Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Hari Minggu Biasa XXVI, 25 September 2022, Hati Peka
RP. Steph Tupeng Witin SVD menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk Kitab Amos 6: 1a. 4-7, 1Timotius 6:11-16; dan bacaan Injil Lukas 16: 19-31.
Kita telah membuat hati kita sendiri begitu mengeras sehingga, seandainya pun ada orang mati bangkit kembali untuk memperingatkan kita pun, kita tak akan bertobat (Luk 16:31).
Perikop orang kaya dan Lazarus harus hadir di ingatan kita dan harus membentuk hati nurani kita. Kristus menuntut keterbukaan kepada saudara-saudari kita yang membutuhkan pertolongan.
Keterbukaan dari para orang kaya, mereka yang berkelimpahan, yang secara ekonomi beruntung dan keterbukaan kepada yang miskin, kepada mereka yang tidak berkembang dan mereka yang tidak beruntung.
Kristus menuntut keterbukaan yang lebih dari sekadar perhatian yang lemah lembut, lebih dari pemberian tanda hadiah atau usaha-usaha setengah hati yang menjadikan kaum miskin sebagai kaum yang tertinggal/terbuang sebagaimana sebelumnya atau bahkan lebih parah lagi.
“Kita tidak dapat berdiam diri, menikmati kekayaan dan kebebasan kita, jika di suatu tempat yang lain, ada Lazarus di abad ke duapuluh ini yang berdiri di depan pintu kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 21 September 2022, Hidup Saling Membantu
Di dalam terang perumpamaan Kristus, kekayaan dan kebebasan maksudnya adalah tanggung jawab istimewa. Kekayaan dan kebebasan menciptakan kewajiban yang istimewa.
Dan di dalam nama solidaritas yang mengikat kita semua bersama dalam kemanusiaan yang sama, saya kembali mewartakan martabat setiap orang: baik orang kaya maupun Lazarus adalah manusia, keduanya sama-sama ditebus oleh Kristus dengan harga yang mahal, harga “darah Kristus yang berharga” (Paus Yohanes Paulus II, Homily in Yankee Stadium, 2 October, 1979).
Kita tentu saja tidak akan pernah menjadi solusi dari semua permasalahan di tengah dunia. Kita juga tidak harus menjadi manusia super kaya di dunia agar bisa memberi perhatian kepada sesama.
Kita hanya perlu melihat keluar dari diri kita sendiri, di luar gadget kita, di luar media sosial kita, di luar tempat dan orang-orang yang memberi kita kenyamanan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 25 September 2022, Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin
Boleh jadi anak-anak kita membutuhkan seorang teman yang bisa diajak bicara, seseorang yang dapat mendengarkan tanpa menghakimi.
Mungkin sahabat kita di samping mengalami hari yang buruk dan hanya seulas senyum kecil kita menerbitkan harapan terus berjalan.
Bunda Teresa dari Kalkuta pernah berkata, bagaimana pun “Kita tidak akan pernah tahu semua kebaikan yang dapat dilakukan dengan sebuah senyum sederhana.”
Kita mesti menjadi orang baik bagi semua orang dalam hidup kita. “Kata-kata yang baik bisa singkat dan mudah untuk diucapkan tapi gema mereka benar-benar taka ada habisnya,” kata Muder Teresa.
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 25 September 2022

Bacaan Pertama: Amos 6:1a.4-7