Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 11 Agustus 2022, Hidup dengan Hati Murni tanpa Kepalsuan

Renungan Harian Katolik berikuti disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Hidup dengan Hati Murni tanpa Kepalsuan.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - RP. Markus Tulu SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari kamis 11 Agustus 2022, dengan judul Hidup dengan Hati Murni tanpa Kepalsuan. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikuti disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Hidup dengan judul Hati Murni tanpa Kepalsuan.

RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk Yehezkiel12:1-12, bacaan Injil Matius 18:21-19:1, Peringatan Santa Klara, Perawan.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Kamis 11 Agustus 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Pada Peringatan Santa Klara, Perawan, kita kaum beriman diminta untuk memelihara hati yang murni.

Santa Klara mengingatkan kita dengan pesan rohaninya untuk kita hayati dalam hidup kita.

"Kerja kita di sini singkat. Tapi upahnya abadi. Jangan biarkan kesenangan palsu dari dunia menipu Anda."

Pesan ini mengarahkan kita untuk hidup dengan mengejar bukan hal-hal yang fana yang sementara tapi yang abadi.

Karena itu hendaknya kita senantiasa insaf bahwa Tuhan mengutus orang pilihan-Nya untuk menegur kita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 10 Agustus 2022, Memberi dengan Sukacita

Seperti Yehezkiel misalnya, ia diutus Allah untuk menegur Israel dari sikapnya yang memberontak agar berubah dan mendengarkan Tuhan.  Jika tidak taat, maka ancamannya adalah bahwa mereka dibuang.

Di sini sebenarnya Tuhan mau agar kita hidup dengan hati yang tertuntun oleh roh dan kebenaran ilahi.

Kita hidup dengan tidak mudah tergoda akan hal-hal yang sementara dan palsu.

Kita harus hidup dengan mengejar hal-hal yang ilahi yang sifatnya abadi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 10 Agustus 2022, Rahasia Menggandakan Berkat dan Sukacita

Karena itu hendaknya kita menyadari bahwa hidup yang demikian hanya bisa terwujud mengandaikan kita memiliki hati yang mulia.

Dan hidup dengan hati yang mulia adalah hidup yang tidak saja taat terhadap apa yang menjadi kehendak Allah, tapi juga hidup dengan hati yang siap mengampuni.

Hidup dengan meniru hati Tuhan yang sabar dan yang selalu mau mengampuni. Hidup dengan hati murni tanpa kepalsuan. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved