Sidang Ferdy Sambo

Ferdy Sambo Sebut Istrinya Diperkosa Brigadir J, Bantah Ada Motif Perselingkuhan

Ferdy Sambo mengklaim istrinya Putri Candrawathi telah diperkosa oleh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM
MENANGIS - Ferdy Sambo menangis saat persidangan. Ferdy Sambo menumpahkan air matanya saat mengakui bahwa dirinyalah yang memerintahkan menghapus rekaman CCTV yang berisi fakta-fakta pembunuhan Brigadir J pada Jumat 8 Juli 2022 silam. Yang memusnahkan isi rekaman CCTV itu adalah AKBP Arif Rachman Arifin. 

"Sempat bertemu?" tanya majelis hakim Wahyu Iman Santosa. "Bertemu," jawab Benny Ali. "Ada siapa saja saat saudara bertemu?" tanya lagi Hakim Wahyu. "Saya, pak Santo, pak FS," ucap Benny Ali.

Tak lama berselang kata dia, Putri Candrawathi turun dari lantai atas sambil menangis. Setelah itu, Benny bersama Susanto langsung menanyakan kepada Putri. Namun, beberapa kali pertanyaan dari Benny Ali tak dijawab dan Putri hanya menangis.

Secara garis besar, Putri mengaku baru pulang dari Magelang dan sedang istirahat di dalam rumah dinas Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Jadi waktu itu ibu Putri nangis, nangis saya tanya. 'Maaf bu kira-kira apa yang terjadi?' Jadi beliau menyampaikan bahwa saat itu beliau baru pulang dari Magelang, pakai celana pendek, istirahat di rumah Duren Tiga, sedang apa, santai-santai. Hais itu nangis lagi," kata Benny.

Setelahnya, Ferdy Sambo ikut cerita soal kejadian sesuai dengan skenarionya. Saat itu, mantan Kadiv Propam Polri itu menyatakan kalau telah terjadi pelecehan terhadap Putri. Adapun orang yang melakukan pelecehan itu menurut skenario Sambo yakni Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir Yoshua.

Baca juga: Ibunda Brigadir J Menangis di Ruang Sidang : Hati Saya Hancur Pak Hakim

"Habis itu pak FS menambahkan bercerita lagi habis itu saya tanya lagi (ke PC) gimana ceritanya? Selanjutnya si almarhum Yosua itu melaksanakan pelecehan sehingga beliau berteriak, selanjutnya almarhum itu keluar," kata Benny.

Mendengar penjelasan itu, majelis hakim lantas menanyakan tindak pelecehan apa yang dilakukan oleh Yoshua kepada Putri. "Apa yang diceritakan tentang pelecehan itu?" tanya majelis hakim.

"Dipegang-pegang," jawab Benny Ali. "Paha?" tanya majelis hakim. "Iya," jawab Benny. "Terus?" tanya hakim lagi. "Yang saya sampaikan itu, karena setiap kita nanya nangis, setiap kita nanya nangis," ucap Benny.

Pelecehan itu yang disebut kemudian membuat Putri berteriak. Teriakan itu didengar Richard Eliezer yang kemudian memergoki Yosua keluar dari kamar. Saat ditanya, Yosua malah menembak hingga kemudian terjadi baku tembak. Yosua disebut tewas dalam peristiwa itu.

Belakangan terungkap cerita tersebut merupakan skenario Sambo. Yang terjadi ialah penembakan, bukan tembak menembak. Dilakukan Richard Eliezer atas perintah Sambo. Bahkan menurut Eliezer, Sambo ikut menembak.

“Habis almarhum jatuh Pak FS maju. Saya lihat dia langsung pegang senjata, dia kokang senjata dulu, dia ke arahkan almarhum, ada sempat tembak ke almarhum," kata Eliezer saat memberikan kesaksian di persidangan bulan lalu.

Kesaksian Eliezer ini pula yang memperkuat bahwa peristiwa tewasnya Yosua merupakan eksekusi, bukanlah tembak menembak. Skenario tembak menembak pun gugur.

Baca juga: Kamaruddin Simanjuntak Bawa Sandal Brigadir J ke Pengadilan: Ini Bukti yang Tak Diamankan Polisi

Dalam dakwaan, jaksa mengungkap bahwa skenario itu diduga dibuat oleh Sambo untuk menutupi peristiwa sebenarnya. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah pembunuhan.

Yang pasti tidak ada pelecehan yang terjadi di Duren Tiga. Namun, pihak Sambo meyakini pelecehan memang terjadi di Magelang pada 7 Juli 2022. Laporan Putri soal kejadian di Magelang itu membuat Sambo murka yang kemudian merencanakan pembunuhan.

Di sisi lain belum ada keterangan saksi yang secara langsung menyaksikan pelecehan di Magelang. Kuat Ma'ruf, sopir Sambo, hanya memergoki Yosua mengendap-endap di tangga dari lantai dua rumah Magelang yang langsung lari. Setelah itu, Kuat mengaku menemukan Putri dalam keadaan ketakutan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved