Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 2 Oktober 2022, Tuhan, Tambahkanlah Iman Kami
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Tuhan, Tambahkanlah Iman Kami.
Di bulan Rosario ini, kita belajar dari Bunda Maria yang telah menyelesaikan perjalanan imannya dengan sempurna.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 2 Oktober 2022, Berani Menderita dan Berkorban
Santu Yohanes Paulus II, Paus, menggarisbawahi empat hal yang tercakup dalam iman, yaitu: pencarian, penerimaan, konsistensi, dan konstansi.
Pertama, pencarian. Iman memang adalah pemberian Tuhan, namun, di sisi lain, ternyata kita harus pula secara aktif mencari dan mempelajari iman kita. Bunda
Maria mencari pemahaman imannya dengan bertanya kepada malaikat itu, “Bagaimana hal ini mungkin terjadi?” (Luk 1:34).
Bagi kita, pencarian akan pemahaman iman yang benar diperoleh melalui mendengarkan khotbah pastor dengan sungguh-sungguh, membaca Kitab Suci dan buku-buku rohani Katolik, ataupun mengikuti seminar-seminar rohani Katolik, dst, dan kemudian merenungkannya.
Kedua, Penerimaan. Setelah memahami ajaran iman kita, maka langkah selanjutnya adalah, menerima kebenaran tersebut, walaupun mungkin berat dan tidak sesuai dengan keinginan kita.
Itulah yang dilakukan oleh Bunda kita, ketika ia berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 30 September 2022, Betapa Terbatasnya Manusia di Hadapan Allah
Ketiga, Konsistensi. Selanjutnya, setelah kita menerima ajaran iman, kita dipanggil untuk melaksanakan ajaran iman tersebut secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam keadaan-keadaan yang sulit.
Contohnya, kalau kita mengimani Kristus yang lemah lembut, apakah kita juga sudah bersikap lemah lembut dalam keluarga, lingkungan, paroki ataupun dalam lingkungan pekerjaan kita?
Kalau kita mengimani Kristus yang hadir dalam sakramensakramen, apakah kita sudah dengan sungguh menerima sakramen-sakramen–terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat?
Kalau kita mengimani Allah yang maha kasih, sudahkah itu menjadikan kita mengasihi Allah melebihi segala sesuatu dan mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri kita sendiri?
Sebab seandainya setiap umat Katolik mempunyai konsistensi antara iman dan perbuatan, maka sesungguhnya banyak orang akan tertarik untuk menjadi Katolik.
Keempat, Konstansi. Akhirnya, konsistensi untuk mewujudkan iman juga perlu dibarengi dengan konstansi, yaitu penerapan iman bukan hanya kalau kita mau atau dalam waktu tertentu saja, namun seumur hidup kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu Biasa XXVII 2 Oktober 2022, Kekuatan Iman
Itulah yang dilakukan oleh Bunda Maria. Ia selalu mengatakan, ‘ya’ kepada Tuhan, dalam segala keadaan: sejak menerima kabar gembira malaikat, dalam pelayanannya membesarkan dan menyertai Kristus, sampai akhirnya ia menyaksikan dengan matanya sendiri, bagaimana Puteranya disiksa sampai wafat, demi menebus dosa umat manusia.
Bunda Maria tetap taat setia kepada kehendak Allah. Ia mendampingi Kristus sampai akhir, bahkan di kala hampir semua murid-murid-Nya meninggalkan Dia.