Berita Nasional
Andreas Silitonga Beberkan Pengakuan Bharada E: Pelaku Tidak Tahu Apakah Pelurunya Kena atau Meleset
Bharada E ternyata sudah menceritakan kepada Andreas Nahot Silitonga tentang apa yang dilakukannya saat baku tembak antara dirinya dengan Brigadir J.
POS-KUPANG.COM - Bharada E ternyata sudah menceritakan semua kepada Andreas Nahot Silitonga tentang apa yang dilakukannya saat baku tembak antara dirinya dengan Brigadir J atau Nofryansah Yosua Hutabarat.
Kepada Andreas Nahot Silitonga, Bharada E mengaku bahwa ia tidak tahu apakah dalam insiden penembakan itu semua peluru yang ditembakan mengenai korban.
Pasalnya, aksi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E itu terjadi dalam waktu singkat, hanya sekitar dua menit saja.
"Saat baku tembak itu, Bharada E mengaku tembakan pertama, kedua dan ketiga, tapi tidak tahu apakah peluru mengenai sasarannya atau meleset."
Hal ini diungkapkan Andreas Nahot Silitonga, Kuasa Hukum Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu, dalam tayangan di TVone, Selasa 2 Agustus 2022.
Baca juga: Otak Brigadir J Pindah ke Perut di Autopsi Kedua, Begini Penjelasan Ahli Forensik
Dari tayangan itu terungkap bahwa Bharada E memberikan pengakuan kepada Silitonga terkait aksi baku tembak antara Bharada E dengan Brigadir J, di Rumah Dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Jumat 8 Juli 2022 petang.
Kepada Silitonga, Bharada E mengaku dirinya tak tahu apakah tembakannya mengenai sasaran ( Brigadir J ) atau meleset.

Durasi aksi baku tembak Brigadir J dan Bharada E juga sangat singkat, hanya sekitar dua menit.
Dilansir Pos-Kupang.com dari WartaKotaLive.com, Andreas Nahot Silitonga menyebutkan bahwa ia menuturkan fakta tersebut setelah Bharada E mengaku kepadanya tentang peristiwa itu
"Saat baku tembak itu, Bharada E mengaku tembakan pertama, kedua dan ketiga, ia tidak tahu apakah peluru mengenai sasarannya atau meleset," kata Nahot dalam tayangan di TVone, Selasa 2 Agustus 2022.
Bharada E juga tidak dapat memastikan, apakah tembakannya mengenai sasaran atau tidak.
"Kenanya dimana, arahnya kemana, klien kami sama sekali tidak bisa memastikan," ujar Nahot.
Ia menjelaskan dari keterangan Bharada E adu tembak yang terjadi sangat cepat.
Baca juga: Bharada E Baru Ditahan & Jadi Tersangka Kasus Brigadir J, Makin Terkuak Siapa Sutradara Pembunuhan
Bharada E katanya masih melihat Brigadir J berlutut dan bergerak, setelah Bharada E melepaskan 3 tembakan.
"Karena masih ada gerakan, klien kami melakukan tembakan dua kali lagi setelah agak mendekat,
untuk memastikan, sasarannya bisa dilumpuhkan, dan tidak membahayakan dirinya lagi," ujarnya.
Nahot mengatakan ada juga yang menanyakan kepadanya, apakah benar Bharada E mau menembak Brigadir J karena mereka saling kenal dan berteman.
Apalagi mereka sama-sama ajudan Irjen Ferdy Sambo.
"Bagaimana tidak mungkin? Karena tiba-tiba teman baiknya menembak, apa yang dilakukan, sebagai orang terlatih. Apa memeluknya. Mati dia," kata Nahot.
Menurut Nahot, tidak ada konspirasi apapun dalam kasus ini.
"Jadi ada peristiwa yang terjadi sebelum tembak menembak itu," katanya.
Sementara itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sampai saat ini belum bisa mendapat informasi seputar dugaan pelecehan seksual yang dialami istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Chandrawati oleh Brigadir J
Informasi terkait dugaan adanya pelecehan seksual belum didapat Komnas HAM dari orang-orang di seputar peristiwa itu.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyampaikan, ujung tombak dari kasus dugaan pelecehan seksual berada di istri Ferdy Sambo.
"Peristiwa dugaan ini titik krusialnya berada di Bu Putri yang bisa menjawab, apakah pelecehan seksual ini ada atau tidaK," ujar Ahmad, Selasa 2 Agustus 2022.
Baca juga: TERNYATA Komnas HAM lebih Dahulu Temui Kekasih Brigadir J, Sebelum Didatangi Kamarudin Simanjuntak
Ahmad Taufan mengatakan, saat ini pihak Komnas HAM belum bisa meminta keterangan istri Ferdy Sambo.
"Kami belum bisa, karena masih koordinasi dengan LPSK-nya juga ," ujar Ahmad.

Karenanya kata Ahmad Taufan Damanik, pihaknya belum bisa memberi kesimpulan terkait dugaan kasus pelecehan seksual itu.
"Sampai saat ini kami belum bisa memberikan informasi terkait itu. Kami menunggu kesiapan Ibu Putri dulu," kata Taufan.
Ahmad menjeskan dalam dugaan aksi tembak menembak antara Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E dan Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J,
Masih ada satu ajudan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang lain yakni Ricky.
Dalam keterangannya kepada Komnas HAM, Ricky mengaku menyaksikan insiden tembak-tembakan tersebut.
Tetapi dia tidak tahu persis siapa orang yang sedang adu tembak dengan Brigadir J.
"Belakangan dia baru tahu bahwa itu ternyata tembak-tembakan antara Bharada E dan Bigadir J," kata Taufan.
Saat itu kata Ahmad Taufan, Ricky hanya mendengar istri Ferdy Sambo berteriak-teriak meminta tolong dengan memanggil namanya dan Richard.
Ricky yang saat itu berada satu lantai dengan istri Ferdy Sambo, berlari menuju ruang utama asal teriakan.
Namun di situ, Ricky melihat Brigadir J sedang mengacungkan senjata ke arah tangga.
Dia tidak melihat siapa orang yang berada di atas tangga itu.
Baca juga: Komnas HAM Sebut Istri Irjen Ferdy Sambo Jadi Saksi Hidup Kasus Kematian Brigadir J, Begini Katanya
Ketika Brigadir J melepaskan beberapa tembakan ke atas, Ricky mengaku bersembunyi di balik kulkas.
Keterangan Ricky ini, menurut Taufan, mirip dengan keterangan Bharada E kepada Komnas HAM.
Saat itu katanya Bharada E bilang, mengaku berada di lantai dua dan tengah membantu asisten rumah tangga yang sedang membersihkan kamar.
Namun ia mendengar istri Ferdy Sambo memanggil-manggil namanya sembari berteriak minta tolong.
"Richard lantas berlari menuruni anak tangga. Di situ dia melihat Brigadir J sedang berada di ruang utama dan bertanya ada apa.
Namun pertanyaan Richard kata Taufan dibalas Yosua dengan tembakan. Adu tembak keduanya akhirnya terjadi dan menewaskan Brigadir J. (*)
Berita Lain Terkait Brigadir J
Ikuti Berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS