Berita Kota Kupang

Angka Stunting di Kota Kupang Bermasalah Menurut WHO 

Angka Stunting bila diatas 20 persen, di Kota Kupang 21,5 persen dianggap bermasalah oleh WHO. 

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
TALK SHOW - Perwakilan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kupang, Olden S. Mbeo, S. Gz saat memberikan kuis kepada peserta kegiatan usai talk show. Sabtu 3 Desember 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Angka Stunting di Kota Kupang dianggap bermasalah menurut organisasi kesehatan dunia WHO. Pasalnya angka Stunting di Kota Kupang berada di 21,5 persen. Batasan WHO angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen. 

Perwakilan dari Dinas Kesehatan / Dinkes Kota Kupang, Olden S. Mbeo, S. Gz, menyampaikan hal ini dalam talk show yang digelar Beta Hijrah Comunity, Sabtu 3 Desember 2022 di aula Universitas Muhammadiyah Kupang dengan Moderator Ummi Kalsum S. Saleh, SST., M. Keb. 

Ia menjelaskan, dalam penelitian penghasilan anak stunting tidak lebih dari 80 persen. Dengan kondisi itu akan berpengaruh pada tumbuh kembang. Angka Stunting bila diatas 20 persen, di Kota Kupang 21,5 persen dianggap bermasalah oleh WHO. 

Baca juga: ASN Kota Kupang Harus Tanggalkan Kepentingan Pribadi 

Hal ini juga mengakibatkan PDB juga terdegradasi atau hilang 3 persen. Imbas dari stunting memang bisa memberi efek kurang bagus ke berbagai sektor. 

"Kalau didalam teori ada lingkaran setan. Anak stunting, remaja stunting, dewasa stunting dan kalau dia remaja bisa berpotensi melahirkan anak setan dan lingkaran setan ini yang harus kita potong," katanya dalam kegiatan bertajuk Peran Remaja dalam Pencegahan Stunting Sebelum Genting. 

Olden menjelaskan, remaja menjadi bagian paling penting untuk melakukan pencegahan. Sehingga ada pemutusan siklus lingkaran setan. Paling utama adalah remaja putri, karena rentan dengan gizi dan yang berpotensi terus berada di lingkaran setan. 

Pengaruh gizi yang paling dominan akibat karena gaya hidup remaja putri yang sering mengkonsumsi sesuatu berdasarkan orang lain atau roll model. Seringkali remaja putri melakukan diet dan justru dengan cara 'ekstrim' yang turut berpengaruh ke tubuh atau menurunkan hemaglobin. 

Pengaruh dari ini akan terus berlanjut ketika remaja putri ini menjadi dewasa hingga menikah ataupun mengandung. Tahapan berlanjut dan berpotensi menularkan kekurangan hemaglobin yang berdampak ke janin. 

Baca juga: Atap Plafon Gedung SMP Negeri 1 Kota Kupang Belum Diperbaiki Pasca Seroja

Akibat dari kekurangan hemaglobin juga menyebabkan pusing atau mengantuk juga memperlambat kerja otak. Calon ibu dengan hemagl rendah, akan sangat bererisko dan anak juga berpotensi terlahir stunting

Untuk mencegah remaja tidak anemia atau kurang darah agar mengkonsumsi tablet tambah darah yang bisa diperoleh di faskes terdekat. Ketika, sebut dia,  mengkonsumsi tablet ini agar menghindari teh dan kopi. 

Olden berpesan agar remaja putri harus menjadi orang sehat. Ia menyebut segala informasi telah tersedia sehingga bisa mendapat segala macam informasi untuk menunjang kesehatan. 

Selain itu, semua orang diharapakan turut membantu melihat bayi dilingkungan sekitar agar mengingatkan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin kepada bayi di faskes.

Stunting, sebut dia, merupakan kronis yang sifatnya panjang sehingga butuh peran semua orang agar memantau dan tertib ke faskes. 

Dia menegaskan agar remaja putri bisa bersiap dengan matang sebelum menikah sehingga tidak menambah potensi adanya anak stunting

Kepada Beta Hijrah, Olden mengapresiasi kegiatan ini yang menurutnya sangat membantu pengembangan diri terutama dalam penanggulangan stunting. (Fan)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved