Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 20 November 2022, Yesus Sang Raja
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Yesus Sang Raja.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Yesus Sang Raja.
RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama 2 Samuel 5: 1 - 3; Kolose 1:12-20; dan bacaan Injil Lukas 23:35-43, Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 20 November 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Ada banyak raja di dunia. Raja benaran dan raja karena memiliki kualitas personal yang istimewa. Kita mengenal Ratu Elisabeth dari Inggris, Raja Brunai Darussalam.
Dari dunia musik, raja rock almarhum Elvis Presley, ada raja KO Mike Tyson, dan masih banyak lagi.
Tidak mudah menjadi raja atau minimal mendapat predikat raja.
Satu hal yang pasti adalah bahwa semua raja ini memiliki sesuatu yang istimewa, baik itu karena warisan maupun karena kesuksesan pribadi, bahkan karena nasib baik.
Tidak ada seorang pun akan dapat menjadi raja bila tidak ada yang memberi sebutan dan pengakuan dan biasanya predikat raja ini berkaitan dengan kekuasaan.
Seorang raja identik dengan kekuasaan, uang dan kemashyuran.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 20 November 2022, Salib, Jalan Terindah Raja Kita
Kitab 2 Samuel 5:1-3 menceritakan sebuah proses pengurapan Daud sebagai raja bangsa Israel.
Dikisahkan bahwa tua-tua Israel mendaulat Daud menjadi raja mereka, setelah kegagalan Saul memimpin bangsa Israel.
Kaum tua-tua sudah tahu akan kualitas personal Daud yang masih muda itu. Dia adalah seorang pemusik, seorang pejuang yang gagah perkasa dan berani karena berhasil mengalahkan Goliat yang raksasa tapi bodoh dan sombong.
Dia juga sering memimpin bala tentara Israel untuk berperang dan menang, sehingga namanya disebut di mana-mana.
Dia adalah raja politik bangsa Israel yang selalu menjadi representasi bagi kepemimpinan politik di kemudian hari.