Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 17 November 2022, Perbuatan Amal Membawa Berkat Tuhan
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Perbuatan Amal Membawa Berkat Tuhan.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Perbuatan Amal Membawa Berkat Tuhan.
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama Wahyu 5:1-10; dan bacaan Injil Lukas 19: 41-44.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Kamis 17 November 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Pada Hari Peringatan Santa Elisabeth dari Hungaria, Biarawati, kita kaum beriman diarahkan perhatian pada keyakinan dari suami Santa Elisabeth yakni "perbuatan amal Elisabeth akan membawa berkat Tuhan".
Dengan perbuatan amal itu mereka tidak mungkin dibiarkan Allah menderita kekurangan. Tapi dengan syarat dirinya dengan hati tulus mengizinkan Elisabeth meringankan penderitaan orang lain.
Karena tindakan Elisabet tersebut diyakini sebagai bukti akan iman dan usahanya untuk meneladani Yesus Kristus.
Bagi orang beriman percaya bahwa hidup dengan meneladani hidup dan karya Yesus mereka tidak memperoleh kecemasan yang berlebihan ketika mereka mengalami kekurangan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 16 November 2022, Jangan Sia-siakan Apa yang Tuhan Beri
Bahkan di tengah kekurangan yang mereka alami mereka tetap memiliki batin yang tenang damai. Karena itulah model hidup orang-orang kudus.
"Layaklah Engkau menerima gulungan Kitab dan membuka ketujuh meterainya. Sebab Engkau telah disembelih dan dengan darahMu telah membeli mereka bagi Allah."
Inilah persembahan dan pengurbanan yang mulia Yesus untuk menebus dan menyelamatkan kita umat-Nya.
Bahwa dengan darah-Nya yang ditumpahkan dalam seluruh perjalanan pengurbanan memikul salib, Yesus membayar utang dosa kita umat-Nya.
Apakah dengan merenung peristiwa suci dan mulia ini kita kemudian mengubah sikap dan seperti Elisabeth kita mau menderita agar orang lain memperoleh hidup yang lebih damai dan bahagia?
Kita mungkin hidup dengan terlalu ingat diri dan menutup mata terhadap penderitaan dan kesulitan hidup sesama kita.
Seperti Yerusalem mungkin kita tidak mengetahui saat Allah melawati kita.