Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 18 Oktober 2022, Santo Lukas: Injil Kerahiman Allah
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Eman Kiik Mau dengan judul Santo Lukas: Injil Kerahiman Allah.
Pengutusan haruslah membawa sukacita. Utusan sumber sukacita. Sukacita sejati hanya dapat dialami jika Tuhan menjadi satu-satunya andalan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 18 Oktober 2022, Lukas Seorang Dokter dan Sahabat Orang Sakit
Mari kita berkarya dalam Tuhan. Lewat pengalaman iman dan pengenalan akan Yesus yang dituliskannya dalam Injil, Santo Lukas dapat membawa banyak orang untuk semakin percaya dan mengimani Yesus sampai hari ini.
Semoga keteladanan itu dapat diikuti oleh kita semua, murid-murid Yesus masa kini.
Misi pengutusan Yesus diperluas. Tugas pengutusan yang semula diberikan kepada 12 rasul, kini diperluas kepada 70 murid.
Sebanyak 70 murid diutus untuk mendahului Yesus dan mempersiapkan kota-kota bagi kedatangan-Nya.
Mereka diutus berdua-dua yang mengantisipasi pola pengutusan dalam kehidupan jemaat Kristen perdana.
Dengan diutus berdua-dua, mereka memiliki teman dalam perjalanan, sehingga saling mendukung, mengingatkan dan melengkapi.
Mereka diutus berdua-dua supaya bisa berdoa bersama, saling membesarkan hati jika putus asa, saling mengoreksi jika ada kesalahan, dan mencari jalan keluar bersama jika ada masalah.
Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena pekerja sedikit, maka para murid diminta berdoa kepada Tuan yang menjadi pemilik tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja. Hanya Allah yang dapat menyediakan para pekerja.
Berdoa ini penting karena mereka tidak bisa bersandar pada kemampuan yang mereka miliki lantaran mereka diutus seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
Para murid diminta untuk tidak membawa pundi-pundi atau kantong perbekalan atau kasut. Ini dimaksudkan supaya mereka bersandar secara penuh pada kebaikan Allah melalui kemurahan hati orang-orang yang mereka layani.
Para murid juga tidak diperintahkan untuk tidak memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.
Perintah ini tidaklah dimaksudkan supaya mereka berlaku tak sopan, tetapi untuk menunjukkan urgensi misi perutusan mereka.
Meskipun demikian, mereka harus memberi salam ketika memasuki sebuah rumah, "Damai sejahtera bagi rumah ini. ".
Kata-kata ini tidak hanya sekadar ucapan salam, tetapi juga berkat dari Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 18 Oktober 2022, Waktu dan Situasi Dapat Mengubah Manusia