Memaknai Hari Ibu, Perempuan NTT Didorong Tidak Ragu Menampilkan Diri
perjuangan memberdayakan peran perempuan di NTT menjadi perhatian Pemerintah Provinsi agar kesetaraan gender itu terlihat
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Memaknai Hari Ibu, Perempuan NTT Didorong Tidak Ragu Menampilkan Diri
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Perempuan - perempuan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) didorong untuk tidak ragu menampilkan diri di depan publik. Hal ini sejalan dengan perkembangan zaman dan keterbukaan kehidupan demokrasi dan politik. Demikian harapan Pemerintah Provinsi NTT memaknai momen peringatan hari ibu ke-92 tahun 2020.
"Mudah-mudahan hari ibu yang sejalan dengan hari ulang tahun Provinsi NTT ke-62 menjadi momen eksistensial bagi perempuan NTT untuk bisa menunjukan jati dirinya di depan publik," ujar Karo Humas Setda NTT, Ardu Jelamu Marius kepada POS-KUPANG.COM, Selasa (22/12) sore.
Menurut Ardu Jelamu, perjuangan memberdayakan peran perempuan di NTT menjadi perhatian Pemerintah Provinsi agar kesetaraan gender itu terlihat, baik di pemerintahan maupun jabatan-jabatan fungsional lainnya.
Selain itu, ia juga berharap agar lembaga-lembaga non-pemerintah pun dapat memberi peran maksimal kepada wanita, misalnya di media, perusahaan jasa, lembaga hukum, lembaga pendidikan serta lembaga lainnya.
“Kita lihat peran wanita sangat besar, para pejuang wanita begitu banyak, aktivis wanita juga banyak untuk memperjuangkan hak-hak sipil dan politik dari kaum wanita dan itu sesuatu yang positif,” ucap Ardu Jelamu.
Menurutnya, saat ini telah terbuka ruang yang sangat luas kepada siapapun, baik laki-laki maupun perempuan untuk bisa bersaing dalam kehidupan sosial politik. Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada batasan antara laki-laki dan wanita. Semua diberi kesempatan yang sama untuk bersaing.
Baca juga: Refly Harun Sindir Soal Makan Siang Gratis! Gibran Buru Sosok yang Seret Namanya ke Kasus Goodie Bag
“Kita melihat anggota-anggota DPRD kita, bupati, wali kota, wakil wali kota, rektor, dekan dan masih banyak lagi di seluruh NTT, terdapat banyak kaum wanita. Jadi apakah kaum laki-laki membatasi mereka? Tentu saja tidak karena sistem demokrasi sekarang terbuka untuk semua dan mereka juga memiliki kompetensi," ungkap Ardu Jelamu.
Menurutnya, peringatan hari ibu adalah satu momen untuk memaknai dan melakukan refleksi terhadap eksistensi manusia yang disebut wanita.
“Ia yang mengandung dan melahirkan kita, membesarkan kita, memelihara kita sehingga kita menjadi manusia-manusia yang berguna saat ini. dan apakah ia pernah mengeluh? Sama sekali tidak. Sang ibu menjalankan tugasnya sebagai seorang mama dan menjadi asal usul kehidupan kita. Yah ibu adalah pohon kehidupan," pungkas Ardu Jelamu. (Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)