KKB Papua

Jurnalis KKB Papua Meninggal, Pangkat Prajurit Satu, Peti Jenazah Diselubungi Bintang Kejora

Seorang jurnalis anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua, Kristianus Tebai  meninggal dunia di Odiyai, Kabupaten Dogiyai, Papua. 

Penulis: Alfons Nedabang | Editor: Alfons Nedabang
TANGKAPAN LAYAR
PEMAKAMAN JENAZAH - Suasana pemakaman jenazah Kristianus Tebai di Odiyai, Kabupaten Dogiyai, Papua. Selain bekerja sebagai jurnalis, Kristianus Tebai merupakan prajurit satu TPNPB-OPM atau KKB Papua Kodap XI Odiyai Dogiyai. 

POS-KUPANG.COM - Seorang jurnalis anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua, Kristianus Tebai  meninggal dunia di Odiyai, Kabupaten Dogiyai, Papua. 

Peti jenazah Kristianus Tebai diselubungi bendera Bintang Kejora. Sebelum peti dimasukkan ke liang lahat, diberi penghormatan terakhir oleh pasukan.

Dalam struktur Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ( TPNPB-OPM ) Kodap XI Odiyai Dogiyai, Kristianus Tebai berpangkat prajurit satu.

Video upacara penguburan jenazah Kristianus Tebai di Odiyai Dogiyai diunggah akun Rimba Hutan 61 TPNPB-OPM, Kamis 27 Juli 2022.

Suasana berduka sangat terasa. Ada tenda duka, serta suara ratapan ibu-ibu. Setelah ibadat selesai dibawakan oleh pendeta, dilanjutkan dengan pembacaan riwayat hidup.

Petugas pembaca riwayat hidup menyampaikan bahwa pangkat Kristianus Tebai dalam TPNPB-OPM Kodap XI Odiyai Dogiyai adalah prajurit satu.

Baca juga: Panglima Tertinggi KKB Papua : Kami Tidak Berhenti Perang Sampai Papua Merdeka

"Pangkat terakhir adalah prajurit satu," sebut petugas.

Di luar tenda duka berkibar juga bendera Bintang Kejora.

Seorang pria memimpin penghormatan terakhir kepada jenazah Kristianus Tebai.

"Kepada seluruh pasukan Komnas TPNPB Kodap XI Odiyai Dogiyai, kepada sang pejuang tuan Kristianus Tebai, hormat senjata, grak," ucap pria itu memberi aba-aba.

Anggota TPNPB-OPM yang hadir pun langsung memberi hormat dengan mengangkat tangan.

Setelah penghormatan, peti jenazah Kristianus Tebai diturungkan ke liang lahat dengan menggunakan tali.

Kemudian,pria yang memimpin penghormatan terakhir memberi sambutan.

Dia mengatakan bahwa dalam gerakan ada banyak orang yang dipanggil, tapi yang benar-benar melawan sistim ketidakadilan hanya satu dua orang.

"Dalam gerakan organisasi, siapa saja bisa memakai gelang, tapi setia dalam gerakan itu hanya satu dua orang," kata pria itu.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved