Berita NTT
Yayasan Sanggar Suara Perempuan Bersama Unicef Hadirkan Program Bantu Pemerintah Tangani Stunting
Yayasan Sanggar Suara Perempuan YSSP bekerjasama dengan Unicef menggelar kegiatan sosialisasi dan diskusi strategi komunikasi dan rencana aksi untuk
Penulis: Ray Rebon | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Yayasan Sanggar Suara Perempuan YSSP bekerjasama dengan Unicef menggelar kegiatan sosialisasi dan diskusi strategi komunikasi dan rencana aksi untuk peningkatan kesadaran perilaku kunci untuk pencegahan stunting.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Sekretaris Daerah NTT atau Sekda NTT Domu Warandoy yang bertempat di ruang Marungga II, Hotel Sasando Kupang, Rabu 31 Agustus 2022.
Pada kesempatan itu, Sekda NTT Domu Warandoy menyampaikan momen sosialisasi dan diskusi yang diselenggarakan oleh YSSP dan Unicef untuk menggalang kebersamaan masyarakat NTT untuk bagaimana menurunkan angka stunting.
Menurut dia stunting adalah persoalan penting yang dihadapi.
Dikatakan pemerintah saat ini sedang melakukan kegiatan ukur timbang agar mengetahui posisi terakhir angka stunting di bulan Agustus 2022.
"Posisi terakhir ukur timbang di bulan Februari 2022, tercacat 91.032 orang yang stunting atau 22,0 persen," kata dia
Kata dia angka diatas apabila disesuaikan dengan target Nasional yakni ditahun 2024 harus di posisi 14 persen.
"Di NTT pak Gubernur menyampaikan diakhir tahun 2023 angka stuntingnya sisa 10 persen atau bahkan turun nol," ujarnya
Menurut Domu, di bulan Februari 2022 lalu dengan angka stunting 91. 032 orang di 22.0 persen, sedangkan pergerakan dibeberapa tahun terakhir hanya 3,4 persen.
"Jika kita kerja biasa-biasa tanpa kerja revolusioner tidak akan mendapat hasil yang baik, maka kami dorong seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan pencegahan kenaikan angka stunting di NTT," imbuh Sekda NTT Domu Warandoy
Dia mengakui Yayasan Sanggar Suara Perempuan bersama Unicef serta berkolaborasi bersama Pemda untuk mensosialisasikan faktor-faktor kunci yang perlu dilakukan supaya stunting di NTT menurun.
Kata dia apabila 91.032 anak yang alami sunting tidak diperhatikan dengan memberikan makanan bergizi tidak akan ada perubahan stunting di NTT, maka pemerintah telah merencanakan selama 6 bulan anak-anak akan diberikan makanan bergizi dengab nilai uang Rp 10.000.
Ia menegaskan sehari anak-anak tersebut harus tiga kali diberikan makanan bergizi.