KKB Papua

KKB Papua Jangan Berharap Ketika Australia Berkomitmen untuk Kerjasama Militer dengan Indonesia

Kelompok Kriminal Bersenjata alias KKB Papua jangan berharap untuk mendapat dukungan Australia untuk mencapai Kemerdekaan Papua.

Editor: Agustinus Sape
Firdia Lisnawati/AP Photo
LATIHAN - Prajurit pasukan khusus Indonesia (Kopassus)mengambil bagian dalam pelatihan dengan SAS Australia di bandara Bali. Australia berkomitmen kerja sama militer dengan Indonesia di tengah meningkatnya tuduhan pelanggaran HAM di Papua. 

POS-KUPANG.COM, MELBOURNE - Gerakan Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata alias KKB Papua jangan berharap untuk mendapat dukungan Australia untuk mencapai Kemerdekaan Papua.

Melalui Perjanjian Lombok 2006, Australia telah berkomitmen untuk membangun kerja sama militer dengan Indonesia.

Australia memandang Indonesia sebagai 'mitra penting' di kawasan di mana China menjadi semakin menegaskan kehadirannya.

Karena itu, OPM sebaiknya berhenti memikirkan Kemerdekaan Papua, tetapi mulai bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia yang sedang gencar membangun Papua yang lebih baik di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Pernyataan ini merupakan simpulan dari laporan wartawan Al Jazeera Ali MC melalui artikel berjudul Australia committed to military cooperation with Indonesia ( Australia berkomitmen untuk kerjasama militer dengan Indonesia), 19 Oktober 2022.

Simak artikel selengkapnya berikut ini.

AUSTRALIA mengatakan akan terus memberikan pelatihan militer, melakukan latihan bersama dan mengekspor senjata ke Indonesia meskipun ada peningkatan kekerasan dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di Papua Barat, di ujung timur kepulauan, di mana konflik telah bergemuruh selama beberapa dekade.

Departemen Pertahanan Australia mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan kepada Al Jazeera bahwa pemerintah Anthony Albanese, yang terpilih pada bulan Mei 2022, akan terus memasok senjata ke pasukan Indonesia dan memberi mereka pelatihan militer.

“Indonesia adalah salah satu mitra terpenting Australia. Australia akan terus melakukan latihan bersama, memberikan pelatihan militer dan kebijakan, dan – sesuai dengan undang-undang yang sesuai – mengekspor peralatan militer ke Indonesia,” kata pernyataan itu.

BERTEMU - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (kiri) saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor Juni 2022. Albanese
menjadikan Indonesia kunjungan luar negeri pertamanya setelah pemilihannya pada bulan Mei 2022 – sebuah indikasi pentingnya bagi Canberra.
BERTEMU - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (kiri) saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor Juni 2022. Albanese menjadikan Indonesia kunjungan luar negeri pertamanya setelah pemilihannya pada bulan Mei 2022 – sebuah indikasi pentingnya bagi Canberra. (Sigid Kurniawan/Antara Foto)

Terlepas dari beberapa bidang yang sulit, Australia telah memiliki hubungan militer yang lama dengan Indonesia, termasuk pelatihan bersama dan pasokan senjata, dengan Thales Australia menjual tiga pengangkut pasukan Bushmaster ke Kopassus, pasukan elite Indonesia, pada tahun 2014.

Unit militer, seperti Kopassus, melakukan latihan bersama dengan SAS Australia, pasukan khusus negara itu, sementara Detasemen 88, juga dikenal sebagai Densus 88, pasukan kontraterorisme yang dibentuk setelah Bom Bali 2002, mendapat dana dan pelatihan dari baik Australia maupun Amerika Serikat.

Baca juga: KKB Papua - Panglima TPNPB-OPM Dituduh Antek BIN, Damianus Yogi Desak Sebby Sambom Tunjukkan Bukti

Inisiatif semacam itu telah dikreditkan dengan mengurangi ancaman dari kelompok garis keras, tetapi pasukan Indonesia tetap di bawah pengawasan atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang serius di Papua (Barat), di mana masyarakat adat telah berjuang untuk kemerdekaan selama 50 tahun.

Indonesia pindah ke wilayah yang kaya sumber daya pada awal 1960-an, meresmikan kontrolnya melalui referendum kontroversial yang disetujui PBB pada tahun 1969.

Di tengah perlawanan bersenjata dari pejuang kemerdekaan Papua Barat seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang dilaporkan menargetkan warga sipil Indonesia, lebih banyak unit militer dan pasukan khusus dikirim ke daerah tersebut.

Halaman
1234
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved