Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 15 September 2022, Maria Sahabat dalam Kepedihan
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Maria Sahabat dalam Kepedihan.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Maria Sahabat dalam Kepedihan.
RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk Ibrani 5:7-9 atau 1Korintus 15:1-11, dan bacaan Injil Lukas 2:33-35, Peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Kamis 15 September 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Hari ini Gereja memperingati Santa Perawan Maria berdukacita.
Banyak sekali kedukaan yang dialami Maria sepanjang perjalanan hidupnya, mulai dari kehadiran Yesus dalam rahimnya hingga menghantar Yesus ke rahim ibu pertiwi yakni kubur-Nya.
Kedukaan itu terjadi dalam beberapa peristiwa.
Pertama, saat Simeon meramalkan apa yang akan terjadi dalam diri Yesus. Ketika itu Yesus baru berumur delapan hari.
Kedua, saat pengungsian di Mesir. Yosef bersama Maria dan bayi Yesus pergi ke Mesir, karena Herodes ingin membunuh bayi Yesus.
Ketiga, saat bersama Yosef suaminya mencari Yesus di Yerusalem.
Keempat, saat bertemu dengan Yesus di jalan salib.
Kelima, saat Yesus bergantung di salib dan wafat.
Keenam, saat Yesus dibaringkan dalam pangkuannya.
Ketujuh, saat Yesus dimakamkan.
Dukacita Maria adalah duka seorang ibu yang turut merasakan apa yang terjadi atas diri puteranya, duka seoran ibu yang melihat anaknya di salib.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 14 September 2022, Salib Yesus Pohon Keselamatan
Maria tabah dalam kedukaan itu. Dia tidak putus asa dan kehilangan harapan.
Dia tetap beriman dan bersandar pada Allah. Maria menerima kenyataan pahit kematian Anaknya serta menerima tugas baru menjadi bunda segenap umat beriman.
Tugas baru ini mulia, tetapi juga membawa kepahitan, kepedihan karena putera-puteri baru yakni Anda dan saya, para pengikut Yesus, tidak selalu bersikap seperti Yesus.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Pada peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita kali ini, kita diajak untuk benar-benar memahami kehadiran Maria dalam hidup Yesus.
Hidup Sang Putra tidak sedikit pun terlewatkan oleh ibu-Nya. Segala sukacita dan duka derita Yesus dirasakan dan disaksikan secara langsung oleh Maria.
Lukas dalam injil hari ini, melukiskan hal tersebut dengan sangat indah, “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang” (Luk. 2:35).
Hidup Maria menunjukkan bahwa dirinya memiliki kepribadian yang berkualitas.
Ia siap menerima segala konsekuensi atas panggilan Allah untuk menjadi ibu Yesus.
Hal itu ditunjukkan dalam ketenangannya menyikapi aneka macam peristiwa yang sering kali mengejutkan dan memilukan hatinya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 13 September 2022, Sabda Itu Penuh Kuasa yang Menyelamatkan
Maria memilih untuk menyimpan segala perkara dalam hatinya. Maria sungguh pribadi yang
tangguh sekaligus tegar.
Di dalam diri Maria tersimpan kasih yang agung, kasih yang siap menghadapi aneka macam peristiwa kehidupan.
Dialah sahabat bagi kita dalam berbagai situasi, termasuk dalam situasi yang pedih ketika kita menghadapi penderitaan yang tidak tertanggungkan secara manusiawi.
Marilah kita belajar daripadanya agar kita mewarisi kasih keibuan Maria yang membuatnya sanggup menjalani kehendak Allah dengan gembira dan penuh iman.
Kontemplasi
Diam dalam keheningan dan renungkanlah. Pernahkah Anda berdukacita?
Duka apa saja yang pernah anda alami? Bagaimana anda bersikap atas perasaan dan pengalaman duka itu? Pandanglah wajah Bunda Maria yang penuh duka melihat dunia sekitarmu saat ini, seperti ketika dia melihat penderitaan puteranya.
Mohonlah bantuan dari Maria agar anda bisa memiliki sikap empati, bela rasa dan peka pada mereka yang menderita. Belajar pada Maria yang dengan hati penuh keibuan taat pada kehendak dan rencana Allah.
Doa
Allah Bapa, sumber kekuatan kami. Ketika PuteraMu ditinggikan di salib, IbundaNya berdiri di situ dan ikut menderita.
Semoga kami pun ikut serta dalam sengsara yang diderita Kristus demi keselamatan umat manusia, agar dapat ikut serta pula dibangkitkan bersama Dia, yang hidup dan berkuasa sepanjang masa. Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Kamis. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Kamis 15 September 2022

Bacaan Pertama: 1Korintus 15:1-11
“Begitulah kami mengajar dan begitu pulalah kamu mengimani.”
Bacaan dari Surat Rasul Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus:
Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kalian akan Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kalian terima, dan yang di dalamnya kalian teguh berdiri.
Oleh Injil itu kalian diselamatkan, asal kalian berpegang teguh padanya sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kalian sia-sia saja menjadi percaya.
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia.
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya jemaat Allah.
Tetapi berkat kasih karunia Allah, aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia.
Sebaliknya aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Sebab itu entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kalian mengimani.
Demikianlah sabda Tuhan
U: Syukur kepada Allah.
Atau
Bacaan Pertama: Ibrani 5:7-9
Sekalipun Anak Allah, Yesus telah belajar menjadi taat
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani:
Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut.
Dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi, sekalipun Anak Allah, Yesus telah belajar menjadi taat; dan ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya.
Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U: Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Maz. 31:2-3a.3bc-4.5-6.15-16.20
Refr: Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan daku.
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
3. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
4. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, “Engkaulah Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku.
5. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takwa kepada-Mu, yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu!
Bait Pengantar Injil:
U : Alleluya, alleluya
S : Berbahagialah Engkau, Sang Perawan Maria, sebab di bawah salib Tuhan engkau menjadi martir tanpa menumpahkan darahmu
Bacaan Injil: Yohanes 19:25-27
“Inilah anakmu.” “Inilah ibumu.”
Inilah Injil suci menurut Yohanes:
Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, istri Kleopas dan Maria Magdalena.
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!”
Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus.
Atau
Bacaan Injil: Lukas 2:33-35
“Suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri.”
Inilah Injil suci menurut Lukas:
Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Anak Yesus di Bait Suci, mereka amat heran mendengar pernyataan Simeon tentang Anak Yesus.
Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS