Renungan Harian Katolik Jumat 11 November 2022, Diselamatkan Karena Setia kepada Allah

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Diselamatkan Karena Setia kepada Allah.

RP. Markus Tulu SVD menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk  bacaan pertama 2Yohanes. 1: 4-9;  dan bacaan Injil Lukas 17: 26-37, Peringatan Santo Martinus dari Tours.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 11 November 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Pada Hari Peringatan Santo Martinus dari Tours, Uskup, kita umat beriman diajak untuk boleh mencontohi keberanian Uskup Martinus dalam mewartakan Injil. Apa pun situasinya Santo Martinus Uskup itu tetap saja setia dan berani mewartakan Injil Allah agar banyak jiwa yang tersesat oleh arus dunia yang kejam diselamatkan.

Mesti kita sadari bahwa hidup bersama di dunia ini sering ditandai dengan sikap-sikap anti Kristus.

Mereka menolak Kristus dan karena itu mereka hidup dalam pesta pora, makan dan minum, kawin dan dikawinkan sejak masa Nuh juga masa Lot.

Pokoknya manusia hidup sudah tidak mengenal Allah.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 9 November 2022, Gereja Rumah Tuhan

Berhadapan dengan situasi hidup yang demikian memprihatinkan, kita kaum beriman diminta untuk waspada dan mengusahakan hidup dalam kasih.

Kita diminta untuk hidup dalam kasih karena hanya dengan jalan yang demikian jiwa kita tidak terus disesatkan tapi selamat.

Hidup dalam kasih itu merupakan ajaran Kristus sendiri. Dan setiap orang yang tidak setia pada ajaran Kristus dan menyimpang daripadanya, itu berarti dia tidak memiliki Allah. Artinya dia menolak rahmat keselamatan.

Apakah yang menolak rahmat keselamatan itu termasuk saya?

Pertanyaan ini mesti menolong kita untuk dengan sungguh-sungguh mengusahakan hidup agar kita tidak dibinasakan tetapi selamat.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 10 November 2022, Mengalami Situasi Kerajaan Allah

Kita akui bahwa Nuh dan Lot diselamatkan Allah karena mereka telah menjadi setia terhadap Allah.

Mereka percaya bahwa pesta pora, kemabukan, kawin dan dikawinkan adalah kesenangan dan kenikmatan yang sementara sifatnya.

Dan hal ini akan menjadi kebinasaan ketika kelak Anak Manusia itu datang.