Kecelakaan Maut

11 Orang Tewas Akibat Truk Trailer Tabrak Menara BTS

Kecelakaan maut truk trailer menabrak tiang BTS (Base Transceiver Station) terjadi di Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu 31 Agustus 2022.

Editor: Alfons Nedabang

Polisi juga sudah mengamankan sopir truk kontainer yang mengalami kecelakaan maut di Jalan Sultan Agung, Kranji, Kota Bekasi. Kepada sang sopir polisi langsung melakukan tes urine.

Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Aan Suhanan mengatakan hasil tes urine terhadap sang sopir truk negatif. Artinya ia tidak mengkonsumsi narkoba saat mengemudikan truk kontainer yang mengalami kecelakaan maut di Bekasi.

“Pengemudi sudah kita amankan, sudah dites urine juga, hasilnya negatif, mungkin dia human error," ujar Aan.

Menurutnya saat ini polisi belum bisa meminta keterangan lebih dalam terhadap sang sopir. Sebab kata dia yang bersangkutan mengalami shock dan dalam kondisi tidak stabil.

“Karena masih shock belum bisa dimintai keterangan, nanti secepatnya kita periksa,” katanya.

Dirlantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Latief Usman, kecelakaan maut tersebut melibatkan truk kontainer, dua unit sepeda motor, dan satu unit mobil pikap.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Sumba Tengah, Pemda Perlu Perhatikan Kelayakan Transportasi Pedalaman 

Sebanyak 30 orang menjadi korban akibat kecelakaan tersebut, 11 di antaranya meninggal dunia. "Jadi, korban keseluruhan ada 30 orang, yang meninggal ada 11 orang. Anak sekolah yang sudah meninggal tadi anak sekolahnya ada 7 orang," kata Latief.

Pedagang Otak-otak

Salah satu korban tewas kecelakaan truk trailer di Kota Bekasi teridentifikasi bernama Timo (59), seorang penjual otak-otak keliling. Saat insiden terjadi, Timo sedang mangkal di depan sekolah.

"Yang meninggal Bapak saya, waktu itu lagi jualan otak-otak di depan sekolah," kata Fitri (18) anak tiri korban saat ditemui di Kamar Janazah RSUD Kota Bekasi.

Awalnya, ia mendengar kabar bahwa terjadi kecelakaan di depan sekolah dari tetangganya. Kemudian, Fitri langsung memberitahukan Ibunya yang saat itu berada di rumah kontrakan di kawasan Kranji, Bekasi Barat.

Fitri mengira ayahnya tak menjadi salah satu korban luka maupun tewas. Hal itu dikarenakan sejak pandemi dan sekolah berlangsung secara daring, Timo sering berdagang keliling.

"Saya kan tahunya bapak keliling jualan, karena sekolah libur pas Covid-19 kemarin. Terus saya kasih tahu, Ibu langsung teriak histeris, kata dia bapak lagi sering dagang di SD situ," ujarnya.

Mereka berdua langsung menyambangi lokasi kejadian. Benar saja, ternyata Timo menjadi salah satu korban tewas yang jasanya dibawa ke RSUD Kota Bekasi. "Ada tetangga saya yang kenal Bapak, dia bilang Bapak ketabrak," tutur Fitri. (tribun network/bas/bum/fer/wly)

 

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved