Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 18 November 2022, Waktunya Membarui Hidup
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Waktunya Membarui Hidup.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Waktunya Membarui Hidup.
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama Wahyu 10: 8-11; dan bacaan Injil Lukas 19: 45-48.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 18 November 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Malaikat itu berkata, "Ambillah dan makanlah. Kitab itu akan terasa pahit dalam perutmu, tetapi manis seperti madu dalam mulutmu."
Kata-kata Malaikat ini mengingatkan kita para beriman bahwa bagi orang yang berkecenderungan hidup dengan tidak mencintai kebenaran, maka mendengarkan Sabda Tuhan yang menuntun kepada kebenaran merupakan sesuatu yang terasa pahit dan karena itu menjadi sulit bagi mereka untuk melaksanakan Sabda Tuhan itu.
Akan tetapi bagi mereka yang mencari kebenaran dan mencintai kebenaran itu dalam seluruh hidup harian mereka, maka Sabda Tuhan itu sungguh dipandang sebagai pedoman hidup dan kompas perjuangan.
Karena itu pertanyaan permenungan yang boleh diajukan kepada kita adalah bagaimana sikap hidup harian kita? Apakah kita termasuk kelompok orang yang mencintai kebenaran karena kebenaran itu sendiri adalah Tuhan?
Atau sebaliknya bahwa kita adalah bagian dari kelompok orang-orang yang menolak kebenaran karena itu mereka hidup bersekutu dengan dunia iblis dan kejahatan?
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 17 November 2022, Tetesan Air Mata Yesus
Kenyataan hidup kita manusia beriman adalah bahwa kita belum sungguh-sungguh tegas dan konsisten menghayati iman. Karena masih sangat gampang kita terpengaruh mengikuti hal-hal yang bukan Tuhan.
Kita mudah sekali termakan rayuan dan sogokan. Kita lebih mudah menajiskan rumah hati kita sebagai tempat berdiamnya Roh Kudus daripada berusaha untuk memurnikan dan menajamkan suara hati kita sebagai suara kebenaran yang pada hakikatnya adalah suara Allah.
Kita mensaratkan hati kita dengan hal-hal duniawi padahal itu menajiskan dan mencemari tubuh kita. Ya, kita menutup mata batin kita untuk tidak mau melihat Tuhan.
Terhadap peri hidup yang seperti ini, maka Yesus tampil dan mengecam dengan gagah-berani, "Rumah-Ku adalah rumah doa, tetapi kalian telah menjadikannya sebagai sarang penyamun." Sesudah itu Yesus mengusir semua pedagang dari situ.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 17 November 2022, Perbuatan Amal Membawa Berkat Tuhan
Mungkinkah saya juga termasuk pedagang yang mengisi secara salah rumah hatiku dengan hal-hal yang tidak mengandung kebenaran dan karena itu bukan Allah?
Mungkinkah karena itu maka saya juga dikecam Yesus dan diusir jauh dari ketenangan dan kedamaian hidup?
Jika demikian hidupku selama ini, maka sekarang jugalah waktunya untuk saya boleh kembali membarui hidup.