Berita Nasional
Duet Prabowo-Jokowi untuk Pilpres 2024 Tidak Melanggar UU, Tapi Ada Bahayanya
Kini muncul lagi gagasan untuk menduetkan Prabowo Subianto dan Jokowi ( Prowi). Prabowo Subianto sebagai capres, Jokowi sebagai cawapres.
Ia mengatakan, melihat sosok tokoh yang cocok dengan Jokowi adalah Ketua Umum Partai Gerindra
Prabowo Subianto sebagai Presiden.
"Demi melihat kepentingan bersama Pak Prabowo mau menjadi Pembantu Presiden sebagai
Kemenhan, ini sikap yang tidak mudah dan patut dicontoh bagi masyarakat Indonesia sebagai
pembelajaran politik yang luar biasa," katanya.
"Untuk itu kami membentuk relawan yang bernama PROWI (Prabowo Jokowi) mewadahi seluruh
mayarakat Indonesia, berbagai macam Komunitas yang memiliki cita-cita dan tujuan yang sama
mengiginkan Pak Prabowo dan Pak Jokowi maju sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden
Periode 2024 - 2029," jelasnya.
Survei Voxpopuli
Sementara hasil survei terbaru Voxpopuli membuktikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih memuncaki elektabilitas dalam bursa calon presiden jelang Pilpres 2024.
Tren elektabilitas Prabowo Subianto terus mengalami kenaikan. Temuan survei Voxpopuli Research Center menunjukkan elektabilitas Prabowo mencapai 22,1 persen.
Berselisih hanya sekitar 1 persen, Ganjar Pranowo cenderung stabil dalam kurun setahun, kini sebesar 21,0 persen.
Anies Baswedan mengejar pada posisi ketiga, dengan elektabilitas menanjak tajam, sebesar 17,5 persen.
Jauh di bawahnya, terdapat nama-nama seperti Ridwan Kamil (6,2 persen), Sandiaga Uno (4,8 persen), Puan Maharani (4,3 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (3,7 persen).
Elektabilitas Puan pelan-pelan bergerak naik, mendekati RK dan Sandi.
“Elektabilitas Ganjar stabil dalam setahun terakhir, sementara Prabowo, Anies, dan Puan terus menanjak,” ungkap peneliti senior Voxpopuli Research Center Prijo Wasono dalam keterangan tertulis, Selasa 13 September 2022.
Baca juga: Andi Nena Wea Kaget Perolehan Suara Sandiaga di Musra Gerindra Lampui Prabowo Subianto
Menurut Prijo, tingginya elektabilitas Ganjar yang tidak disertai dengan peningkatan signifikan berkaitan dengan belum adanya dukungan resmi partai politik.
Nama Ganjar memang masuk dalam daftar usulan capres dari Nasdem, tetapi di internal PDIP sendiri masih menuai gejolak.
“Sebaliknya dengan Anies yang mendapat momentum dari dukungan NasDem, hingga menuai lonjakan kenaikan elektabilitas,” kata Prijo.
Meskipun demikian NasDem juga masih belum berhasil menggalang koalisi untuk memuluskan langkah Anies menuju gelaran Pilpres 2024.