022.
Seminar yang dibuka oleh Asisten II Sekda NTT, Ganef Wurgiyanto A.Pi ini bertemakan Perempuan Berdaya Indonesia Maju.
Hadir pada acara ini Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi NTT, Ana Waha Kolin, S.H, Sekretaris KPPI Provinsi NTT, Reny Marlina Un,S.E,M.M sejumlah pengurus KPPI Provinsi NTT dan undangan lainnya.
Tampil sebagai pemateri dalam seminar ini, Ketua DPRD NTT Emi Nomleni, Ketua KPU NTT Thomas Dohu dan Rudi Rohi.
Sebagai moderator pada kegiatan ini adalah Dr. Lanny Koroh.
Saat diberi kesempatan menyampaikan materi, Emi Nomleni mengatakan dirinya lebih hebat dari gubernur dengan alasan bahwa gubernur memimpin secara struktural.
Baca juga: Pesan Srikandi Asal Rote Ndao di Hari Ibu
"Saya lebih hebat dari gubernur. Kami di DPRD NTT ada 65 orang, ketika saya bicara satu kata, di bawah (anggota) sudah 10 kata. Ini bagaimana pemimpin meramu itu agar ada satu keputusan," kata Emi.
Sedangkan gubernur, lanjut Emi, jika gubernur berbicara semua yang dibawahnya harus ikut.
"Tapi kalau ketua DPRD, tidak seperti itu. Kami di DPRD NTT ada 65 orang, kalau saya bicara satu kata anggota DPRD sudah bicara sampai 10 kata, " kata Emi.
Dijelaskan, mengapa dirinya lebih hebat dari gubernur, karena ketika berbicara dan memimpin rapat, sebagai pimpinan harus bisa merampungkan semua masukan dari semua anggota untuk menjadi keputusan bersama.
"Itu yang jadi perbedaan gubernur dan ketua DPRD," ujarnya.
Emi Nomleni pada kesempatan itu mengatakan, dirinya tetap kuat
"Saya tetap kuat karena sedang berjuang menguatkan diri sendiri," katanya.
Baca juga: Gelar Webinar Kesehatan, RSIA Dedari Peringati Hari Ibu dan Sambut Hari Ulang Tahun
Dia juga mengatakan, perlu ada dorongan atau motivasi kepada semua perempuan jadi pemimpin.
"Kita ini penolong, tapi apakah anda saya sudah jadi penolong bagi perempuan yang lain. Beri kesempatan bagi perempuan, gubernur memimpin itu struktur, tapi DPRD itu," katanya .
Terkait politik identitas, ia mengatakan, politik identitas pasti masih ada, tapi ini keberagaman dan punya ideologi Pancasila,
"Jika ada mayoritas dan minoritas masih ada perselisihan tapi kalau kita pegang ideologi maka kita bisa siapkan generasi bangsa yang lebih baik," ujarnya.
Rudi Rohi dari akademisi dalam pemaparan materi tentang perempuan dan kekuasaan mengatakan, di berbagai diskusi dirinya mengatakan, yang lebih berkuasa adalah perempuan NTT.
Dia juga menyampaikan soal proses pembentukan peradaban manusia hingga konteks pergerakan perempuan.
Sedangkan Ketua KPU NTT Thomas Dohu pada kesempatan itu menyampaikan soal perempuan dan politik, yang mana dalam pemilu sudah diatur bahwa keterwakilan perempuan 30 persen.
Baca juga: Peringati Hari Ibu, Ini yang Dilakukan oleh Ibu PKK di Nagekeo
"Pada pemilu, pencalonan maka sudah ditetapkan keterwakilan perempuan 30 persen. Kita juga merekrut panitia ad hoc dan wajib ada perwakilan perempuan," kata Thomas.
Dalam seminar ini, mendapat respon dari para peserta dengan mengemukakan sejumlah pertanyaan, pendapat dan saran.
Ferderika Kadja salah satu peserta seminar mempertanyakan soal gender yang masih menjadi hambatan.
Bangun Solidaritas Perempuan
Sementara itu Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi NTT, Ana Waha Kolin, S.H mengatakan, inti dari seminar itu adalah untuk membangun solidaritas antar perempuan politik agar berdaya bagi kemajuan Provinsi NTT.
Menurut Ana, solidaritas perempuan itu juga demi kepentingan banyak orang, terutama bagi perempuan, anak, laki-laki dan masyarakat pada umumnya.
Ana yang juga sebagai pimpinan Komisi I DPRD NTT ini mengatakan, seorang perempuan tidak sedang berpikir untuk dirinya sendiri, melainkan perempuan akan berjuang untuk banyak orang, seperti Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), Kekerasan seksual, narkoba, perdagangan orang.
Baca juga: Memaknai Hari Ibu, Perempuan NTT Didorong Tidak Ragu Menampilkan Diri
"Termasuk pula perempuan dengan kekerasan ekonomi. Walaupun perempuan terus dan selalu disakiti, tapi sangat bersyukur karena regulasi sudah membentengi persoalan-persoalan perempuan," katanya.
Didampingi Sekretaris KPPI Provinsi NTT, Reny Marlina Un,S.E,M.M, Ana mengatakan, terkadang dengan semakin banyaknya regulasi, maka kenyataannya bahwa semakin banyak pula perempuan yang menjadi korban.
"Karena itu KPPI NTT tetap dan terus menggalang kekuatan di setiap lapisan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan untuk bersama-sama melakukan advokasi terhadap persoalan-persoalan perempuan juga persoalan-persoalan lainnya," ujar Ana.(yel)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS