Berita Kupang

Warga Desa Honuk di Amfoang Barat Laut Tolak Pembangunan Bronjong di Sungai Bonpo

Pembangunan bronjong tersebut otomatis akan membagi sungai menjadi dua alur sehingga berpotensi lahan persawahan di Desa Honuk kekurangan air

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO-
AKSI DAMAI - Suasana aksi damai yang dilakukan warga Desa Honus Kecamatan Amfoang Barat Laut yang meminta pekerjaan bronjong Sungai Bonpo dihentikan 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen

POS-KUPANG.COM, OELAMASI- Alur air yang mengalir melalui Sungai Bonpo di Desa Honuk Kecamatan Amfoang Barat Laut (Ambal) dialihkan jalurnya oleh pemerintah Kabupaten untuk bisa mengaliri persawahan di Desa Soliu dan Desa Oelfatu.

Melihat hal tersebut 395 warga Desa Honuk, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang melakukan aksi penolakan pembangunan bronjong di Sungai Bonpo.

Pembangunan bronjong tersebut otomatis akan membagi sungai menjadi dua alur sehingga berpotensi lahan persawahan di Desa Honuk kekurangan air.

Salah satu warga Desa Honuk, Tera Klali dikonfirmasi, Jumat 11 November 2022 mengungkapkan pembangunan itu juga menutup akses transportasi masyarakat Desa Honuk untuk menuju Puskesmas, Pasar Oefitis, Kantor Camat.

Karena biasanya hanya satu sungai kini sudah menjadi dua aluran sungai membuat akses transportasi anak sekolah tingkat SMA dan SMK menuju ke sekolah tertutup dan menutup akses ekonomi masyarakat Desa Honuk.

Tera Klali juga menegaskan  pembangunan bronjong di dalam kali Bonpo membuat banjir semakin mengikis ke tepi dekat perumahan warga.

"Tahun 2021 aliran banjir itu tidak lewat tepi sawah tapi lewat pertengahan kali sehingga akses jalan saat itu masih aman," ujarnya.

Baca juga: Warga Amfoang Barat Laut di Kabupaten Kupang Rindu Jalan dan Listrik

Tera Klali menguraikan pada september 2022 lalu salah satu CV  mengerjakan tanggul dan dimulailah pembangunan Bronjong.

Namun tidak ada konfirmasi dengan warga maupun pemerintah Desa Honuk. CV langsung gusur di dalam kali untuk mengalihkan air lewat tepi sawah.

Pasca pembangunan lanjut Tera Klali tanggul bendungan dan bronjong hingga saat ini akses jalan menuju pasar, kantor camat, puskesmas, dan sekolah sangat terhambat karena warga maupun anak sekolah harus menyeberang banjir.

"Kita mau menyeberang banjir juga taruhan nyawa karena hujan disini setiap hari, banjir pun tidak surut," kata Tera Klali.

Menurut Tera Klali aksi ini ditujukan kepada pemerintah kabupaten Kupang dan para anggota dewan agar turun ke lokasi untuk menyaksikan secara langsung permasalahan yang terjadi.

"Ini CV mereka kerja tabrak-tabrak saja tapi tidak memikirkan dampak yang akan terjadi," beber Tera Klali.

Selain itu Tera Klali menegaskan agar pemerintah kabupaten Kupang segera membangun jalan alternatif darat lewat Bi'oto yang menghubungkan Desa Honuk ke pasar Oefitis, Puskemas, kantor camat dan sekolah SMA dan SMK.

Baca juga: Komunitas Cinta Kasih Berbagi Kasih di Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved