Berita NTT

Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama NTT Gelar Pelatihan Bantuan Hidup Dasar 

kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta yang bisa menjadi perpanjangan tangan dari ahli jantung untuk menyebarkan pengetahuan

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
ToT- Kegiatan Training of Trainers (ToT), Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama NTT, Sabtu, (10/12/2022).  Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta yang bisa menjadi perpanjangan tangan dari ahli jantung  

"Jika lebih banyak orang yang tahu ketika terjadi siapa yang berada di dekat bisa langsung memberikan bantuan supaya lebih banyak orang bisa terselamatkan dengan keahlian yang sederhana ini," tandasnya. 

Pada kesempatan ini Wakil Ketua YJI Cabang Utama NTT Bidang Komunikasi, Theo Widodo menambahkan, peserta kegiatan ini berasal dari berbagai instansi dan elemen masyarakat termasuk TNI dan Polri. 

"Kalau kita simak penjelasan dari dokter Leonora, ahli jantung, itu lima menit pertama itu adalah golden time jadi kalau lima menit pertama itu tidak ada yang bisa lakukan pertolongan bantuan hidup dasar ini, sudah sulit tertolong. Kita perlu menyadari pentingnya jantung karena jantung itu pusat dari kehidupan kita sehingga penting sekali kita menjaga jantung ini," jelas Theo. 

"Saya iseng - iseng hitung kalau umur kita sampai lima puluh tahun, jantung kita itu berdenyut sebanyak 80 miliar kali tanpa disuruh. Maka itu dia harus tetap sehat kalau tangan kaki kita ini kan tunggu otak perintah baru dia jalan tapi jantung tidak mau tidur atau olahraga. 80 miliar kali itu tidak dihitung dengan ketika orang olahraga atau di masa bayi itu kan denyutnya cepat. Oleh karena itu pelatihan pelatihan seperti ini harapannya masyarakat bisa ikut termasuk senam jantung sehat yang rutin kita lakukan oleh YJI Cabang Utama NTT setiap hari Sabtu minggu pertama dalam bulan jam 6 pagi rutin dilakukan di halaman Bank Christa Jaya Kupang," lanjut dia. 

Dalam kegiatan senam jantung sehat selalu hadir juga para dokter ahli jantung dan kardiovaskular sehingga para peserta senam jantung sehat bisa mendapat banyak sekali masukan - masukan dan penjelasan - penjelasan dari para dokter ahli.

Baca juga: Puluhan Lansia Kota Kupang Ikut Senam Jantung Sehat Oleh YJI Cabang Utama NTT

Salah satu ahli jantung yang memberi pelatihan, dr. Leonora J. Tiluata, SpJP mengatakan, materi yang diberikan adalah bantuan hidup dasar bagaimana memberikan pertolongan bantuan dasar pada orang yang mengalami henti jantung atau henti napas.

"Jadi kita mengajarkan bagaimana kalau kita menemukan ada orang yang tiba - tiba tidak sadar, orang yang tiba - tiba tidak bernapas maka kita yang berada paling dekat harus bisa memberikan pertolongan secara cepat dan tepat," ujar dr. Leonora. 

Dia mengharapkan setelah materi selesai setiap peserta sudah bisa melakukan yang namanya bantuan hidup dasar, memberikan pertolongan pompa jantung dan memberikan bantuan napas. 

"Tujuannya supaya kita bisa menolong karena kejadian henti jantung ataupun berhenti napas itu tidak harus di rumah sakit baru terjadi. Bisa aja orang lagi olahraga, atlet kita lihat di tengah lapangan tiba - tiba jatuh nah itulah pertolongan apa yang harus dilakukan, inilah yang kita ajarkan," kata dr. Leonora. 

"Jadi tidak ada lagi hoax - hoax yang begitu orang tidak sadar korek - korek telapak kaki atau tusuk - tusuk ujung jari dan sebagainya itu tidak. Jadi kita harus melakukan pompa jantung dan memberikan bantuan napas," tambahnya. 

Dikatakan dr. Leonora, terkait kesadaran masyarakat akan kesehatan jantung tergantung masing - masing orang. 

 "Untuk mengetahui kondisi jantung maka pasti harus periksa,jadi kalau dulu memang tergantung tingkat Ekonomi karena untuk ke dokter pasti butuh duit tapi sebenarnya sekarang tidak perlu. Kalau sudah punya BPJS kan sudah gratis ditanggung jadi tinggal kesadaran kita saja apakah kita mau mengetahui status kesehatan kita atau tidak," kata dia. 

Baca juga: Ini Tanda Awal Pada Wanita Sebelum Serangan Jantung, Waspada Tiba-tiba Alami Gangguan Tidur

Menurut dr. Leonora, ada dua tipe orang, ada yang ingin tahu supaya bisa mencegah tapi ada juga tipe tidak ingin tahu karena kalau tahu kondisi kesehatan nanti akan takut dan sebagainya.

"Jadi memang itu tidak bisa kita sama ratakan tapi kita harus tetap memberi edukasi bahwa bagaimanapun pencegahan akan lebih baik daripada kalau sudah terjadi," tandasnya. 

Selain dr. Leonora, ahli jantung NTT yang juga memberi pelatihan adalah dr. Magma Purnawan, juga tim dari Jakarta, H. Achmad Royani, Irfan Haryana dan Zakaria Achmad.(uzu)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved