Gangguan Ginjal Akut

Gangguan Ginjal Akut Misterius, Dokter di Kupang Belum Temukan Anak Penderita

Terkait gejalanya, pihaknya belum dapat memastikannya sebab belum pernah menangani kasusnya.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/CHRISTIN MALEHERE
Dokter Spesialis Anak, dr. Frans Taolin, DSA 

Dokter Eka memaparkan, secara umum tanda terkena gangguan ginjal akut misterius diawali dengan gejala infeksi seperti batuk, pilek atau diare serta muntah. Infeksi ini tidaklah berat, bukan tipikal infeksi yang kemudian harusnya menyebabkan acute kidney injury secara teoritis di kedokteran.

"Jadi itulah yang membuat kami heran hanya beberapa hari timbul batuk, pilek, diare atau muntah dan demam kemudian dalam 3 sampai 5 hari mendadak tidak ada urine," ujar Dokter Eka.

Ia menuturkan, keluhan terbanyak yang datang dari pasien adalah volume urine sangat berkurang sampai tidak sama sekali mengeluarkan urine.

"Tidak bisa buang air kecil. Betul-betul hilang sama sekali BAK nya. Jadi anak-anak ini hampir seluruhnya datang tidak buang air kecil atau buang air kecil sangat sedikit," jelas dokter yang berpraktik di RSCM, Jakarta ini.

Baca juga: Gangguan Ginjal Akut Misterius, Dokter Anak Belum Bisa Pastikan Penyebab, Kenali Gejalanya

Karena itu, orang tua perlu meningkatkan kewaspadaan jika terjadi penurunan volume urine pada anak-anak. Segera periksakan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Terkait penyebab pasti gangguan ginjal akut misterius dokter Eka termasuk pihak yang masih mencari tahu adakah hubungan penyakit dengan konsumsi obat tertentu.

Diketahui sebelumnya sebanyak 66 anak di Gambia dilaporkan meninggal dunia usai mengalami gagal ginjal. Kejadian tersebut dikaitkan dengan konsumsi obat batuk berbentuk sirup buatan India.

"Kami betul-betul belum bisa menyimpulkan hasil investigasi yang sudah banyak kami lakukan, apakah ada kaitan dengan obat seperti kasus Gambia. Kami juga sudah investigasi obat-obat, tapi tidak ada obat-obatan serupa dengan yang di India di Indonesia," kata dia.

Lebih jauh pihaknya juga melibatkan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dalam proses investigasi penyebab pasti penyakit ini, termasuk kemungkinan berasal dari interaksi obat.

"Sudah dicek peredaran obat-obat yang diproduksi di India tidak ada yang diproduksi di Indonesia. Bahan baku juga nggak ada dari India," kata Dokter Eka.

Ditambahkan, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Yanuarso, Sp.A(K), orang tua diminta untuk tidak khawatir berlebihan pada kejadian ini.

"Kami dari awal sejak kasus ini ada terus kordinasi dengan kemenkes nggak tinggal diam. Edukasi ke masyarakat waspada kalau ada infeksi pernapasan akut, juga diare.Juga monitor berapa jumlah urine," ujar dokter Piprim.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM RI) menyatakan, keempat obat batuk buatan India yang diduga menyebabkan penyakit gagal ginjal misterius tidak terdaftar di Indonesia.

"BPOM telah melakukan penelusuran data dan diketahui bahwa keempat produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia," tulis pernyataan resmi BPOM yang diterima Tribun.

BPOM secara terus-menerus melakukan monitoring dan pengawasan pre- dan post-market terhadap sarana dan produk yang beredar untuk perlindungan terhadap kesehatan masyarakat dan menjamin produk yang terdaftar di BPOM dan beredar di Indonesia aman dikonsumsi.

Baca juga: Ini Penyebab Gagal Ginjal, Simak Gejala Penyakit dan Cara Mencegahnya 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved