Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 11 Agustus 2022, Memaafkan, Kekuatan yang Menghentikan Rasa Sakit

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Memaafkan, Kekuatan yang Menghentikan Rasa Sakit.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Kamis 11 Agustus 2022 dengan judul Memaafkan, Kekuatan yang Menghentikan Rasa Sakit. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Memaafkan, Kekuatan yang Menghentikan Rasa Sakit.

RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan mengacu pada Yehezkiel 12:1-12, dan bacaan Injil Matius 18:21-19:1, Pesta Santa Klara dari Asisi.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Kamis 11 Agustus 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Orang menyakiti kita. Mungkin peristiwa itu terjadi kemarin, mungkin belum lama ini, mungkin juga sekian tahun yang lalu. Kita tetap belum melupakannya.

Kita disakiti secara kurang adil. Tidak selayaknya diperlakukan demikian. Rasa sakit dan tertekan itu mengendap jauh dalam hati kita, sulit terhapus dari ingatan kita.

Bagaimana mungkin saya memaafkan seorang sahabat yang berkianat, orangtua yang memperlakukan saya sewenang-wenang, kekasih yang tidak setia, pasangan hidup yang sengaja menyakiti saya?

Satu-satunya kekuatan yang dapat menghentikan rasa sakit di dada, di hati adalah kemampuan untuk memaafkan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 11 Agustus 2022, Hidup dengan Hati Murni tanpa Kepalsuan

Matius, penginjil pada hari ini, menampilkan satu kekhasan ajaran Kristiani, yakni perihal pengampunan.

Yesus mengajarkan bagaimana kita mesti mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita.

Petrus bertanya, "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?"

Yesus menegaskan bahwa bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali".

Itu berarti, kita dituntut untuk mengampuni tanpa batas. Pengampunan mesti diberikan terus-menerus seumur hidup tanpa menghitung akhir.

Bila kita tidak mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita, maka Bapa di Surga pun tidak akan mengampuni kita.

“Bapa-Ku yang di Surga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hati”.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved