Sidang Ferdy Sambo
Ricky Rizal Bikin WA Grup Duren Tiga Usai Brigadir J Tewas, ’Tuhan Yesus’ Jadi Anggota
Sebuah grup percakapan WhatsApp dibuat beberapa hari setelah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas ditembak.
Grup 'Duren Tiga' ini diduga berbeda dengan grup Anak Buah Sambo (ABS) yang berisi para ajudan mantan Kadiv Propam itu. "Nama grup ABS [Anak Buah Sambo]?" tanya jaksa memperjelas grup WhatsApp yang dimaksud. "Nama grupnya Duren Tiga," kata Adi Setya. "Di dalam grup Duren Tiga itu berapa orang?" tanya jaksa lagi. "Lebih dari 7," kata Adi.
Selesai grup yang dibuat pada kejadian Duren Tiga, ahli juga mengungkap adanya komunikasi antara kontak WhatsApp atas nama Richard Eliezer dengan Ferdy Sambo. Percakapan itu terjadi pada 19 Juli 2022. Isi percakapannya terkait soal keadaan Richard Eliezer hingga kondisi keluarganya.
"Apakah ada percakapan Sambo dan RE [Richard Eliezer]?" tanya jaksa. "Komunikasi dilakukan pada tanggal 19/7/2022 pukul 3.48 am," kata Adi Setya.
Adi Setya kemudian memaparkan isi percakapan tersebut. "Yang pertama adalah dari akun WA Irjen Ferdy Sambo mengirimkan kalimat 'kamu sehat, ya? kemudian, 'Bapak Kapolri menyampaikan kalau ada yang enggak nyaman, laporkan saya segera, biar saya laporkan Bapak Kapolri'.
Baca juga: Ferdy Sambo Sebut Istrinya Diperkosa Brigadir J, Bantah Ada Motif Perselingkuhan
Kemudian dijawab akun WA atas nama Richard 'siap, sehat Bapak. Siap, baik Bapak' kemudian ditanggapi oleh akun WA Ferdy Sambo 'buat tenang keluarga di Manado, ya, Cad. WA saya kalau ada yang enggak enak di hati kamu'," papar Adi Setya.
"Kemudian dijawab oleh akun WA Richard: 'Siap. Baik, Bapak' kemudian ditanggapi lagi oleh akun WA Ferdy Sambo…," sambung Adi. "Artinya ahli ini sesuai dengan BAP?" kata jaksa memotong. "Iya," pungkas Adi Setya.
Brigadir J diketahui tewas dibunuh di Duren Tiga pada 8 Juli 2022. Terdakwa pembunuhannya ialah Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Kuat Ma'ruf, dan Ricky Rizal.
Brigadir J ditembak Eliezer sebanyak 3-4 kali atas perintah Ferdy Sambo. Menurut Eliezer, Ferdy Sambo turut menembak yang mengakhiri nyawa Yosua. Namun Sambo membantah tudingan Eliezer. Ia mengaku tak menembak Yosua. Ia pun berdalih perintah yang disampaikan kepada Eliezer ialah 'hajar', bukan 'tembak'.
Adapun latar belakang pembunuhan diduga karena Putri telah dilecehkan Yosua saat berada di Magelang pada Kamis, 7 Juli 2022. Namun, dugaan tersebut telah dibantah oleh pihak keluarga Yosua.
Ahli Kriminologi Muhammad Mustofa yang dalam sidang kemarin juga dihadirkan sebagai saksi ahli juga menilai motif pelecehan seksual sulit dibuktikan sebagai motif pada kasus pembunuhan Brigadir J.
Dia mengatakan demikian karena melihat rentang waktu dan tempat dugaan pelecehan dan pembunuhan, hingga hanya satu alat bukti yakni dari kesaksian istri Sambo, Putri Candrawathi, saja.
Pernyataan itu disampaikan Mustofa menjawab pertanyaan jaksa dalam lanjutan persidangan pembunuhan berencana Brigadir J itu.
Baca juga: Kamaruddin Simanjuntak Bawa Sandal Brigadir J ke Pengadilan: Ini Bukti yang Tak Diamankan Polisi
"Tadi perihal motif, sudah dijelaskan ada berbagai macam motif. Motif mengenai harkat martabat, persaingan bisnis, dendam. Ahli kan sudah menerima terkait garis besar kejadian pada 8 Juli tersebut.
Menurut ahli, dari berbagai motif ini bisa enggak motif pelecehan seksual itu menjadi motif dari perkara ini, yang utama?" tanya Jaksa.
"Bisa sepanjang dicukupi dengan bukti-bukti. Karena dari kronologi yang ada adalah pengakuan Nyonya FS," jawab Mustofa. "Lalu dari waktu?" tanya Jaksa.
