KKB Papua

Dituduh Bunuh Musa Tabuli & Hubertus Maben, Pejabat Ini Jadi Target KKB Papua: Akan Kami Tembak Mati

Sampai saat ini Anggota KKB ( Kelompok Kriminal Bersenjata ) di Papua tak henti-hentinya menebar ancaman pembunuhan. Salah satunya kepada pejabat ini.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
KKB -- Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua ini membacarakan surat pernyataan yang isinya menolak pemekaran daerah otonomi baru (DOB dan menyatakan Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw jadi buruan KKB. 

"Kami akan tembak mati para pejabat itu, karena mendukung pemerintah kolonial yang menjajah Papua," ujar pria yang membacakan surat pernyataan itu.

Baca juga: TPNPB - OPM Makin Menjadi-Jadi Usai Bunuh Warga Sipil, Kini Tetapkan Mantan Kapolda Jadi Buronan KKB

Dibacakan pula, bahwa surat pernyataan itu akan dikirim juga ke TPNPB-OPM sebagai induk organisasi pejuang Papua merdeka dan pimpinan tinggi TPNPB-OPM di Victoria, Inggris.

Video berdurasi singkat itu menuai beragam komentar nitizen. Ada yang pro TNI Polri, ada juga yang memihak KKB Papua.

Untuk diketahui, hingga saat ini KKB Papua tak henti-hentinya melancarkan aksi kejam baik terhadap warga sipil maupun aparat TNI Polri.

Dalam tindakannya, KKB Papua umumnya melakukan aksi bengis. Mereka seenaknya membunuh warga sipil tanpa mempedulikan rasa kemanusiaan.

Tindakan kejamnya itu membuat warga meradang. Warga pun meminta aparat TNI Polri untuk menangkap para pelaku dan menjatuhkan hukuman seberat-beratnya.

Hingga saat ini tak sedikit korban jiwa yang melayang gegara tindakan KKB, termasuk aksi bengis yang terjadi pada Sabtu 16 Juli 2022, baru-baru ini.

Dalam insiden tersebut, 11 warga wipil meninggal dunia setelah dibantai secara sadis oleh anggota KKB Papua.

Dari 11 warga sipil tersebut, tiga di antaranya adalah warga asal Nusa Tenggara Timur ( NTT ), termasuk Yohanes Rangkas, seorang warga Kabupaten Manggarai, Flores.

Untuk diketahui, kasus ini menarik perhatian Lembaga Advokasi Hak Asasi Manusia, Amnesty Internasional Indonesia (AII).

Direktur Eksekutif AII ( Amnesty International Indonesia ) Usman Hamid pun meminta satu hal kepada Presiden Jokowi.

"Tolong hentikan kasus ini. Semua kalangan sudah meminta agar pemerintah segera mengevaluasi pendekatan keamanan sebagaimana yang dilakukan selama ini."

Pihak lain yang juga turut meminta agar segala bentuk tindakan kriminal di Papua, adalah kalangan akademisi dan para mahasiswa.

Baca juga: Eks Prajurit TNI Gabung KKB Papua Jadi Otak Pembantaian 11 Warga di Nduga

Usman Hamid mengatakan dalam kasus ini, negara harus segera berupaya untuk menghentikan siklus kekerasan di daerah itu.

Selama ini, katanya, hampir setiap hari ada korban jiwa yang berasal dari berbagai kalangan. Dan, warga sipil paling banyak jadi korban dalam konflik bersenjata itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved