Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 10 Juli 2022, Menjadi Pelaku Kasih dan Pelaksana Firman
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Menjadi Pelaku Kasih dan Pelaksana Firman.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Menjadi Pelaku Kasih dan Pelaksana Firman.
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan mengambil inspirasi dari bacaan Minggu 10 Juli 2022, yaitu Ulangan 30:10-14; Kolose 1:15-20, dan bacaan Injil Lukas 10:25-37.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini tersedia pula teks lengkap bacaan-bacaan Minggu 10 Juli 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Selamat hari Minggu biasa XV bagi kita semua. Musa memanggil orang Istael dan berkata, "Hendaklah engkau berbalik kepada Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
Kata-kata ini mengingatkan Israel dan kita sekarang untuk kembali ke jalan Tuhan dan bertobat dengan hati murni.
Kembali ke jalan Tuhan mengingatkan kita akan Kristus sebagai kepala tubuh, yaitu jemaat.
Sebagai kepala tubuh Kristus, Yesus telah menunjukkan diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup.
Di sini kita diminta untuk mengikuti jalan yang ditunjukkan Kristus dan diyakini sebagai jalan yang menyelamatkan.
Sedang sebagai kebenaran kita diminta untuk taat dan setia mendengarkan Dia. Karena hanya dengan demikian, maka arah perhatian dan tujuan kita tak mungkin tersesat.
Dan sebagai kehidupan kita diminta untuk terus meneropong batin supaya hidup kita tak pernah menyimpang dari apa yang dikehendaki Kristus.
Kita orang beriman senantiasa diingatkan Yesus dengan ajaranNya, "Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dengan segenap akal budimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Ajaran Yesus ini sebenarnya mau meminta kita untuk menjadi pelaku kasih dan pelaksana Firman. Karena hidup dengan tanpa kasih yang murni sebenarnya kita sedang mendulang dusta, menipu diri dan membohongi sesama.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 10 Juli 2022, Memeluk Identitas Orang Samaria
Karena kasih yang murni hanya bisa ditunjukkan pada korban dan pemberian diri kepada sesama dengan tidak mengharapkan pamrih.
Kasih yang murni menuntut diri pribadi mempersembahkan hidup demi sukacita hidup sesama.
Di sinilah letaknya mutu hidup dan mutu iman kekristenan kita sesungguhnya.
Sampai di sini kita menyadari bahwa panggilan kita yang pertama-tama dan utama sesungguhnya adalah pertobatan batin dan sesudah itu menjadi pelaku kasih dan pelaksana Firman.
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 10 Juli 2022

Bacaan Pertama: Ulangan 30:10-14
Hendaklah engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu
Pembacaan dari Kitab Ulangan:
Pada waktu itu Musa memanggil segenap orang Israel berkumpul, lalu berkata kepada mereka, “Hendaklah engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini; dan hendaklah engkau berbalik kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu, dan tidak pula terlalu jauh; tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melaksanakannya?
Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan pergi ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melaksanakannya? Firman itu sangat dekat padamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu; hendaklah engkau melaksanakannya.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 69:14,17,30-31,33-34,36ab,37
Refr. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
1. Aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku, dengan pertolongan-Mu yang setia! Jawablah aku, ya Tuhan, sebab baiklah kasih setia-Mu, berpalinglah kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar!
2. Aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur,
3. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari-cari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orangNya yang ada dalam tahanan.
4. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda. Anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.
Bacaan Kedua: Kolose 1:15-20
Keutamaan Kristus
Pembacaan dari Surat Santu Paulus kepada Jemaat di Kolose:
Saudara-saudara, Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu Jemaat.
Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu.
Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: Yohanes 6:63c.68c
Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.
Tuhan, Sabda-Mu adalah roh dan kehidupan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.
Bacaan Injil: Lukas 10:25-37
Orang Samaria yang murah hati
Inilah Injil Suci menurut Lukas:
Sekali peristiwa seorang ahli Taurat berdiri hendak mencobai Yesus, katanya, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?”
Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?”
Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Kata Yesus kepadanya, “Jawabmu itu benar! Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup,”
Tetapi untuk membenarkan dirinya, orang itu berkata lagi kepada Yesus, “Dan siapakah sesamaku manusia?”
Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.
Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu.
Ia melihat orang itu, tetapi melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur.
Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri, lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’.
Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab ahli Taurat itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.