Berita NTT
B’Pung Petani Bank NTT Jadi Model Kendalikan Inflasi Secara Nasional
BI, BPD NTT, dan pemerintah daerah yang akan menghubungkan antara petani, pelaku usaha, dan para pemangku
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Di tengah ancaman krisis pangan dan energi di tahun 2023, ternyata Bank Indonesia sebagai regulator, melihat ada satu aplikasi yang bisa diandalkan untuk mengendalikan inflasi secara nasional.
Aplikasi itu adalah aplikasi B’Pung Petani yang digagas oleh Bank NTT tahun ini.
Aplikasi ini, oleh Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti dalam acara “Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Bali Nusra yang berlangsung Jumat, 9 Desember 2022 di Denpasar dijadikan model digitalisasi data manajemen usaha tani, dan pengendalian inflasi secara nasional.
Bank Indonesia (BI) menyebut Aplikasi B Pung Petani bisa menjadi kunci tercapainya ketahanan pangan dan kestabilan harga di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan bisa direplikasi oleh daerah lain.
Baca juga: Pengadilan Tinggi Kupang Terima Predikat Instansi Yudikatif Sangat Informatif Dari KIP NTT
“Aplikasi ini ditujukan untuk mengoptimalkan pemetaan produksi dan distribusi komoditas pertanian di daerah Nusa Tenggara Timur, dan selanjutnya dapat direplikasi daerah lainnya,”ujar Destry Damayanti.
Untuk diketahui bahwa pengembangan aplikasi ini merupakan wujud sinergi antara BI, BPD NTT, dan pemerintah daerah yang akan menghubungkan antara petani, pelaku usaha, dan para pemangku kepentingan dalam mendukung kesinambungan produksi pangan ke depan.
Dalam release resmi Bank Indonesia yang dikutip dari laman www.bi.go.id, disebutkan bahwa pengembangan digitalisasi manajemen data usaha tani menjadi kunci tercapainya ketahanan pangan dan stabilitas harga.
Bank Indonesia dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali Nusa Tenggara (Nusra) memperkuat sinergi dan inovasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) melalui aplikasi B'Pung Petani yang ditujukan untuk mengoptimalkan produksi dan distribusi komoditas pertanian di daerah Nusa Tenggara Timur, dan selanjutnya dapat direplikasi daerah lainnya.
Pengembangan aplikasi ini merupakan wujud sinergi antara Bank Indonesia, BPD NTT, dan Pemerintah Daerah yang akan menghubungkan antara petani, pelaku usaha dan pemangku kepentingan dalam mendukung kesinambungan produksi pangan ke depan.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menyampaikan bahwa GNPIP hadir untuk mengoptimalkan inovasi dalam stabilisasi harga pangan nasional (dari sisi suplai) dan mendorong produksi guna meningkatkan ketahanan pangan yang lebih terintegrasi serta berdampak.
Baca juga: Gelar Seminar Nasional Pertanian, Direktur Politani Kupang: Sumbangsih Bagi NTT
Diharapkan sinergi bersama dalam menjaga stabilitas harga akan menopang daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional.
Dampak dari penguatan sinergi tersebut pun secara nasional sudah terasa, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) November 2022 tercatat sebesar 5,42 persen (yoy) menurun dari bulan sebelumnya sebesar 5,71 persen (yoy).
Inflasi makanan yang mudah menguap juga turun menjadi sebesar 5,7 persen (yoy) dari puncaknya di bulan Juli yang sekitar 12 persen , inflasi inti juga mulai stabil di level 3,30 persen (yoy) dari bulan lalu yang sebesar 3,31 % (yoy).