Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 20 November 2022, Engkau Datang Sebagai Raja
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Engkau Datang Sebagai Raja.
Dalam tangan Daud, bangsa Israel mengalami kejayaannya. Namun tentu tak bertahan.
Maka para nabi meramalkan tentang Raja yang sesungguhnya yang datang dari keturunan raja Daud.
Raja “Daud baru” yang terpatri dalam diri Yesus. Dan dalam Bahasa Paulus, Yesus Kristus memiliki banyak atribut yang di dalamnya tergambar Wajah Allah itu sendiri dengan segala kekuasaan yang sudah diberikan kepadaNya.
Itu diakui juga oleh sang penjahat di samping Yesus. Raja itu juga disalibkan seperi manusia biasa yang berdosa.
Yesus menjungkirbalikkan pandangan orang tentang raja duniawi dengan segala bentuk kemegahan duniawi dengan satu bentuk kelemahlembutan seorang Raja dengan segala kekuasaaan yang telah diletakkan kepadaNya.
Begitulah kita manusia, begitu ada satu atribut yang dikenakan kepada kita, serasa seperti kita sudah tahu semuanya dan menganggap orang lain tidak tahu bahkan menyombongkan diri karena telah mendapat satu atribut entah dalam pemerintahan negara, entah dalam
pemerintahan gerejawi, entah dalam pendidikan dan dalam masyarakat.
Kita cenderung menjadi sombong karena satu jabatan atau atribut tertentu. Padahal masih ada orang lain yang lebih tinggi dari atribut yang dikenakan kepada kita. Kita tidak beda jauh dari penjahat sebelah Yesus yang mengolok-olok Yesus.
Kita juga tidak beda jauh seperti para pemimpin bangsa Yahudi yang mengejek Yesus yang sedang bergantung di salib. Kita juga seperti para prajurit yang mengolok-olok Yesus. Kita begitu pongah hanya karena satu jabatan dalam masyarakat, pemerintahan atau gereja lalu merasa berhak untuk merendahkan orang lain.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 20 November 2022, Yesus Sang Raja
Kita begitu pongah karena kedosaan kita lalu bukannya bertobat, tetapi malah mengolok-olok orang lain.
Bahkan penjahat pun masih menyombongkan diri padahal telah berbuat salah dan dosa.
Ini yang tak jauh berbeda dengan kita. Semua orang tahu kita sudah berbuat salah, tapi karena kesombongan tetap saja merasa tinggi hati dan berhak merendahkan atau mengolok-olok orang lain seakan tak bersalah sedikit pun.
Maka kita perlu malu di hadapan penjahat lain yang disalibkan bersama Yesus itu. Dalam kedosaan dan kesalahan, kita tak perlu menyombongkan diri, karena di atas langit masih ada langit.
Penjahat yang bertobat itu tahu diri dan dengan rendah hati memohon ampun dari Yesus. Karena walaupun kita memiliki banyak atribut tapi kita tetap berdosa dan lemah di hadapan Tuhan.
Maka patutlah kita bersikap menjadi lemah karena dalam Kristus kita menjadi kuat. Apa pun yang sudah kita peroleh, jangan pernah merasa
sombong apalagi menjatuhkan orang lain atau mengolok-olok orang lain dan menganggap kita lebih tahu dan benar.
Karena kebenaran hanya ada pada Tuhan dan raja kita cuma satu yaitu Yesus Kristus, Raja Semesta Alam.