Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 7 Agustus 2022, Berjaga-jaga Seperti Bunda Maria
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Berjaga-jaga Seperti Bunda Maria.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Berjaga-jaga Seperti Bunda Maria.
RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini mengacu pada Kebijaksanaan 18:6-9; Ibrani 11: 1-2.8-19; dan bacaan Injil Lukas 12:32-48.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Pekan Biasa XIX, Minggu 7 Agustus 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Kewaspadaan adalah sikap yang perlu dimiliki oleh setiap manusia. Ia waspada terhadap apa yang terjadi dalam hidup selanjutnya.
Wajar bahwa setiap orang hanya mendambakan segala yang baik akan terjadi dalam hidupnya. Bila segala yang baik itu terjadi, orang pasti bersuka cita.
Akan tetapi, hal-hal yang tak baik atau kurang baik dan tak diinginkan kadang-kadang terjadi dalam hidup ini.
Misalnya, menderita sakit, kehilangan orang tertentu, kehilangan barang atau harta tertentu, kehilangan pekerjaan dan kematian.
Ini bagian dari hidup manusia. Tidak didambakan tetapi terjadi.
Sebelum hal-hal demikian terjadi, setiap orang perlu waspada; perlu hati-hati.
Misalnya, menjaga kesehatan, menjaga tali persaudaraan atau menyimpan dengan baik barang atau harta tertentu.
Sayangnya, hal-hal demikian seringkali datang pada saat orang lengah atau kurang waspada.
Bacaan Injil hari ini berbicara tentang kewaspadaan. Yesus mengingatkan para murid dan pendengar-Nya bahwa Anak Manusia akan datang pada saat yang
tidak disangkakan.
‘Saat Anak Manusia datang’ itu boleh ditafsirkan sebagai saat orang meninggal dunia atau saat akhir zaman.
Saat itu akan datang. Ia pasti akan datang, walau waktunya tidak kita ketahui. Ia akan datang seperti pencuri ketika tuan rumah lengah.
Menurut Yesus, murid-murid-Nya perlu menyadari tentang saat kedatangan Anak Manusia itu.
Sambil menantikan kedatangan Anak Manusia itu, para murid harus tetap melakukan tugas-tugas yang dipercayakan kepada mereka.
Tugas-tugas itu adalah melakukan kebaikan, mewartakan sukacita kerajaan Allah.
“Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya datang. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya tuannya itu akan
mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya (ay. 43-44).”
Ini ungkapan penting yang keluar dari mulut Yesus apabila para murid-Nya selalu waspada dengan berbuat baik; bertanggung jawab dengan perutusan yang dipercayakan-Nya kepada mereka.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Pekan Biasa XIX, Minggu 7 Agustus 2022, Berjaga
Saudari–saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Bunda Maria adalah Bunda yang selalu berjaga-jaga dalam hidupnya. Ia hanya mengisi hidupnya dengan melakukan kehendak Tuhan sesuai dengan kata hatinya,
“Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu” (bdk. Luk.1:38). Buktinya adalah ia sangat setia mengikuti Putra-Nya termasuk
ketika Putranya ditinggalkan oleh para murid-Nya saat penderitaan-Nya.
Bahkan ketika Yesus sudah naik ke surga, ia tetap menyertai para murid Putranya yang sudah mulai berkumpul lagi melanjutkan misi sang guru (bdk.
Kis. 1:12-14).
Begitulah cara Bunda Maria berjaga-jaga, berwaspada sambil berbuat baik sesuai dengan kehendak Allah yang memanggilnya.
Kita yakin Allah selalu berbangga dengan Bunda Maria karena ia hanya melakukan kehendak Allah; ia bertanggung jawab dengan panggilannya sebagai bunda
Allah dan bunda Gereja.
Hari ini, Yesus mengajak kita agar selalu waspada, selalu berjaga-jaga dengan berbuat baik sambil menanti hari kedatangan-Nya yang kita tidak tahu kapan persisnya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 6 Agustus 2022, Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya
Kita diajak bertanggung jawab dengan perutusan yang kita terima dari-Nya. Di sisa hidup kita masing-masing, kita hanya perlu berjuang melakukan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan seperti Bunda Maria.
Kita telah mendapatkan banyak hal dari Tuhan dan kita juga dituntut melakukan banyak hal baik yang dikehendaki Tuhan (bdk. Ay. 48).
Bunda Maria adalah teladan kita.
Kontemplasi
Dalam keheningan di hadapan Tuhan, hitunglah waktu sehari semalam, ada 24 jam. Dari jumlah itu lihatlah jadwalmu, berapa jam untuk bekerja, istirahat, kegiatan sosial dan aktivitas lainnya.
Dengan hati yang jujur katakan pada-Nya bahwa waktu yang kau siapkan untuk-Nya belum cukup.
Terimalah teguranNya, “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.”
Doa
Tuhan Yesus yang mahakasih, Engkau memuji bahagia hamba yang berjaga menantikan tuannya.
Semoga teladan Bunda Maria dapat aku ikut dengan setia sehingga aku pun pantas menikmati kebahagiaan yang Engkau janjikan bagi umat manusia yang percaya kepadaMu.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Minggu Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 7 Agustus 2022

Bacaan Pertama: Kebijaksanaan 18:6-9
“Dengan satu tindakan yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan kami.”
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan:
Malam pembebasan telah diberitahukan lebih dahulu kepada nenek moyang kami, supaya mereka benar-benar insaf akan sumpah yang mereka percayai dan menjadi berbesar hati.
Maka inilah yang menjadi harapan umat-Mu, yakni keselamatan orang benar dan kebinasaan para musuh.
Sebab dengan satu tindakan yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan kami, setelah kami Kaupanggil kepada-Mu.
Diam-diam anak-anak suci dari orang yang baik mempersembahkan kurban dan dengan sehati mereka membebankan kepada dirinya kewajiban ilahi ini: orang-orang suci akan sama-sama ambil bagian baik dalam hal-hal yang baik maupun dalam bahaya.
Dan dalam pada itu mereka sudah mulai mendengungkan lagu-lagu pujian para leluhur.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Maz. 33:1.12.18-19.20.22
Refr: Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
atau Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
* Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar, sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.
* Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut, dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
* Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bacaan Kedua: Ibrani 11:1-2.8-19
“Ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang dikarenakan dan dibangun oleh Allah sendiri.”
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani:
Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.
Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya; ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju.
Karena iman, ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing, dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
Sebab ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri.
Karena iman pula Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia, yang memberikan janji itu, setia.
Itulah sebabnya dari satu orang yang malahan telah mati pucuk terpancar keturunan besar seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
Dalam iman, mereka semua ini telah mati sebagai orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi hanya dari jauh mereka melihatnya; mereka melambai-lambai kepadanya dan mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
Andaikata dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
Tetapi yang mereka rindukan adalah tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi.
Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
Karena iman Abraham mempersembahkan Ishak, tatkala ia dicobai. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan, Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.
Abraham percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati! Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: Alleluya
U : Alleluya, alleluya, alleluya
Berjaga-jagalah dan bersiaplah, karena kamu tidak tahu pada hari mana Anak Manusia akan datang.
Bacaan Injil: Lukas 12:32-48
“Hendaklah kamu siap sedia.”
Inilah Injil suci menurut Lukas:
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberi kamu Kerajaan-Nya.
Juallah segala milikmu dan berilah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri, dan yang tidak dirusakkan ngengat.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
Hendaklah kamu seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah, supaya jika tuannya itu datang dan mengetuk pintu, segera dapat dibukakan pintu.
Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari, dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah hamba itu.Tetapi camkanlah ini baik-baik!
Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangka-sangka.”
Petrus bertanya, “Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksudkan dengan perumpamaan ini, ataukah juga semua orang?”
Jawab Tuhan, “Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana, yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada mereka pada waktunya?
Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang.
Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya, Tuanku tidak datang-datang.
Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun wanita, dan makan minum serta mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangka-sangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan itu akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.
Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.
Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang seharusnya mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan.
Barangsiapa diberi banyak, banyak pula dituntut dari padanya.
Dan barangsiapa dipercaya banyak lebih banyak lagi yang dituntut dari padanya.
Demikianlah Sabda Tuhan!
U: Terpujilah Kristus!
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS