Liputan Khusus

Lipsus Dua Anak di NTT Meninggal, Apotek Tarik Obat Sirup Anak

Dua orang anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia akibat gagal ginjal akut, mengakibatkan seluruh apotek menarik semua obat sirup

outsourcing-pharma.com
Gagal Ginjal Akut Bisa Terjadi Hanya Dalam Hitungan Jam, Ternyata ini Pemicunya. (FOTO: ILUSTRASI GINJAL) 

Ia menyebut, anak yang menjadi korban gagal ginjal misterius itu adalah laki-laki berusia 1 tahun 10 bulan yang dirawat di rumah sakit Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Sebelumnya, anak itu direncakan akan dirujuk ke rumah sakit Sanglah Denpasar Bali, namun sebelum berangkat kesana, anak itu meninggal dunia pada Rabu (19/10) pukul 22.00 Wita. "Pasien AKI misterius di Sumba Barat meninggal tadi malam pukul 10.00 Wita," ungkap dr. Woro Indri.

Suasana di Apotek Crystal Farma, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Kupang, Kamis 20 Oktober 2022
Suasana di Apotek Crystal Farma, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Kupang, Kamis 20 Oktober 2022 (POS-KUPANG.COM/OBY LEWANMERU)

Menurutnya, pasien AKI Apitikal itu telah dirawat selama beberapa hari di RSUD Waikabubak. Korban diketahui tidak mengalami buang air kecil (BAK) atau kencing selama tiga hari. "Iya meninggal, tidak sempat dirujuk," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan dr Woro, hasil observasi sebelumnya menyebutkan anak itu mengalami AKI Atipikal. Dan bisa saja menjalani perawatan lanjutan di RS Waikabubak atau di RS di Kupang, namun karena ketiadaan alat cuci darah khusus anak di fasilitas kesehatan di NTT, maka pasien harus rujuk ke luar NTT.

"Iya belum ada (alat cuci darah khusus anak di NTT), sehingga kasus yang baru dari Waikabubak di rujuk ke RS Sanglah," kata Woro.

Meninggalnya satu lagi anak dengan gagal ginjal misterius itu maka provinsi NTT kini terdapat dua kasus akibat penyakit ini.
Sebelumnya, satu Anak laki-laki berusia 2 tahun di Kabupaten Rote Ndao, juga dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit ini. Ia meninggal dunia di akhir September 2022 lalu.

Tingkatkan Kewaspadaan

Direktur rumah sakit umum daerah (RSUD) Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat (Sumbar), dr. Javendi Rizal Pavliando Saragih di Waikabubak, membenarkan seorang pasien berusia 1 tahun 10 bulan yang sempat menjalani perawatan selama sehari di rumah sakit itu meninggal dunia, Rabu (19/10) pukul 22.00 wita.

Pasien meninggal dunia akibat menderita gangguan ginjal akut progresif dengan infeksi berat. Hal mana diduga gangguan ginjalnya dari infeksi berat dan obat paracetamol yang sebelumnya diminum oleh pasien.

Karena itu, ia menghimbau kepada orang tua agar segera membawa anak ke rumah sakit atau puskesmas terdekat bila anak menderita sakit. Hal itu untuk mendapatkan penanganan anak sedini mungkin oleh petugas kesehatan RSUD Sumbar.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, drg. Bonar B. Sinaga menghimbau masyarakat untuk sementara waktu anak-anak jangan mengkonsumsi obat sirup. Sementara itu keluarga korban belum bisa ditemui karena sedang duka.
Bupati Matim, Agas Andreas, SH MHum, menghimbau masyarakat untuk bisa meningkatkan kewaspadaan dalam rangka pencegahan terhadap AKI di wilayah tersebut.

 

Hal ini disampaikan Kepala Bagian (Kabag) Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Setda Matim, Jefrin Haryanto, Kamis (20/10).

Bupati Agas, demikian Jefrin, berharap seluruh tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan, baik RSUD Borong maupun Puskesmas di seluruh Manggarai Timur, untuk sementara ini agar tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/ sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

"Kepada seluruh apotek/ klinik/ toko obat/ praktek pribadi untuk sementara ini tidak memberikan/ menjual obat bebas dan/ atau bebas terbatas dalam bentuk cair/ sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas," katanya.

Masyarakat juga dihimbau saat ingin mengobati anak, tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/ sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau sediaan lainnya.

Kepada para orang tua yang memiliki anak usia kurang dari 6 tahun diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil pada anak dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved