Liputan Khusus

Lipsus Dua Anak di NTT Meninggal, Apotek Tarik Obat Sirup Anak

Dua orang anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia akibat gagal ginjal akut, mengakibatkan seluruh apotek menarik semua obat sirup

outsourcing-pharma.com
Gagal Ginjal Akut Bisa Terjadi Hanya Dalam Hitungan Jam, Ternyata ini Pemicunya. (FOTO: ILUSTRASI GINJAL) 

Kepada orang tua yang memiliki anak usia balita agar untuk sementara tidak mengkonsumsi obat-oabatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran dari tenaga kesehatan yang kompeten, sampai adanya pengumuman resmi dari pemerintah.

Bupati Agas juga mengimbau, jika ditemukan kondisi anak demam selama 7 - 14 hari dengan suhu tubuh diatas 37.50 C, infeksi saluran cerna, muntah dan diare, batuk pilek dan tidak berkemih (anuria) serta menurunnya volume urin, maka disarankan untuk segera menghubungi tenaga kesehatan dan/ atau segera ke fasilitas kesehatan terdekat.

Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas
Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas (POS-KUPANG.COM/HO-TRIBUNNEWS.COM)

Kepada keluarga pasien agar membawa atau menginformasikan obat yang dikonsumsi sebelumnya serta menyampaikan riwayat penggunaan obat kepada tenaga kesehatan.

Perawatan anak sakit yang menderita demam di rumah lebih mengedepankan tata laksana non farmakologis, seperti mencukupi kebutuhan cairan, kompres air hangat dan menggunakan pakaian tipis. Jika terdapat tand-tanda bahaya segera bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Langkah pencegahan dengan mengedepankan protokol kesehatan, diantaranya dengan menjaga Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), menjaga imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan air putih yang cukup, menjauhi makanan cepat saji serta minum-minuman kaleng dengan pemanis terutama pada anak-anak balita.

"Anak-anak adalah masa depan Manggarai Timur, kesehatan mereka hari ini adalah gambaran kualitas Matim," tegas Bupati Agas.

Bupati Kupang, Korinus Masneno meminta masyarakat agar selalu mewaspadai obat tersebut yang merupakan salah satu penyebab penyakit pada anak yang saat ini menjadi perhatian masyarakat Indonesia.

"Saya Bupati Kupang menghimbau kepada masyarakat di Kabupaten Kupang untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam mengkonsumsi obat Paracetamol sirup yang sesuai edaran Kemenkes untuk tidak dikonsumsi," ungkapnya.

Sementara itu kepada pelaku usaha Apotek yang menjual obat Paracetamol sirup Dia meminta untuk menaati edaran Kemenkes agar meminimalisir hal yang tidak diinginkan terjadi seperti penyakit gagal ginjal akut pada anak.

Dia juga meminta agar pihak Apotek mensosialisasikan edaran Kemenkes tersebut kepada masyarakat sebagai pengguna jasa apotek. Dirinya juga meminta agar obat tersebut ditarik dari peredaran sehingga tidak meresahkan masyarakat yang menjadi pengguna obat tersebut. (pet/fan/yel/rob/cr2/ris/rob/cr9)

IDI : Stop Jual Parasetamol Sirup

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi NTT, dr Stefanus Soka mengaku telah menerima surat edaran dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) soal pemberian resep obat sirup.

Menurut dr Soka, Surat Edaran itu telah diterima dan diteruskan ke para dokter di kabupaten/ kota di NTT. Upaya tersebut dilakukan untuk menyikapi adanya gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak di Indonesia, termasuk NTT.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang NTT, dr Stef Soka
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang NTT, dr Stef Soka (POS KUPANG/GECIO VIANA)

IDI Provinsi NTT, kata dr Stef, juga mendukung langkah prefentif yang dilakukan Kementerian Kesehatan, guna menjaga agar kondisi dimaksud bisa diantisipasi.

"Surat edaran ini juga sudah ada tembusan sampai organisasi apoteker. Karena itu untuk sementara pemberian obat-obatan sirup untuk anak-anak dihentikan sampai selesai proses investigasi terhadap kemungkinan hubungan antara obat-obatan sirup dengan kasus-kasus kejadian gagal ginjal akut bisa dipastikan," jelas dr Stef Soka, Kamis (20/10).

Untuk sementara waktu, dr Stef mengimbau agar para orangtua, bisa menghentikan sementara pembelian obat-obatan sirup yang dijual bebas. Jika ada gejala anak lemas, demam tinggi, muntah-muntah dan apa bila anak tidak Buang Air Kecil (BAK), dalam kurun waktu beberapa jam, maka harus segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

"Sehingga hal-hal ini bisa dicegah dan jika ditemukan kecurigaan maka bisa dilakukan proses investigasi dan penelusuran, sehingga tidak terjadi pada anak-anak yang lain," ujarnya

Baca juga: Gangguan Ginjal Akut Misterius, BPOM Uji 26 Obat Sirup Lima Diantaranya Sebabkan Gagal Ginjal Akut

Dokter Stef mengakui alat cuci darah untuk anak memang belum dimiliki oleh seluruh rumah sakit yang ada di NTT. Hal ini hendaknya bisa menjadi perhatian untuk bisa segera ditangani. Terlebih munculnya kasus baru, gagal ginjal akut misterius pada anak.

Dokter Stef berharap pihak RSUD W Z Johannes Kupang melakukan koordinasi untuk kemungkinan menyiapkan alat cuci darah untuk bayi atau anak. Dengan demikian pasien-pasien anak bisa ditolong dalam kesempatan pertama.

Untuk diketahui, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi NTT, dr. Stefanus Soka telah menerima surat edaran dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) mengenai pemberian resep obat sirup. Surat edaran itu, itu telah disampaikan ke dokter di daerahnya menyikapi penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak di Indonesia termasuk di NTT.

IDI Provinsi NTT, kata Stefanus mendukung langkah prefentif yang dilakukan Kementerian Kesehatan menjaga agar kondisi ini bisa diantisipasi.

"Surat edaran ini juga sudah ada tembusan sampai organisasi apoteker, sehingga untuk sementara pemberian obat-obatan sirup untuk anak-anak dihentikan sampai selesai proses investigasi terhadap kemungkinan hubungan antara obat-obatan sirup dengan kejadian gagal ginjal akut bisa dipastikan," kata dr Stef Soka kepada wartawan, Kamis (20/10).

IDI mengimbau para orangtua menghentikan sementara pembelian obat-obatan sirup yang dijual bebas. Jika ada gejala anak lemas, demam tinggi, muntah-muntah dan apa bila anak tidak buang air kecil (BAK) dalam kurun waktu beberapa jam, maka harus segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Dengan demikian kasus-kasus ini bisa dicegah dan jika ditemukan kecurigaan maka bisa dilakukan proses investigasi dan penelusuran, sehingga tidak terjadi pada anak-anak yang lain. Dia menambahkan, alat cuci darah untuk anak memang belum ada di seluruh rumah sakit di NTT, hal ini yang menjadi perhatian karena memang kasus ini merupakan fenomena baru.

Di RSUD WZ Johannes Kupang sudah melakukan koordinasi untuk kemungkinan menyiapkan alat cuci darah untuk bayi atau anak, sehingga pasien-pasien ini bisa ditolong. (ris)

BPOM Uji 26 Sirup, Lima Diantaranya Sebabkan Gagal Ginjal Akut

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melakukan uji sampling terhadap 39 bets dari 26 sirup. Lima diantaranya diduga sebagai penyebab gagal ginjal akut

Dalam pemeriksaan hingga 19 Oktober 2022, menunjukkan kandungan cemaran
etilen glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG), terdapat di lima produk yang melebihi ambang batas aman. 

Kepala Balai POM Kupang, Tamran Ismail, menyampaikan ini dalam keterangannya Kamis 20 Oktober 2022 malam, meneruskan siaran pers BPOM pusat mengenai daftar nama obatan tersebut.

Tamran menyebut nantinya dalam penarikan obat-obatan ini akan dilakukan oleh industri farmasi pemilik izin edar agar menarik kembali sirop obat dari peredaran di seluruh Indonesia dan pemusnahan untuk seluruh bets produk.

"Sudah minta pabrik dan distributornya agar ditarik," sebutnya.  

Penarikan ini juga mencakup seluruh outlet antara lain Pedagang Besar Farmasi, Instalasi Farmasi Pemerintah, Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Toko Obat, dan praktik mandiri tenaga kesehatan.

Terkait dengan pengawasan penarikan obat-obatan ini di lapangan dengan Balai POM, sebutnya, akan menunggu arahan lebih lanjut terkait prosesnya. 

"Kita tunggu instruksi," sebutnya lagi. 

Untuk diketahui, penyakit ini telah terjadi di berbagai provinsi di Indonesia termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan jumlah korban meninggal sebanyak 2 balita hingga, Kamis 20 Oktober 2022. 

Sebelumnya, dalam keterangan di kantornya, Tamran Ismail menyebut pihaknya tengah menunggu hasil investigasi yang dilakukan sesuai kewenangan dari Badan POM pusat.

Badan POM pusat sendiri sedang menginvestigasi produk obat-obatan yang mungkin berpotensi menyebabkan gagal ginjal akut misterius pada anak-anak.

Investigasi ini, kata dia, meliputi pengujian produk obat-obatan dengan kecurigaan terkontaminasi zat yang membahayakan di luar dari bahan baku utama pembuatan suatu produk obat.

"Untuk pemeriksaan produk itu dilakukan oleh pusat dan waktunya tidak terlalu lama dan kita mengharapkan dengan waktu singkat dapat memberi hasil yang signifikan," jelasnya.

Menurutnya, BPOM pusat juga akan mengklasifikasikan besaran risiko produk yang terkontaminasi ini sesuai dengan batas ambang yang telah ditetapkan. Selanjutnya bila produk tersebut memang tidak sesuai ketetapan maka produsennya akan ditindak.  (fan)

5 obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG ini di antaranya adalah :

1. Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.

3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.

4. Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.

5. Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.

 

 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved