Berita Manggarai Barat

Ketiadaan Jaringan Internet, Puluhan Siswa SMP di Manggarai Barat NTT Ujian di Tengah Hutan

Mereka harus naik turun bukit sejauh 10 km dari lokasi sekolah ke tengah hutan untuk mencari lokasi yang internetnya stabil

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ERSA SITINJAK
SISWA - Para siswa SMPN 6 Sano Nggoang Kabupaten Manggarai Barat, NTT, saat mengikuti ujian ANBK di tengah hutan karena keterbatasan Jaringan Internet di sekolah, Rabu 21 September 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Ketiadaan Jaringan Internet di sekitar gedung sekolah, puluhan siswa di    SMPN 6 Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, NTT terpaksa mengikuti ujian di tengah hutan.

Ada  puluhan siswa yang mengikuti  ujian Asesmen Nasional Berbasis Komputeratau ANBK terpaksa mencari Jaringan Internet di tengah hutan karena Jaringan Internet di sekolah tersebut tidak tersedia.

Kondisi ketiadaan internet itu, harus dilalui 39 siswa-siswi kelas VIII (8) SMPN 6 Sano Nggoang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat selama beberapa hari saat pelaksanaan ANBK.

Baca juga: Pimpin Apel Kekuatan, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi Sampaikan Beberapa Point Penting

Siswa dan para guru SMPN 6 Sano Nggoang terpaksa harus berjalan kaki.

Mereka harus naik turun bukit sejauh 10 km dari lokasi sekolah ke tengah hutan untuk mencari lokasi yang internetnya stabil demi mengikuti ujian berbasis digital.

Sambil berjalan, para siswa dan guru SMPN 6 Sano Nggoang juga membawa perangkat laptop sebagai alat penunjang ujian ANBK.

Ersa Sitinjak, salah seorang staf pengajar SMPN 6 Sano Nggoang, mengaku kondisi tersebut sudah terjadi sejak bulan Agustus, mulai dari simulasi, gladi hingga pelaksanaan ujian yang semuanya dilaksanakan di tengah hutan.

"Selama ini sejak simulasi dari bulan Agustus kami gelar dua hari di hutan, begitu juga gladi dua hari sampai pelaksanaan sejak hari Senin sampai hari ini kami laksanakan di hutan, " kata Ersa saat dihubungi Pos Kupang, Rabu 21 September 2022.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Manggarai Barat Meningkat

Selain itu, lanjut dia, kondisi tersebut memaksa para guru dan siswa harus berada di tengah hutan dari pagi hingga sore hari, sebab ujian dilaksanakan dalam tiga sesi.

"Pelaksanaan ujiannya kami bagi menjadi tiga sesi mulai dari pagi, untuk sesi tiga sampai jam enam sore, jadi kami dari rumah bawah bekal memang. Sementara kalau lokasi yang sekarang kami berdiri ini jaringannya bagus, terkadang kalau lemot itu karena server pusatnya yang terganggu, " ucapnya.

Selain ketiadaan jaringan internet, dia pun menuturkan bahwa sebagian besar siswa tidak memiliki handphone sehingga para guru harus memberikan hotspot ke laptop agar para siswa bisa mengakses internet.

"Kami menggunakan HP bapa ibu guru untuk hotspot ke laptop, pakai data pribadi yang kami belanjakan dari anggaran dana BOS, " ungkapnya.

Menurut dia, kondisi ini selalu berulang tahun ketika pelaksanaan ujian maupun ketika adanya model pembelajaran baru yang dilakukan secara daring.

Baginya, kesulitan terbesar yang dialami adalah ketersediaan jaringan internet, disamping fasilitas pendukung seperti handphone dan laptop.

Baca juga: Sorgum LAUT Manggarai Timur Jadi Kebutuhan Penanganan Stunting di Manggarai Barat

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved