Berita Flores Timur Hari Ini
Kurun Waktu 25 Tahun Tercatat 151 Orang Meninggal Akibat Virus HIV/AIDS di Flores Timur
Berdasarkan grafik data risiko kematian akibat aids yang disodorkan KPA Flotim, angka kematian selama dua dasawarsa itu sudah menewaskan 151 orang
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Amar Ola Keda
POS-KUPANG.COM,LARANTUKA - Dalam kurun waktu 25 tahun sejak tahun 1997 sampai Maret 2022, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Flores Timur (Flotim) mencatat jumlah kasus penyebaran virus HIV/AIDS mencapai 417 orang.
Berdasarkan grafik data risiko kematian akibat aids yang disodorkan KPA Flotim, angka kematian selama dua dasawarsa itu sudah menewaskan 151 orang.
Penyakit menular mematikan ini juga dibagi menjadi dua bagian yaitu, positif HIV berjumlah 86 orang dan AIDS sebanyak 331 orang. Sementara penyandang HIV/AIDS yang masih hidup hingga saat ini berjumlah 266 orang.
Menurut Sekretaris KPA Flotim, Emanuel Halan yang dikonfirmasi belum lama ini mengatakan, HIV bisanya tanpa gejala sebelum berkembang menjadi AIDS.
"Gejala HIV tidak ada, kalau gejala AIDS baru ada. Jadi bayangkan saja selama sepuluh tahun dan menikah maka akan tertular pada istri, pada suami bahkan sampai ke anak," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Belu dan Bethesda Yakkum Bikin Rencana Aksi Cegah HIV-AIDS
Menurut Emanuel, persoalan HIV dan AIDS menjadi pekerjaan serius lebih khusus dalam upaya menyadarkan masyarakat agar mau diperiksa.
"Kita terus berusaha melakukan sosialisasi, memeriksa, dan memberikan obat gratis apabila yang bersangkutan positif HIV," katanya.
Karena sudah ada korban jiwa, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan penanganan secara intens bagi warga yang sudah diperiksa kemudian diberikan obat gratis.
"Kuncinya mereka mau untuk diperiksa dahulu, setelah itu kita berikan obat ARV. Obat jenis ini untuk menghambat perkembangan virus," ucap Emanuel.
Selain mengoptimalkan pelayanan, KPA Flotim juga berupaya mengedukasi masyarakat agar terhindar dari stigma sosial terhadap penderita HIV dan AIDS.
Baca juga: Sosialisasi HIV dan AIDS di Sela-sela Pengenalan Tanaman Obat Tradisional Bagi IRT
"Tugas kita juga mensosialisasikan masyarakat agar mereka bisa menerima kehadiran penderita AIDS," tandasnya.
Sejauh ini, kehadiran penderita HIV dan AIDS masih belum sepenuhnya diterima masyarakat. Mereka sering terdiskriminasi dan dikucilkan.
"Stigmanya masih tinggi kurang lebih sepuluh tahun terakhir. Sudah stigma, mereka juga didiskriminasi," tutupnya. (*)