Berita Ende

BKKBN NTT Gelar Konsolidasi dengan Pemangku Kebijakan Cegah Stunting di Ende

pencegahan dan penurunan stunting tidak bisa dilakukan secara sendiri sendiri. Masalah stunting hanya bisa diselesaikan secara kolaboratif

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COMTOMMY MBENU NULANGI
SAMBUTAN- Wakil Bupati Ende, Erik Rede saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan konsolidasi bersama dengan pemangku kepentingan di Aula Gereja Santo Yosef Freinademetz Ende, Senin 14 November 2022 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM, ENDE- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN NTT kembali melaksanakan kegiatan Konsolidasi dengan Pemangku Kebijakan Tingkat Daerah Melalui Program Prioritas Nasional (Pro PN) pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk pencegahan stunting di Kabupaten Ende.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Gereja Katolik Santo Yosef Freinademetz Matapaga, Ende, Senin 14 November 2022.

Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya Wakil Bupati Ende Erik Rede, Kepala BKKBN NTT Marianus Mau Kuru, Kepala BKKBN Ende drg. Muna Fatma, para tokoh agama, dan para penyuluh se Kabupaten Ende serta para undangan lainnya.

Dalam laporannya, Kepala BKKBN Provinsi NTT, Marianus Mau Kuru mengatakan bahwa, pencegahan dan penurunan stunting tidak bisa dilakukan secara sendiri sendiri. Masalah stunting hanya bisa diselesaikan secara kolaboratif dan secara konvergen oleh semua elemen masyarakat.

Untuk itu, BKKBN NTT sebagai salah satu instansi yang mendapatkan amanah sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting melaksanakan kegiatan konsolidasi ini mengingat pentingnya pengasuhan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk mencegah stunting.

Baca juga: Melki Laka Lena Gandeng BKKBN NTT Kampanye Percepatan Penurunan Stunting

"Tujuan dari kegiatan ini supaya bersama dengan seluruh pemangku kepentingan yang ada di daerah ini untuk percepatan penurunan stunting. Saya berharap dari Keuskupan Agung Ende memberikan edukasi melaluinya mimbar-mimbar gereja. Karena kami yakin suara para tokoh agama lebih didengar oleh umat. Saya kira apa yang telah disepakati menjadi komitmen bersama untuk kita jalankan dalam upaya pencegahan stunting," ungkapnya.

Sementara itu, Sekjen Keuskupan Agung Ende, Romo Yohanes Stefanus Lando Pr mengatakan, Gereja Katolik sangat konsen terhadap pembinaan keluarga karena pandangan agama termasuk gereja katolik dalam konsili vatikan disebutkan bahwa keluarga sebagai ecclesia domestica.

"Mengapa demikian, karena keluarga menampilkan wajah Allah di tengah masyarakat. Saya pikir semua agama mengajarkan hal yang sama," ungkapnya.

Ia menjelaskan, selain itu, melalui kegiatan musyawarah pastoral yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu menyadarkan bahwa dalam menyelenggarakan program pastoral, gereja telah melakukan pendampingan terhadap keluarga.

"Kami menyiapkan edukasi kepada sekolah-sekolah untuk memberikan pemahaman kepada para siswa baik yang ada di sekolah dasar maupun di sekolah menengah," jelasnya.

Baca juga: Kepala Perwakilan BKKBN NTT, Marianus Mau Kuru: Kampung Keluarga Berkualitas Harus Dimulai Dari Desa

Atas nama uskup Agung Ende, ia mengajak seluruh peserta kegiatan konsolidasi untuk mempertajam lagi pertemuan tersebut sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dalam ruang lingkup wadah masing-masing dalam upaya percepatan penanganan stunting di Kabupaten Ende.

Wakil Bupati Ende, Erik Rede mengatakan bahwa, stunting adalah masalah yang dihadapi oleh semua negara tak terkecuali Kabupaten Ende. Untuk itu dibutuhkan kerja kolaborasi untuk bersama untuk mencegah stunting.

Dijelaskan Erik, secara nasional, prevalensi stunting di Provinsi NTT termasuk dalam kategori tinggi, namun untu Kabupaten Ende pada tahun 2021 berada di angka 14,3 persen dan pada tahun 2022 sampai dengan hari ini turun menjadi 8,9 persen.

"Ada trend penurunan yang sangat signifikan berkat kerja kolaborasi yang kita lakukan selama ini. Disini kita tidak boleh berpuas diri. Karena pada setiap kelahiran pasti ada stunting. Karena itu juta harus cegah dari sebelum hamil. Sebelum hamil ibu harus sehat dulu," ujarnya.

Erik menyampaikan, atas trend penurunan angka stunting yang sangat signifikan tersebut pemerintah daerah Kabupaten Ende mendapat perhatian dan reward dari pemerintah Provinsi NTT karena masuk menjadi salah satu daerah yang sangat pro aktif dalam menurunkan sangka stunting di Provinsi NTT. (tom)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved