Sekda NTT Meninggal
Sekda NTT Meninggal, Domu Warandoy Pria Penyayang Suka Berdendang di Mata Sahabat
Saya dan rekan yang kos di daerah Oepura dan Sikumana pulang duluan. Entah jam berapa Domu Warandoy baru pulang dari kantor malam itu.
Penulis: dion db putra | Editor: Rosalina Woso
Mengenang Domu Warandoy: Pria Penyayang yang Suka Berdendang
Oleh Dion DB Putra
Wartawan Pos Kupang
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Deadline halaman redaksi yang saya kelola sudah berlalu kira-kira 40 menit lalu. Jarum waktu menunjuk angka belasan menit menjelang pukul 23.00 Wita.
Saatnya pulang. Saya bergegas turun ke lantai satu kantor Harian Pos Kupang di Jalan Kenari Nomor 1, Naikoten I, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Saat bergerak menuju pintu depan kantor, tiba-tiba bersua Domu Warandoy. Dia sendirian di ruang kerja unit bisnis, sedang menata dokumen dan sejumlah alat kerja.
Baca juga: Sekda NTT Meninggal, Satlantas Polresta Kupang Kota Lakukan Olah TKP
"Aih, sudah jam begini kaka belum pulang ko? Beta lihat kaka kerja sejak tadi pagi."
"Sedikit lagi adik, ini masih beres-beres beberapa. Adik duluan sudah," katanya sambil menebar senyum.
Saya dan rekan yang kos di daerah Oepura dan Sikumana pulang duluan. Entah jam berapa Domu Warandoy baru pulang dari kantor malam itu.
Percakapan singkat di atas terjadi awal 1995 saat kami baru beberapa hari pindah kantor dari Jalan Jenderal Soeharto No.53 ke Jalan Kenari No.1, Naikoten Kupang. Jarak kantor lama ke kantor baru kira-kira 600-an meter.
Sebagai manajer umum Harian Pos Kupang, Domu Warandoy adalah orang yang paling repot dalam urusan ini. Dia bertanggungjawab memastikan kantor baru siap dan nyaman sebagai tempat kerja karyawan unit bisnis dan redaksi.
Baca juga: Sekda NTT Meninggal, Inche Sayuna Sebut Domu Warandoy Perajut Sinergitas DPRD dan Pemerintah
Manajer umum mirip kepala rumah tangga. Banyak hal yang menjadi pekerjaannya sehari-hari. Dia melayani bisnis dan redaksi mulai dari urusan air panas buat seduh kopi dan teh sampai stok kertas koran, pemeliharaan mesin cetak dan sebagainya.
"Domu, usahakan proses pindah kantor kita beres dalam satu minggu," kata Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Pos Kupang, Om Damyan Godho dalam rapat persiapan pindah kantor.
Tugas itu tuntas sesuai harapan Om Damyan Godho. Bahkan lebih awal dari rencana. Di bawah kendali dan koordinasi Domu Warandoy, kami pindah ke kantor baru yang lebih reprentatif dalam waktu singkat.
Dalam sejarah Harian Pos Kupang yang 1 Desember 2022 berusia 30 tahun, kantor di Fatululi sekarang merupakan yang ketiga. Kantor kedua dan ketiga milik sendiri. Sedangkan yang pertama di Jl. Jenderal Soeharto No.53 kontrak, dan sudah berubah rupa jadi Hotel Sylvia Kupang saat ini.
Cekatan, total, tuntas dan bertanggungjawab adalah ciri khas Domu Warandoy dalam bekerja. Dia pantang pulang ke rumah kalau pekerjaannya di Pos Kupang pada hari itu belum kelar.
Cukup sering, manakala ada hal darurat seperti listrik mati berjam-jam, mesin cetak rewel, stok kertas habis, dia menjadi orang paling pertama masuk kantor dan pulang paling akhir. Dalam situasi sulit dia masih bisa tersenyum.
Baca juga: Sekda NTT Meninggal, Inche Sayuna Sebut Domu Warandoy Perajut Sinergitas DPRD dan Pemerintah
Tidak hanya pekerja keras, Domu Warandoy adalah pria periang dan penyayang. Jarang terlihat dia marah. Relasinya dengan pimpinan, bawahan dan semua karyawan sangat baik. Dia piawai merajut teamwork.
Saya tahu Om Damyan Godho sesungguhnya agak berat hati melepas Domu Warandoy meninggalkan Pos Kupang tahun 1996 karena dia lulus sebagai PNS di kampung halamannya, Sumba Timur.
"Tapi tidak apa-apa, saya yakin Domu sukses sebagai abdi negara di Sumba," teringat kata-kata Om Damyan Godho saat perpisahan.
Domu Warandoy bergabung dengan Pos Kupang sejak awal terbit 1 Desember 1992. Pria kelahiran 12 Desember 1967 ini merupakan jurnalis seangkatan saya, Fery Jahang, Paul Burin, Yulius O Lopo, Keytokan Abdul Azis, Yos Gerard Lema, Yosafat Koli, Mariana Dohu, Evi Pello, Cyriakus Kiik dan beberapa teman lagi.
Akan tetapi setelah Pos Kupang terbit beberapa bulan, pimpinan koran harian pertama di NTT ini melihat passion Domu Warandoy lebih tepat di unit bisnis.
Domu pindah ke sana sebagai manajer umum. Sama dengan Mariana Dohu yang juga beralih jadi Manajer Iklan hingga pensiun 2018.
Baca juga: Sekda NTT Meninggal, Inche Sayuna Sebut Domu Warandoy Perajut Sinergitas DPRD dan Pemerintah
Sikap kerjanya yang luar biasa mengantar Domu Warandoy sukses meniti karier sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Meskipun dia baru menjadi ASN pada usia tak begitu muda lagi yaitu hampir 30 tahun.
Alumnus SMA Andaluri Waingapu dan Fakultas Hukum Undana (1991) ini menapaki jenjang peran birokratnya mulai dari staf biasa, camat, sekretaris KPU, kepala dinas, asisten hingga Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumba Timur. Bahkan dua bulan lalu dia mendapat kepercayaan sebagai Sekda Provinsi NTT.
Pada 13 Juli 2022, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat melantik Domu Warandoy menjadi Sekda Provinsi NTT.
Pada hari dia dilantik sebagai Sekda NTT, saya menyampaikan ucapan selamat dari Mataram. "Terima kasih banyak adik. Doakan saya bekerja sebaik-baiknya sebagai sekda," katanya.
Dua bulan terakhir di sela tugasnya yang sangat padat di Kupang, Domu Warandoy masih sisihkan waktu bersua rekan, kolega dan sahabat-sahabatnya. Sudah pasti ada acara makan minum dan tarik suara. Pria ceria itu memang suka berdendang.
Hari Minggu, 2 Oktober 2022, Domu Warandoy berpulang setelah mengalami kecelakaan mobil di Kota Kupang. Saya mendengar kabar duka itu saat pulang merayakan ekaristi Minggu pagi.
Sungguh mengejutkan. Saya kehilangan kata-kata. Domu Warandoy meninggalkan istri dan dua orang anak.
Dalam tempo sebulan terakhir keluarga besar Pos Kupang berurai airmata. Dua sobat seangkatan kami berpulang. Bulan lalu kami kehilangan sahabat yang lama berkarier di Timika Papua, Yulius O Lopo.
Baca juga: Sekda NTT Meninggal, Sekda Belu Johanes Andes Prihatin Sebut Domu Warandoy Sosok Rendah Hati
Selamat jalan kakak, saudaraku terkasih Domu Warandoy. Beristirahatlah dalam damai dan kasih ilahi.
Berbahagialah di keabadian sana bersama Om Damyan Godho, Valens Goa Doy, Rudolf Nggai, Marcel W Gobang, Setya MR, Yulius Oktovianus Lopo, Hans Ch Louk, Maxi Wolor, Reddy Ngera, Eventius Midi, Fidelis Sapo, Yos Ilang, dan semua pendahulu Pos Kupang.
Tuhan maha penyayang meneguhkan dan menghibur istri dan dua buah hatimu serta seluruh rumpun keluarga yang ditinggalkan di Sumba, Kupang dan di manapun mereka berada. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS