Breaking News

Pilpres 2024

Yenny Wahid Melejit Lampaui Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno, Percaturan Cawapres Bakal Berubah

Elektabilitas Yenny Wahid, Putri mendiang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mencuat melampaui Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno dalam survei Y-Publica.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
MELEJIT - Elektabilitas Yenny Wahid, Putri Mendiang Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid tau biasa disapa Gus Dur melejit tinggi melampaui Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno. Tingginya elektabilitas Yenny Wahid itu dibayang-bayangi Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar. 

“Harus diakui bahwa pengesahkan UU TPKS ini merupakan sebuah keberhasilan lembaga legislatif untuk melindungi warga negaranya yang paling rentan menjadi korban kekerasan seksual yaitu perempuan."

DPR di bawah kepemimpinan Puan juga telah menginisiasi RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) yang dinilai akan menjadi bentuk perlindungan negara terhadap perempuan sebagai ibu, dan anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa.

Amalia juga menuturkan, keberadaan Puan sebagai Ketua DPR tidak saja dimaknai sebagai langkah maju Indonesia dalam mewujudkan gender mainstreaming di segala bidang. Namun, juga bermakna mewujudkan cita-cita kesetaraan gender warga dunia.

Baca juga: Airlangga Hartarto Tak Terpengaruh Langkah Surya Paloh Deklarasikan Anies Baswedan

"Hal inilah yang ditangkap oleh Pukyong National University Korea (PKNU),” ucapnya.

Pengukuhan Puan sebagai Doktor Honoris Causa bidang Ilmu Politik digelar di College Theatre PKNU, Busan Korea Selatan, Senin 7 November 2022.

Dalam pidato Ilmiahnya saat dikukuhkan sebagai Doktor Honoris Causa tersebut Puan juga menuturkan soal persamaan hak antara perempuan dan laki-laki, termasuk dalam bidang politik.

Puan menyebut demokrasi menjamin partisipasi warga bangsa dalam mengartikulasikan hak politik, hak sosial, hak budaya dan hak ekonomi. Ia menegaskan, demokrasi juga memberikan ruang artikulasi kaum perempuan dalam segala bidang.

“Menyertakan perempuan dalam setiap jabatan bukan sebagai kebijakan afirmatif, akan tetapi merupakan kesadaran atas penghargaan harkat dan martabat manusia,” kata Puan.

Menurut mantan Menko PMK itu, inti dari pembangunan kesetaraan dan keadilan gender bukanlah meneguhkan siapa yang mendominasi dan didominasi.

Melainkan, kata Puan, bagaimana menemukan koridor untuk saling berbagi secara adil dalam segala aktivitas kehidupan tanpa membedakan pelakunya laki-laki maupun perempuan.

“Hal tersebut juga sama halnya dengan tidak membedakan pelaku aktivitas kehidupan karena perbedaan warna kulit, ras, dan keyakinan,” ucap Puan. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved