Kecelakaan Maut
11 Orang Tewas Akibat Truk Trailer Tabrak Menara BTS
Kecelakaan maut truk trailer menabrak tiang BTS (Base Transceiver Station) terjadi di Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu 31 Agustus 2022.
POS-KUPANG.COM - kecelakaan maut truk trailer tabrak tiang BTS ( Base Transceiver Station ) terjadi di Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu 31 Agustus 2022 sekitar pukul 10.00 WIB. Sebanyak 11 orang tewas dalam peristiwa tersebut.
Korban tewas mayoritas pelajar SD yang sedang menunggu jemputan di halte depan SD Negeri Kota Baru II dan III Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Seorang warga Heri (30) menceritakan kengerian kecelakaan maut di Jalan Sultan Agung, Kota Baru, Kota Bekasi, Rabu siang. Menurut dia banyak warga yang teriak histeris minta tolong.
Heri mengatakan, jika ia tak melihat secara pasti awal mula kecelakaan truk kontainer bernopol N 8051 EA itu. Saat itu ia hanya mendengar teriakan warga yang histeris minta pertolongan.
"Posisi saat itu saya lagi di dalam kantor. Nah itu dengar kayak suara tabrakan gitu. Nggak lama dengar teriak warga. Pada histeris gitu minta tolong, langsung saya lihat," kata Heri.
Diungkapkan Heri, ketika itu dirinya sudah melihat truk kontainer sudah menabrak sebuah tiang telekomunikasi persis di depan SDN Kota Baru II dan III, Jalan Sultan Agung, Kota Baru, Bekasi Barat Kota Bekasi.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Adonara, Pelajar SMP Pancamarga Kolimasang Meninggal Dunia
Ketika kejadian kecelakaan itu, ia menyebut memang tengah bertepatan jam pulang anak sekolah. Maka dari itu ia langsung mencoba mendekat ke lokasi kejadian, dan benar ada beberapa anak SD yang menjadi korban.
"Saya juga sempat itu menolong anak SD dua orang, itu laki-laki. Mereka itu kejepit pagar besi. Karena kan saat itu memang lagi jam pulang sekolah, kondisinya anak itu luka-luka," katanya.
Tak berselang lama, ketika dirinya mencoba menyelamatkan dua anak SD itu, ia sempat mencoba menyelamatkan yang lain. Tiang telekomunikasi yang ditabrak truk itu mulai miring, hingga akhirnya ambruk menimpa satu kendaraan roda empat yang ada di depannya.
"Pas kita mau menolong itu, warga teriak, itu tower mau jatuh. Nah jadi tower itu ambruk nggak langsung, jadi agak lama terus miring pelan-pelan, terus ambruk timpa mobil boks," ujarnya.
Kapolsek Bekasi Kompol Salahuddin mengatakan ada 11 orang korban tewas akibat kecelakaan tersebut. Korban kata Salahuddin mayoritas adalah pelajar SD, namun ia tidak menjelaskan ada berapa pelajar SD yang menjadi korban jiwa.
Ia hanya menjelaskan bahwa seluruh korban tewas dilarikan ke dua rumah sakit di Kota Bekasi. "Delapan ke RSUD, sisanya ke RS Ananda," ujarnya.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Desa Rate Rua-Ende antara Truk Tangki dengan Sepeda Motor Dijamin Jasa Raharja
Kata Salahuddin sebelum kejadian truk trailet tersebut melaju dari arah Bekasi menuju Cakung. Setelah melewati fly over Kranji, truk tersebut menabrak tiang hingga roboh.
Berdasarkan penyelidikan sementara polisi menduga truk tidak mengalami rem blong. Karena setelah diujicoba rem berfungsi dengan baik.
"Setelah truk kami evakuasi mesin mobil kami hidupkan bisa berjalan dan fungsi remnya bagus," kata Kapolsek Bekasi.
Polisi juga sudah mengamankan sopir truk kontainer yang mengalami kecelakaan maut di Jalan Sultan Agung, Kranji, Kota Bekasi. Kepada sang sopir polisi langsung melakukan tes urine.
Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Aan Suhanan mengatakan hasil tes urine terhadap sang sopir truk negatif. Artinya ia tidak mengkonsumsi narkoba saat mengemudikan truk kontainer yang mengalami kecelakaan maut di Bekasi.
“Pengemudi sudah kita amankan, sudah dites urine juga, hasilnya negatif, mungkin dia human error," ujar Aan.
Menurutnya saat ini polisi belum bisa meminta keterangan lebih dalam terhadap sang sopir. Sebab kata dia yang bersangkutan mengalami shock dan dalam kondisi tidak stabil.
“Karena masih shock belum bisa dimintai keterangan, nanti secepatnya kita periksa,” katanya.
Dirlantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Latief Usman, kecelakaan maut tersebut melibatkan truk kontainer, dua unit sepeda motor, dan satu unit mobil pikap.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Sumba Tengah, Pemda Perlu Perhatikan Kelayakan Transportasi Pedalaman
Sebanyak 30 orang menjadi korban akibat kecelakaan tersebut, 11 di antaranya meninggal dunia. "Jadi, korban keseluruhan ada 30 orang, yang meninggal ada 11 orang. Anak sekolah yang sudah meninggal tadi anak sekolahnya ada 7 orang," kata Latief.
Pedagang Otak-otak
Salah satu korban tewas kecelakaan truk trailer di Kota Bekasi teridentifikasi bernama Timo (59), seorang penjual otak-otak keliling. Saat insiden terjadi, Timo sedang mangkal di depan sekolah.
"Yang meninggal Bapak saya, waktu itu lagi jualan otak-otak di depan sekolah," kata Fitri (18) anak tiri korban saat ditemui di Kamar Janazah RSUD Kota Bekasi.
Awalnya, ia mendengar kabar bahwa terjadi kecelakaan di depan sekolah dari tetangganya. Kemudian, Fitri langsung memberitahukan Ibunya yang saat itu berada di rumah kontrakan di kawasan Kranji, Bekasi Barat.
Fitri mengira ayahnya tak menjadi salah satu korban luka maupun tewas. Hal itu dikarenakan sejak pandemi dan sekolah berlangsung secara daring, Timo sering berdagang keliling.
"Saya kan tahunya bapak keliling jualan, karena sekolah libur pas Covid-19 kemarin. Terus saya kasih tahu, Ibu langsung teriak histeris, kata dia bapak lagi sering dagang di SD situ," ujarnya.
Mereka berdua langsung menyambangi lokasi kejadian. Benar saja, ternyata Timo menjadi salah satu korban tewas yang jasanya dibawa ke RSUD Kota Bekasi. "Ada tetangga saya yang kenal Bapak, dia bilang Bapak ketabrak," tutur Fitri. (tribun network/bas/bum/fer/wly)